Mine ~4~

2.4K 260 133
                                    

Jb duduk di pinggir ranjang membelakangi Jinyoung, sambil mengancing kembali kemejanya. Gerakan mengancingnya terhenti saat jari-jari lentik Jinyoung melingkar di perutnya, dengan dagu jinyoung yang menempel di bahu Jb.

"Apa kau menyesal Hyung?" Jinyoung bertanya dengan suara lirih.

"Tidak seharusnya Kita melakukannya, Jie." Jb melepaskan tautan tangan jinyoung yang memeluk perutnya dari belakang. Terdengar jelas nada penyesalan di suaranya.

Tidak tahukah Jb, hati Jinyoung sakit di perlakukan seperti ini. Bukankah tadi Jb menikmatinya? mereka bercinta bukan hanya satu kali, tapi Jb memasukinya berkali-kali.

"hiks...hiks..." Jb berbalik menatap Jinyoung, setelah mendengar isakan tangis dari namja manis itu. Perasaan bersalah kembali menyelimuti Jb. Ia terbawa suasana, bukan, hatinyalah yang sangat sulit di kontrol. Jinyoung membuatnya terlena dan gila, bahkan Jb seakan tidak cukup dengan percintaan mereka. Tetapi saat pesan masuk dari Youngjae beberapa menit lalu menyadarkannya. Dia sudah memiliki Youngjae, tidak seharusnya Jb bermain api.

Jb meraih tangan Jinyoung, mengusap punggung tangan Jinyoung dengan jempol jarinya.

"Maafkan Aku Jie, Aku khilaf. Aku tidak ingin menyakitimu, sungguh."

"Apa Kau menyesal hyung? Kau menyesal menciumku dan bercinta denganku? Hiks...a-apa Kau menganggapku murahan?" tangis Jinyoung pecah, rasanya begitu sesak. Jb langsung mendorongnya menjauh hanya karena sebuah sms.

"A-ku menyesal karena lepas kontrol, aku yang bajingan disini Jie, Aku tidak menganggapmu murahan atau sejenisnya. Tapi, Kau tahu Aku sudah bertunangan." liri Jb, Ia tidak tega melihat Jinyoung menangis. Entah kenapa hatinya sakit dan tidak rela mata indah itu mengeluarkan air mata. Jb mengusap wajah sembab Jinyoung. Tapi air mata Jinyoung malah mengalir semakin deras.

"Hyung, jangan campakan Aku. Aku tahu Kau sudah bertunangan, Aku tidak masalah, asal Aku tetap di sisimu. Kau satu-satunya yang membuat jantungku berdegup cepat setelah membeku lima tahun yang lalu." Jinyoung memeluk Jb erat. Yang Ia inginkan saat ini adalah Jb, Ia tidak peduli apakah Jb dan Jarbum orang yang sama. Hatinya sungguh berdebar bersama Jb, hangat, dan nyaman.

"Jie jangan seperti ini."

"Hiks..tetaplah di sisiku Hyung, kalau Kau membuangku, Aku akan menemui Youngjae dan mengatakan tentang Kita!"

"Jie?! Kau mengancamku?"

Bukanya menjawab Jinyoung malah menangis semakin kencang. "Maafkan akua hyung, aku egois.. Hiks...aku hanya takut kehilanganmu. Aku mencintaimu hyung, sungguh.." ucap Jinyoung sesegukkan.

Jb menangkup wajah Jinyoung, menatapnya lembut. "jangan menangis, aku mohon, hatiku sakit melihatmu seperti ini."

Jinyoung meraih wajah Jb, menempelkan bibirnya ke bibir Jb, melumatnya paksa. Jb kewalahan mendapat serangan mendadak dengan ciuman bertubi-tubi. Namun tidak berlangsung lama, Jb terlena oleh bibir plum penuh milik Jinyoung. Jb membalas ciuman Jinyoung dengan menghisap bibir bawah Jinyoung kuat, membuat sang pemilik mendesah nikmat. Jinyoung membawa tubuh Jb berbaring di atasnya. Mereka memulai kembali pergumulan yang baru saja selesai beberapa waktu lalu.

Sudah Jb katakan, dirinya seakan tidak pernah puas dengan tubuh Jinyoung. Segalanya terasa pas, seakan tubuh Jinyoung tercipta memang sengaja di pasangkan dengannya.

***
Youngjae menunggu Jb pulang dengan perasaan cemas, hatinya tidak tenang sejak tadi. Semenjak Mereka menginjakkan kaki ke Korea, Jb terlihat sedikit aneh.

"Apa keputusanku kembali ke Korea itu salah?"

"Maafkan Aku Hyung, Aku melakukan semua ini karena terlalu mencintaimu dan Aku tidak sanggup harus kehilanganmu lagi." gumam Youngjae pelan.

Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang