Mine ~ 16

2.2K 249 136
                                    

"Mark hyung lupakan semuanya...seharusnya kita tidak melakukan itu."

"Maafkan aku Youngjae, aku terbawa suasana. Aku akan bertanggung jawab." ucap Mark tegas, ia mencoba meraih Youngjae dan membawanya ke pelukan tetapi Youngjae mengangkat tangan ke udara, mengarahkan pada Mark menyuruh Mark berhenti.

"Mark hyung berhenti! tidak..hikss..kau harus melupakanya. Jangan sampai ada orang lain yang tahu !" Youngjae bangkit dari kasur dengan selimut menutup tubuhnya, ia mengambil semua pakaiannya yang berserak di lantai dan segera masuk ke kamar mandi.

Mark menatap nanar punggung Youngjae, ia menjambak rambutnya frustasi dan kesal. Bukankah mereka menikmatinya tadi, mereka melakukanya dalam keadaan sadar tapi kenapa Youngjae bersikap seolah-olah...Mark memaksanya.

Youngjae tidak bisa melupakan kejadian dua bulan yang lalu, kesalahan besar yang ia lakukan dengan Mark. Selama dua bulan itu pula ia terus menghindari Mark, Youngjae menjadi lebih banyak diam. Hubunganya dengan Jb tidak ada kemajuan apapun, Jb lebih banyak mengurung dirinya di ruang studionya atau di kantor dan tempat pemotretan. Jb hanya akan keluar sesekali jika ia memanggilnya untuk makan malam atau sarapan.

Seperti sekarang, dirinya sedang makan malam dengan Jb, tidak ada pembicaraan berarti, Jb selalu memberinya dinding penghadang di tengah mereka. Suasana rumah tidak sehangat dulu, tidak ada lagi Jb yang mengkhawatirkanya atau peduli padanya. Hati Youngjae sakit mendapat perlakuan dingin dari Jb, tapi ia tidak sanggup menjeritkan suara hatinya, tidak sanggup untuk protes karena Youngjae takut jika ia membuka mulut maka Jb akan meninggalkannya lagi. Tapi apa arti dari hubungan ini jika Jb memperlakukanya seperti orang asing yang tidak saling mengenal?

Nafsu makan Youngjae semakin berkurang, ia merasa tubuhnya jauh lebih lemas dan ia mejadi mudah lelah dan mengantuk. Pikiranya terlalu kacau, ia berpikir mungkin karena pekerjaan, masalah Jb dan Mark membuatnya seperti ini.

Youngjae sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanan di depannya tanpa minat, sedangkan Jb sudah menghabiskan makananya dan membawa piring kotor ke tempat pencuci. Tanpa peduli dan niat bertanya, kenapa pria manis di depanya tampak pucat dan tidak juga menyentuh makanannya. Jb memang sudah tidak peduli dengan Youngjae, perasaanya kepada pria manis itu hanya tersisa sebuah kebencian.

Bukannya Jb tidak menyadari perubahan Youngjae, hanya saja ia tidak peduli, sungguh, Jb tidak ingin tahu apa yang terjadi dengan tunanganya itu.

Jb juga memiliki beban pikiran tersendiri, Baby'nya, Park Jinyoung. Jinyoung sudah sehat, ia telah kembali bekerja dan tampak baik-baik saja. Ya, Jinyoung terlihat biasa saja di luar tetapi Jb sering memergokinya menangis di toilet. Jb sering melihat makan siang'nya yang berakhir di tong sampah karena Jinyoung membuangnya diam-diam. Jinyoung menjadi jauh lebih diam dari biasanya dan gila kerja. Jinyoung menganggap Jb tidak ada, mengabaikan sepenuhnya keberadaan Jb tetapi diam-diam mencuri pandang ke arahnya. Kenapa Jb tahu? karena hampir setiap detik matanya terarah ke arah Jinyoung.

"Jb hyung." panggil Youngjae pelan.

"Im Jaebum, namaku Im Jaebum, kau tahu kan?" jawab Jb dingin.

Youngjae mengangkat kepalanya, melihat wajah Jb dengan rahang menggeras dan menatap dingin ke arahnya. "Tapi Jb juga nama kecilmu hyung?" lirihnya pelan.

Jb tersenyum hambar. "Terserah."

"Apa kau begitu membenciku hyung? kalau kau membenciku kenapa kau kembali?" Youngjae bertanya dengan suara pelan tapi Jb mendengarnya dengan jelas. Tawa remeh yang Jb lontarkan merobek semakin lebar hati Youngjae.

"Berhenti akting menjadi orang yang paling lemah dan polos disini Youngjae ! Dari awal semua ini hanya manipulasimu dan Mark, kalian mengubah jalan hidupku sesuka hati kalian hanya karena keegoisan kalian! Aku tidak percaya memiliki teman seperti kalian berdua dulu !"

Mine (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang