"Hey, maaf tapi koper dan barang-barang ini mengganggu." Ucap Mari menunjuk lorong penginapan yang dipenuhi dengan koper-koper dan kardus-kardus.
"Bisa kau bawakan ke kamar tempatku akan tinggal sementara?" Victor dengan santainya melambaikan tangan. "Tinggal?" Ucap Yuuri dan Minako berbarengan.
~~~
Karuki dan Yuuri meletakkan box-box terakhir sambil menghela nafas, walau sebenarnya cuma Yuuri sih yang menghela nafas.
"Wow! Kamar yang kecil dan klasik sekali ya. Apakah disini ada sofa?" Ucap Victor dengan gembira "tidak ..." jawab Karuki yang berdiri disamping Yuuri.
"Aku minta maaf. Yang tersedia hanya ruangan banquet yang tidak terpakai ini." Yuuri mengadahkan kepalanya menatap Victor yang berdiri "kau terlihat gelisah. Kau bisa membayar biaya pelatihan setelah sukses! Aku akan menagihnya nanti" ucap Victor tanpa beban.
Yuuri menatapnya dengan wajah aduh-mampus-aku yang membuat Karuki memerah karena tidak kuat menahan tawa "HAHAHAhaha, ups" membuat Yuuri mencubit paha sepupunya itu. Membuat Karuki duduk sambil mengusap pahanya yang dicubit.
"Yuuri, beri tahu aku semua tentangmu. Rink yang seperti apa? Apa yang ada di kota ini? Adakah perempuan yang kau sukai?" Victor meraih dagu Yuuri, perlahan mengikis jarak diantara mereka.
"Sebelum kita latihan, ayo kita bangun kepercayaan dalam hubungan kita." Karuki mundur dengan teratur, sialnya Victor segera menggengam tangannya.
Sepersekian detik kemudian Yuuri segera melepaskan diri dari pose ambigu tersebut dengan panik, membuat Karuki ikut menarik paksa tanggannya. "Apa? Kenapa kalian kabur?" Victor bertanya dengan tampang polos.
"Uh, tidak ..." Yuuri menjawab gugup.
"Maaf, insting" ucap Karuki.
'Aku masih takut berada didekatnya.' batin Yuuri panik.
~~~
Karuki baru saja selesai menggelar futon dan kini duduk diatasnya sembari membaca sebuah novel. Sedangkan Yuuri tengah memandangi poster-poster Victor dari tempat tidurnya. "Ruu, maaf kau jadi terlibat" ucap Yuuri menatap adik sepupunya "kinishinaide sudah biasa kok" jawab Karuki tersenyum.
Tok tok tok
Suara tersebut membuat mereka berpandangan bingung. "Yuuri, ayo tidur bersama" suara Victor terdengar dari balik pintu "sebagai pelatih, masih banyak yang harus kupelajari tentangmu" lanjutnya.
"Tidak!" Teriak Yuuri menahan pintu, ia menatap panik poster-posternya. Dengan sigap Karuki melepas poster-poster tersebut tanpa merusaknya sedikitpun dan menyerahkannya pada Yuuri. Karuki menggantikan Yuuri menahan pintu.
'Kami hampir tidak pernah bicara karena aku selalu melihatnya sebagai sesuatu yang tinggi, dan sekarang dia ada disini ...' batin Yuuri menatap poster-poster tersebut.
Setelah akhirnya Victor menyerah karena ia akhirnya tau Karuki tidur dikamar Yuuri yang kecil dan tidak mungkin mereka tidur bareng seperti tumpukan ikan sarden. Yuuri pun mendapat ketenangan untuk segala kegelisahannya.
Karuki sudah bergelung difutonnya, namun Yuuri masih bergerak gelisah.
'Sekarang aku mengerti. Hatiku berdebar karena aku sangat senang.' Batinnya.
~~~
Pagi harinya mereka jogging menuju Ice Castle, tentu saja yang jogging hanya Yuuri dan Karuki sementara Victor naik sepeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story on Ice
FanfictionTumpahan ide saya ketika udah nyelesain Yuri on Ice!!