Prolog

96 2 0
                                    

Suatu ketika di ruang tamu untuk cinta, rindu dan harapan pernah duduk bersama. Saling menggenggam jemari erat; mamatri janji atas keakuan perasaan yang merunduk pada keteduhan, juga cita-cita penyatuan.
Kini
Kini, di ruang tamu untuk cinta, rindu malah membuang wajahnya. "Aku takut terluka lagi!" Lirih ucapnya.
Di balik kekalahannya, rindu itu masih ingin bertemu dengan harapan yang telah ia tinggalkan. Harapan yg awalnya menumbuhkan tunas rindu bersemu dan merindang daun.
Harapan itulah yang selalu menanak getarnya untuk terus mengejar rindu tanpa henti mencari majikannya: Cinta!
"Di mana alamatnya?"
Di ruang tunggu untuk cinta, rindu menghela bisu dan merasakan sendat di dadanya. "Di sini!"
Harapan menuntun rindu rebah di dadanya.
"Di sini, kita menanti!"


cerita ini dipersembahkan untuk cinta, demi cinta, dan kepada cinta❤

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang