Part 1: The story beginning

2.4K 145 13
                                    


2025, seoul-South Korean

Seorang gadis kecil memeluk boneka kelinci pemberian ayahnya erat, tubuhnya bergetar ketakutan saat mendengar pecahan perabotan diluar kamarnya. Air mata sudah mengalir dengan derasnya di pipi mulusnya, bibirnya kembali bergetar hebat saat mendengar teriakan-teriakan menggema itu.

Gadis itu seakan berharap ia ditelan bumi karena ketidak tahuannya, ia benar-benar tak mengerti situasi ini. saat gadis itu membuka pintu kamarnya, ia hanya melihat sosok yang paling berarti dalam hidupnya terduduk di atas sofa sembari menutup kedua wajahnya. Melihat sosok kesayangannya yang begitu rapuh lantas gadis itu berhambur berlari kearah sosok itu.

"appaa" tangis gadis itu pecah dalam pelukan sosok tadi. Ayahnya membalas pelukan putri kecilnya untuk dirinya. Tak ada setetespun air mata di wajah ayahnya kini. Pria itu, pria yang mulai memiliki beberapa garis keriput di samping matanya hanya bisa bersabar dan berharap semuanya akan berakhir lebih baik dari ini.

Irine melemparkan vas bunga disebelahnya dan meraih foto yang terselip dibawahnya. Irine mengangkatnya tinggi untuk menunjukkannya pada pria paruh baya itu.

"apa kau tak bisa melupakannya? Bahkan setelah kehadiran seolmi?" Tanya wanita paruh baya dengan mata berkaca-kaca menatap pria berkacamata dengan wajah tampannya.

"apa yang kau bicarakan?" Tanya pria paruh baya itu bingung.

"kenapa kau masih menyimpan foto itu? Apa kau benar-benar terobsesi padanya? Sadarlah Oh sehun! kau tak seharusnya masih memikirkan wanita yang bahkan tak ada didunia ini!!" tegas wanita paruh baya itu sembari menatap sehun dengan wajah tegasnya.

"kemanhae Irine-ssie!" ketus sehun tajam.

"aku sudah bersabar selama 6 tahun ini terhadapmu.. tapi kau tetap sama.. kau tak sedikitpun menyadari kehadiranku, aku ingin cerai darimu!!" tegas wanita itu lalu pergi begitu saja.

Oh Seolmi-gadis kecil sehun-melangkah mendekati ayahnya yang tidur di halaman belakang rumahnya, seolmi ikut merebahkan tubuh disebelah ayahnya. Ketika seolmi sadar bahwa ayahnya benar-benar tertidur, seolmi memiringkan tubuhnya agar bisa menatap wajah ayahnya dengan lekat. Tiba-tiba setetes air mata jatuh dari kelopak mata sehun yang tertutup.

Merasakan sesuatu yang mengalir di pipinya membuat sehun membuka matanya pelan, orang pertama yang ia lihat adalah sooji, wanita yang selama ini ada didalam benaknya. Wanita yang selama ini seakan magnet yang terus berputar dikepalanya.

Tangan sehun bergerak menyentuh jidat sooji dengan telunjuknya lalu bergerak turun hingga melewati hidung, bibir dan dagu sooji. seulas senyum terukir diwajah tampan itu yang memperlihatkan segurat kerutan dipinggir mata wajah tampan sehun.

"no wasseo?" Tanya sehun parau. Sooji hanya tersenyum kecil dengan tulusnya menatap sehun. Sehun terhenyak sekejap lalu kembali menutup matanya dan membukanya kembali.

"appa" suara seolmi membuat penglihatan sehun semakin jelas.

"seolmi-ya.." ujar sehun berat lalu memeluk putri kecilnya.

"kenapa appa menangis saat tidur? Apakah appa mimpi buruk?" Tanya seolmi dengan wajah polosnya setelah sehun melepaskan seolmi dari pelukannya.

"aani.. appa sedang mengenang kenangan terindah yang appa miliki" jawab sehun dengan seukir senyum yang berusaha ia buat senatural mungkin meski hatinya meronta karena sakit.

"kenangan? Apa itu seperti kejadian masa lalu?" Tanya seolmi kembali.

"nae. Tapi, jika appa bilang bahwa appa tidak mencintai eomma.. apa seolmi akan marah pada appa?" Tanya sehun lembut dan hati-hati.

In My DreamWhere stories live. Discover now