Number 2

22 1 0
                                    

Rendi namanya. Anak XI.S.2 kayak Lena. Dulu dia sekelas denganku dan Lena tentunya. Tapi sekarang tidak. Teman segerombolan Adi. Rendi dulu pernah suka Lena tapi berhenti karena tau Lena sudah punya pacar.

"Oke" jawabku lalu menutup telfon
Tak lama kemudian Lena keluar di temani Reno dan Rendi.
"Hai Di" sapa Rendi kepada ku dengan senyum yang sejak dulu aku suka
"Eh Hai Ren" jawabku kikuk
"Gue pulang ya bro. Bilangin Adi makasih udah ajak gue main ke rumahnya" pamit Lena pada Reno dan Rendi
"Siap bos" sahut Reno cengar cengir
"Duluan ya Ren" ujurku sambil menyalakan motor
"Oke" jawan Reno dan Rendi bersamaan.

Sesampainya di rumah Lena langsung berdandan untuk ngedate bareng Faris. Lena sama Faris udah lama banget pacaran. Faris sayang banget sama Lena. Begitu juga Lena. Aku udah anggep Faris kayak kakakku sendiri
"Odi. Pamitin mama papa ya. Gue mau ngedate sama faris" teriak Lena dari bawah
"Jangan malem-malem Len pulangnya" jawabku ikut berteriak.

"Yah sendirian lagi" keluhku saat mendengar suara mobil Faris makin menghilang. "Mau ngapain ya?" Tanya ku pada diriku sendiri.

Biasanya kalo udah sendiri gini aku memilih untuk menonton oppa korea tapi stock drama korea ku sedang tidak ada yang baru. Mama dan papa juga belum pulang karena ini masih hari senin. Jadi mereka lembur dikantor.

Sembari mendengarkan lagu, ku pandangi langit kamarku yang berhias bintang dan pelangi. Aku sangat suka pelangi, mereka indah. Datang disaat hujan dan badai telah reda memberi kesan bahwa setelah badai terjadi akan ada keindahan.

Makanya kamarku udah kayak taman bermain anak TK, warna warni. Dulu waktu aku dan Lena mengecat kamar sendiri. Mama sempat heran mengapa aku meminta banyak jenis warna. Tapi kemudian mama memaklumi karena mama tau aku suka warna pelangi sejak kecil. Sedangkan Lena hanya meminta warna pastel saja. Walaupun Lena nampak BadGirl tapi dia sebenarnya sangat manis dan feminim. Seperti yang kalian tau. Lena lebih cantik daripada aku

Aku tidak sepede Lena dalam berpakaian. Aku lebih nyaman bergaya sederhana yang penting membuatku nyaman. Berulang kali Lena mengomeli ku untuk berpenampilan sedikit modis, tapi tetap saja aku akan kembali seperti aku yang semula.

Tiba-tiba aku mendengar suara mobil datang. Ku lihat jam dinding kamarku yang menunjukkan jam 22.30
"Aduh Lena belum pulang. Mau bilang apa ni sama papa mama" ujurku kebingungan
Akhirnya kuputuskan untuk menelefonnya. Ku cari nama kontaknya dan ku tekan tombol hijau. Tak lama langsung dijawab
"Apa Di?"
"Pulang Len"
"Bentar lagi Di. Masih ngedate sama Faris"
"Pulang sekarang Len. Mama udah mau pulang soalnya"
"Iya pulang bawel" ucap Lena langsung menutus sambungan. Gini ni kalo kelamaan ngedate sama Faris. Perang dunia habis ini sama Lena

Selang 20 menit setelah Lena mematikan sambungan telefon aku mendengar ada suara mobil yang berhenti di depan rumah. Ku lihat dari jendela kamarku.
"Akhirnya Lena pulang"

Setelah berpamitan dengan Faris Lena masuk kedalam.
"Sis" ujur lena membuka pintu kamarku tiba - tiba
"Dalem mbak Lena"
"Dih jangan dipanggil mbak dong. Emnga gue mbak mbak kasir" ujur Lena
"Apa sayang?"
"Gila lo. Faris aja manggil gue pas sms an doang. Lah elo manggil gue sayang sayang"
"Apa?" Jawabku
"Dihh cuek amat dek"
"Apa Lena? Astaga" ujurku sambil mengelus dada
"Lena belum makan. Mau makan ndak nemenin lena" ujur Lena yang tiba-tiba sudah berada di atas tempat tidurku.
Kebiasaan Lena, dia paling enggak suka makan sendirian. Apalagi makan malam.

Jadi ceritanya dulu kita pernah marahan. Biasalah anak kecil suka marahan. Terus enggak ngobrol selama beberapa hari. Suatu hari dia ketika semua orang pergi dan yang tersisa hanya aku dan dia seorang yang berada di rumah. Tiba-tiba dia berteriak sangat kecang. Dan itu membuatku terkejut dan langsung berlari secepat mungkin menghampiri Lena di ruang makan. Kudapati dia sedang berdiri dia atas kursi sambil menangis. Ternyata dia melihat ada tikus yang lewat di meja makan dan menyebabkan beberapa piring pecah. Lena terkejut dan menangis sejadi jadinya. Semenjak itu Lena paling enggak bisa kalo makan sendirian dan paling enggak suka sama hewan yang namannya tikus.

Mendengar permintaan tersebut aku turun dari ranjangku
"Ayo makan" ucapku sambil berjalan keluar kamar. Lena mengikutiku dari belakang.
Sesampainya di ruang makan. Dia makan dan ku pandangi saudari kembarku yang sedang memamah biak
"Apaan si. Diliatin segala. Gue tau gue cantik Di."
"Gue cuman heran. Cewek yang suka bolos kelas gini enggak brani makan sendiri"
"Udah deh di. Jangan gitu lo tau sendiri gue gini kenapa"
"Iya gue tau. Kan cuman heran" sahutku sambil pergi mengambil minum
"Di gue tau lo tadi liat Rendi. Lo masih suka kan sama dia?" Tanya Lena tiba-tiba
"Biasa aja deh"
"Boong lo di. Gue ini punya insting kuat banget sama lo. Gue yakin lo masih suka Rendi"
"Plis deh Len. Gue ndak suka lagi sama Rendi"
"Jujur sama gue di. Lo masih ada rasa kan sama Rendi" ujur lena tapi ku abaikan
"Gue diajak Rendi ke acara ulang tahun Adi tadi. Tapi gue enggak bisa. Gue ada janji jengukkin adekknya faris" cerca Lena menjelaskan
"Trus mau mu apa len?"
"Bisakan lo gantiin gue?"
"Aku enggak bisa main ke acara kayal gitu len"
"Percaya sama gue."
"Terserah deh Len."
"Sip. Besok habis isya lo ke kamar gue. Gue jadiin lo lebih cantik dari sekarang. Dan bikin Rendi jadi suka sama lo"
"Udah buruan diabisin makannya. Aku ngantuk banget sumpah" ujurku mengembalikan gelas yang kugunakan minum tadi.

Setelah itu kami kembali ke kamar masing-masing dan istirahat

Keesokkan harinya
Jam 6.30
Ku pandangi jam dinding kamarku
"Astaga jam setengah tujuh" ujurku kaget dan langsung berlari kekamar mandi. Setelah itu turun dan
"Kok aku enggak dibangunin si" gerutuku sambil menuruni anak tangga
"Udah Di. Elo nya aja yang kayak kebo"
"Pagi sayang" sapa papa sambil membalik halaman korannya
"Sarapan sayang" ujur mama menyiapkan makan
"Berangkat aja mah. Odi ada jam olahraga pagi ini" ujurku sambil berpamitan dengan beliau
"Ayo len brangkat"
"Aduh di. Gue belum selesai makan"
"Buruan len. Plis ini gue jam pertama jam nya pak hartanto. Bisa dihukum kalo telat" cerca ku sambil menarik narik lengan baju Lena.
"Udah deh. Kalo udah ditarik tarik gini. Gue enggak bisa ngelawan" pasrah Lena sambil berpamitan dengan mama dan papa. Jurus andalanku sejak kecil saat meminta sesuatu dengan Lena😂
"Mah pah. Odi sama Lena duluan ya" pamitku menyususl Lena yang sudah berada di depanku
"Hati hati" ujur mama papa bersamaan

"Len, plis banget jangan dilambatin jalannya. Aku telat"
"Udah cepet ini di. Elo si pake kebo segala"
"Ya maaf. Buruan ya len"
"Beliin coklat ya nanti"
"Iya aku beliin coklat" ujurku mengiyakan keinginan Lena

Sesampainya di sekolah, sesuai dugaanku.
"Maaf di. Udah terlambat" ujur lena menyabarkan aku
"Ya udah. Aku duluan. Kamu masuk kelas ya. Jangan colut kayak kemarin. Nanti aku aduin mama"
"Idih berisik lo. Udah sana. Udah telat bawel"

Setelah itu, ku tinggalkan Lena diparkiran dan ku.letakkan tas ku di pinggir lapangan kemudian menyusul kawanan kelasku di tengah lapangan yang sedang memperhatikan pak hartanto menjelaskan
"Maaf pak saya terlamat"
"Ya ampun Lena kebiasaan deh kalo pelajaran saya telat"
"Saya odi pak"
"Oh iya. Kalo gitu kamu..." belum selesai berbicara. Seseorang datang
"Sorry pak telat. Jakarta macet biasa"
"Aduhh ini lagi Adi suka telat di jam saya. Kamu enggak kapok kapok ya"
"Udah usaha biar enggak telat pak, tapi mau gimana lagi"
"Yaudah kalian berdua lari keliling lapangan 10 kali ya. Habis itu kesini baru nanti saya absen" ujur pak hartanto memerintah
"Iya pak"
"Kom sama dia pak?" Tanya adi kepada pak hartanto
"Mau kamu sama siapa adi? Udah buruan"
Tanpa aba aba Adi lari meninggalkanku

"Aduh kuat enggak ni larinya. Mana belum sarapan lagi" batinku sambil menyetarakan langkah ku dengan adi
"Dih elo ngapain deket deket gue" ujur adi taget melihatku. Tapi tak ku tanggapi
"Pergi jauh jauh sana" usirnya sambil mengibas ngibaskan tangannya. Tapi lagi lagi tak kutanggapi.

Makin lama keceptan lariku makin berkurang. Kepala ku mulai pusing. Perutku mulai mual dan nafasku sudab tidak teratur lagi. Ku pandangi Adi yang sudah berlari jauh didepanku
"Adi!" Seruku tiba tiba. Adi yang merasa namanya dipanggil menoleh.
Dan disaat itu. Aku sudah benar benar tidak sanggup. Ku hentikan langkahku dan

Brukk

Semuanya gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang