Sihir Pertama

32 7 0
                                    

Erlia segera mengejar Luke, akan tetapi ia kalah cepat dengan Luke,  sehingga membuat Erlia tertinggal jauh di belakang Luke.

Berselang beberapa menit Erlia akhirnya dapat menemukan Luke, tetapi seekor ular bertangan datang dan akan  menyerang Luke, Lalu Erlia mengucapkan mantra sihir.

"HASTAM DE LUMINE....!!!"

"""Aaaaakkkkkkkkhhhhhhh..."""

Sang Ular besar langsung binasa dan menghilang tanpa bekas.

"Bagaimana keadaan mu Luke...? Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Erlia.

"Ya aku baik-baik saja..." ucap Luke tak jujur.

"Baiklah ayo kita kembali ke rumah" Ajak Erlia.

Luke dan Erlia kembali ke rumah.Dirumah ayah Erlia telah menunggu mereka.

"Ini sudah larut malam, tidurlah dulu baru kita bicara lagi esok, Luke kamar mu di lantai dua sebelah kamar Erlia. Jika ada yang kamu butuhkan bicaralah kepadaku" kata ayah Erlia.

"Baiklah" segera menuju kamarnya.

Ketika Luke sudah dikamarnya, Erlia berbicara kepada Ayahnya mengenai kejadian tadi.

"Sepertinya Organisasi abu-abu mulai menjalankan rencana mereka, Erlia selalu awasi Luke dan jaga dia, Luke akan mulai sekolah Lusa"

"Baik yah.. aku akan mengawasinya.... uaahhh... aku tidur dulu ...." berlari menuju kekamarnya.

Kini tinggal ayah Erlia sendiri di keheningan.

"Swooooosshhh" Lingkaran dimensi manusia terbuka, lalu keluar seseorang dengan jubah dan topengnya, mengajak Ayah Erlia agar ikut dengannya. Mereka langsung pergi ke dimensi tersebut.

"Kruukk... kruuukkk...." suara burung hantu menggema di kedalaman hutan. Tampak Luke sedang di kejar sang Ular Besar bertangan.

"Sssssssssssssttt" desis sang ular

"Hah hah hah hah.." suara nafas luke terengah-engah, karena  sekuat tenaga melarikan diri.

Setelah beberapa lama suasana menjadi tenang  dan tak tampak lagi sang ular, Luke berhenti untuk mengatur nafasnya.

"Huuuuuuhh... haaaahhh"

"Huuuuuuhh... haaaaahhh"

Namun tiba-tiba keluar dari dalam tanah mulut sang ular menganga, menjepit kakinya. Seketika badan Luke sudah hampir masuk kedalam mulut sang ular.....

"Uakkkkhhhhh" Luke kesakitannn.

Suara Luke membangunkan Erlia, segera Erlia menuju kamar Luke.

"Luke... Luke.... Kau tidak apa-apa..??" Erlia membangunkan Luke,dan Luke terbangun.

"Hahh hahh hahh" luke keringatan...

"apakah aku bermimpi tadi" ucap Luke.

"Yaa... kau hanya bermimpi...  tenanglah.. segera tidur kembali, dan jangan lupa berdo'a luke, tidur yang nyenyak... besok ada sesuatu  yang harus kita kerjakan" Kata  Erlia menenangkan.

Luke kembali tidur dan Erlia keluar dari kamar Luke dan duduk di ruang tamu, berjaga-jaga bila Luke bermimpi buruk kembali.

Sinar mentari perlahan timbul membawa kehangatan dan keceriaan dunia sihir.

Luke terbangun, lalu keluar kamar dan bertanya.

"Adakah kamar mandi  disini..?"

"Ya... di belakang.." jawab Erlia.

Setelah dari kamar mandi, Luke diajak makan terlebih dahulu oleh Erlia, dikarenakan mereka akan belajar Sihir dasar sebelum Luke bersekolah besok. Setelah itu Luke dan Erlia sudah berada di sebuah tanah lapang.

"Baiklah Luke, aku kan mengajarimu sihir dasar, yaitu menggerakan suatu benda dan mengontrolnya tanpa menyentuh benda tersebut, oke perhatikan aku akan mengontrol batu itu,  pertama pegang tongkat sihirmu.. konsentrasi lalu ucapkan  DISPENSATA...!! " Ucap Erlia.

Lalu batu tersebut melayang mengikuti arah tangan Erlia.

"Waahhhh Hebatt hebatt.." kagum Luke

Lalu Luke Mencobanya Juga. Dia melihat sebuah batu dan mulai mempraktekannya.

"DISPENSATA"

namu batu tersebut tak bergeming.

"Hmm... konsentrasi.... konsentrasi..,  DISPENSATA...!!"

Batupun melayang namun tak setabil.

"Yaaaaaahhh...  berhasilll.." Luke kegirangan.

Batu yang melayang, bergoyang-goyang dan terlempar ketika luke kegirangan. Tiba-tiba batu tersebut terjatuh di balik pohon dekat tanah lapang tersebut.

"Tukk"

"Aduhh... Kurang ajar..!! siapa yang melempar batu ini" teriak seseorang.

To Be Continued

The Heir MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang