Flashback : 9 bulan yang lalu
“kau mabuk lagi ?. Ck, kau selalu saja merepotkan !”, kata Hinata kesal. Dia terlihat kesusahan memapah seorang pria yang ternyata adalah kekasihnya.Badannya yang jauh lebih kecil dari badan pria tersebut terlihat sedikit limbung saat berusaha memperbaiki posisi sang pria agar tidak terjatuh. “kenapa tidak sekalian saja kau juga berkelahi di Bar itu, bodoh !!!”, gerutunya yang dengan kesusahan memasukkan sang pria ke dalam mobilnya.
Hinata dengan serius mengemudikan mobil pribadinya sejenak menoleh untuk memperhatikan tampang pria yang sedang tertidur di bangku penumpang di sampingnya. Kekesalan Hinata yang tadi mulai berkurang dengan melihat sang kekasih tidur dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Tiba-tiba Hinata menghentikan mobilnya. Dia kemudian tersenyum dan membawa tangannya untuk mengelus surai gelap sang kekasih. Hinata tampak hati-hati mengelus surai itu dan menghapus butiran keringat dari dahi sang pria.
Hinata bergumam,”apa sebenarnya yang menjadi bebanmu. Tidak bisakah, kau bercerita padaku. Sedikit saja,”. Dari mengelus rambut sampai menyentuh pipi si pria Hinata kembali berkata,” kau tahu?. Kau sangat bisa mengandalkan aku”. Lama dia terdiam tapi masih menatap kekasihnya dengan cemas. “Apapun, Sasuke. Apapun. Aku akan membantumu, sayang”. Hinata mendekat dan mencium pipi kekasihnya, Sasuke yang masih tertidur karena mabuk.
******
Sasuke mengernyit saat merasakan sakit kepala. Dia memijit kepalanya yang masih terasa pusing efek mabuk tadi malam. Dia baru menyadari kalau ternyata sudah berada di kamarnya sendiri. Perlahan Sasuke bangkit dari tidurnya dan duduk di pinggir kasur sambil mencoba mengingat ingat kejadian semalam.
Yah dia mabuk di Bar langganannya. Penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan soal saham yang dimiliki sang kakek. Bagaimana Sasuke tidak stress memikirkan hal itu. Sang kakek meminta secara khusus kepadanya, cucu kesayangannya untuk mengambil alih semua saham yang dimilkinya. Tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari Sasuke. Kakeknya juga berpesan pada Sasuke untuk menjaga saham itu jangan sampai diambil oleh siapapun selain dirinya. Itu berarti hal itu adalah tanggung jawab yang besar. Dan Sasuke merasa tidak sanggup dengan amanah atau mungkin sebagai tambahan beban hidup bagi sang pemuda.
Sasuke sangat mengkhawatirkan dirinya tentu saja. Dia yang belum terbiasa dengan urusan bisnis perusahaan harus diberikan saham perusahaan yang tentu saja jumlahnya tidak kecil. Sang kakek memang terkenal suka sekali membuatnya kelimpungan setengah mati. Selalu tiba-tiba dan tidak tertebak.
Belum lagi dia harus bersaing dengan Itachi, kakaknya yang terkenal sangat ahli dalam urusan bisnis tentu bukan hal yang mudah. Dan satu hal lagi, yang menjadi beban pikiran sang pria tampan itu. Bisa saja Itachi menjadi semakin membenci dirinya karena saham yang diberikan kakek padanya tanpa harus bersusah payah untuk meminta. Sasuke tahu, daridulu Itachi tidak pernah suka padanya. Tanpa Sasuke tahu apa sebenarnya alasan sang kakak begitu membencinya.Sasuke berusaha menenangkan semua pikirannya yang kacau ditambah rasa pusing yang masih mendera kepalanya. Tidak ingin berlama lama dengan pikirannya. Dia segera berdiri sambil mengacak rambutnya dengan asal menuju dapur. Dia butuh minum minuman segar. Langkahnya terhenti seketika melihat seorang gadis yang membelakanginya. Mungkin sibuk membuat sarapan untuk pria yang terlihat kusut tapi tidak mengurangi ketampanannya.
“kau tidak ke kantor?” tanya Sasuke datar. Dia sama sekali tidak terlihat peduli dengan si gadis. “tumben” lanjutnya. Sasuke kembali berjalan menuju kulkas untuk mengambil air putih.
“nanti. Setelah kau sarapan” jawab gadis itu singkat dan masih sibuk dengan acara membuat sarapan pagi mereka.
“aku tidak lapar. Dan kurasa kau bisa segera pulang”. Hinata berbalik dan menatap Sasuke yang sekarang telah duduk di meja makan.
“baiklah” kata Hinata sambil membawa sarapan yang dibuatnya ke meja di depan Sasuke. Hinata membuka celemek yang digunakan dan menggantungkannya di posisi semula. “kalau kau tidak suka sarapannya. Kau boleh membuangnya”, kata Hinata ketus. Dia bahkan tidak habis pikir dengan pria yang duduk sambil memijit kepalanya itu bisa berkata sedemikian dinginnya. Padahal Hinata semalaman tidak tidur hanya untuk setiap waktu mengecek kondisinya. “Pria Bodoh”, gumam Hinata dalam hati.
“aku melamarmu !!!!!.”
Hinata menghentikan langkahnya yang baru saja akan keluar dari dapur kalau tidak mendengar kalimat itu. Sebuah ajakan lamaran. Bukan ajakan tapi lebih tepatnya perintah. “kau gila”. Hinata berusaha mencerna kalimat itu baik-baik.”dan juga bodoh” lanjutnya dan kembali akan melangkah sebelum tangan besar itu mencegatnya.
“aku serius” kata Sasuke berusaha meyakinkan Hinata kalau kalimat yang baru semenit dikatakannya adalah benar adanya.
Mereka berpandangan. Hinata mencari sebuah candaan pada kata kata pria itu. Tapi dia tidak menemukan. Dia cukup mengenal Sasuke dengan baik. Sangat baik. Hinata masih bingung dengan pria yang masih menatapnya ini. Barusan sekali dia diminta oleh Sasuke meninggalkan apartmennya. Dan sekarang, seolah bumi terbalik. Sasuke melamarnya. Apa apain ini. Hinata selalu saja dibuat bingung, kacau, dan stress jika sudah dihadapkan dengan pujaan hatinya.
Sasuke masih mencengkram bahu Hinata namun tidak terlalu kuat. “Kita tunangan, Hime. Dan secepatnya kita akan menikah”.
“Ckkk, kau sepertinya masih mabuk. Istirahtlah !!.” kata Hinata yang berusaha melepas cengkraman Sasuke di bahunya.“aku butuh bantuanmu. Kumohon….., terimalah lamaran ini”.
“Sasuke…..!!!!!!,” bentak Hinata sambil mengatur napasnya yang berdegup entah perasaan bahagia atau kecewa yang dirasakannya sekarang. “Berhenti bercanda !!. Aku akan membantumu. Kau jelas tahu. Apapun itu aku akan membantumu”.
“kau mau membantuku. Berarti kita menikah.”
“kenapa??’.
Sasuke yang masih berdiri di depan Hinata dan menatap tajam gadis itu.
“karena……” Sasuke terdiam sambil berpikir dia harus mengatakan ini pada Hinata. “aku membutuhkan mu untuk membantuku. Hanya kau yang bisa ku andalkan”. Mereka masih saling menatap. “hanya kau”, kata Sasuke mengiba.
“apa menikah adalah jalan keluarnya?, “tanya Hinata.
Sasuke mengangguk dan menjawab dengan tegas, “iyah”.
![](https://img.wattpad.com/cover/91578979-288-k739932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If You
RomanceSasuke Uchiha, pria kaya raya namun ceroboh, angkuh, menginginkan seorang pendamping yang cerdas dan pemberani untuk membantunya menjalankan perusahaan yang diwariskan padanya ketika dia harus bersaing dengan kakak kandungnya sendiri, Itachi Uchiha...