Jihoon

39 7 0
                                    

Warning : typo bertebaran!!

***

Park Jihoon selalu melewati hari-harinya disekolah dengan berbagai kejahilan-kejahilan dari seorang Bae Jinyoung. Mulai dari kejahilan kecil sampai kejahilan yang dapat dikategorikan sebagai pembullian. Meski mereka berbeda setahun dengan jihoon yang lebih tua, namun kelakuan mereka sama saja. Kekanakan. Dengan Jinyoung yang selalu menjahili Jihoon dan Jihoon yang akan dengan mudah marah dan kesal ketika diganggu terutama oleh seorang Bae Jinyoung.

Jihoon sebenarnya selalu berusaha memaklumi setiap kejahilan yang diperbuat Jinyoung. Namun Jinyoung selalu saja menjahilinya sampai kesabarannya habis dan akhirnya ia pun mulai membenci Jinyoung.

Semuanya diawali ketika Jihoon kecil tengah bermain dengan sebuah balon berwarna kuning yang memiliki sebuah tali panjang diujungnya. Jihoon kecil yang saat itu sedang asik bermain mengabaikan keberadaan Jinyoung kecil yang membuat Jinyoung mulai merengut melihat dirinya diabaikan begitu saja.

Dan entah bagaimana, tiba-tiba balon yang ia pegang pecah begitu saja. Jihoon pun yang merasa kaget sekaligus sedih langsung menangis dengan kencang. Namun, tiba-tiba ia merasakan sebuah pelukan. Ia pun mendongak untuk melihat siapa yang telah memeluknya. Ia pun juga merasakan sebuah usapan dipunggungnya. Saat itu pun ia menyadari bahwa Jinyoung yang merupakan sahabat baiknya tengah memeluk dirinya. Seketika itu juga tangisan keras miliknya berubah menjadi isakkan kecil.

" Hyung, mianhae. Jinyoung nggak sengaja. " kata Jinyoung sambil tetap memeluk hyung kesayangannya.

" Hiks.. Jinyoungie balon Jihoon pecah. Hiks.. " kata Jihoon dengan diiringi isakkan kecil.

"Hyungkan masih punya aku. Hyungkan juga masih bisa main sama aku. Jadi jangan nangis lagi ya, hyung!" Kata Jinyoung setelah mengangkat dagu Jihoon agar Jihoon melihatnya.

" Hiks.. Tapi balonku.. "

"Udah hyung biarkan saja. Kan ada Jinyoung masih mau main bareng sama hyung. Tapi, nanti kalo Jinyoung main sama Jihoon hyung, hyung nggak boleh main sama yang lain. Kan udah ada Jinyoung. Kalo hyung main sama yang lain, nanti Jinyoung nggak mau main lagi sama hyung, hyung main aja sendiri!" kata Jinyoung dengan pandangam serius khas anak kecil.

Jihoon pun yang diancam seperti itu, segera menganggukkan kepalanya secepatnya.

"Iya kok. Jihoon janji bakal main terus sama Jinyoung. " kata Jihoon sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji" kata mereka serempak.

Memang benar sejak saat itu mereka lebih sering bermain bersama. Namun kejahilan Jinyoung pun juga makin bertambah. Awalnya yang hanya memecahkan balon, menjadi mengambil atau lebih tepatnya mencuri tugas Jihoon yang membuat Jihoon dikeluarkan dari kelas. Dan saat Jihoon keluar atau diusir dari kelas, saat itu juga Bae Jinyoung akan selalu ada dengan buku Jihoon ditangannya.

Contoh lain dari kejahilan Jinyoung adalah saat Jihoon sedang terburu-buru menuju toilet, Jinyoung telah menyiapkan sebuah jebakan berupa lantai licin disertai ember bekas air pel disebalahnya yang otomatis membuat Jihoon tergelincir sekaligus tersiram air bekas pel. Jihoon pun hanya bisa mengumpat dalam hati. Dan perlu diingat setiap kali Jihoon terkena kejahilan Jinyoung dapat dipastikan bahwa Jinyoung akan selalu ada ditempat tersebut dengan tawa menyebalkannya.

Namun hari itu Jihoon mendapati sebuah baju olahraga dalam loker miliknya meskipun jelas-jelas ia tidak membawa pakaian olahraga karena hari itu ia tidak ada pelajaran olahraga.

Keesokan harinya, ia cukup bingung bagaimana cara mengembalikan baju olahraga tersebut. Ia pun akhirnya menyimpan baju tersebut dalam lokernya. Dan saat ia cek kembali lokernya baju tersebut sudah tidak ada. Jihoon dengan cuek membiarkan pakaian olahraga tersebut hilang. Ia pikir mungkin saja sang pemilik telah mengambilnya.

Entah mengapa meskipun ia selalu diganggu Jinyoung, pasti akan ada seseorang yang membantunya. Jihoon sebenarnya cukup bahagia sekaligus penasaran siapakah malaikat penolongnya ini. Contoh lain adalah ketika Jihoon diharuskan membersihkan kamar mandi lantai dua yang memerlukan waktu cukup lama, sampai akhirnya langit telah berubah warna menjadi kecoklatan yang kemudian menjadi biru tua khas langit malam. Dan saat itu, Jihoon masih harus terjebak disekolah dengan alat pel yang ada ditangannya.  Ia pun mulai mengumpati sang guru sekaligus Jinyoung yang membuat ia berada disana.

Setelah membersihkan lantai kamar mandi sekaligus menggosok toilet, Jihoon pun memutuskan untuk pulang. Namun sebelum pulang, tiba-tiba hujan turun mengguyur kota Seoul sekaligus sekolahnya yang akan segera ditutup. Ia pun mulai mengumpat lagi karena kesialan yang ia alami. Saat mengumpat, ia tak sengaja melihat sebuah payung yang terletak tak jauh darinya. Ia pun mengambil payung tersebut dan pulang dengan berjalan kaki karena bis yang tak kunjung datang. Bahkan sampai sekarang, payung yang ia pakai itu belum ia kembalikan karena tak tahu harus mengembalikan pada siapa.

Ia cukup bersyukur pada siapa pun itu yang telah menjadi malaikat pelindungnya. Ia merasa berterimakasih pada malaikat pelindungnya tersebut. Meskipun kadang ia takut karena merasa diikuti.

Kadang juga saat ia tak memiliki waktu kekantin ia akan mendapati sekotak susu dan sebuah roti isi diatas mejanya saat ia kembali dari kamar mandi. Ia yang saat itu memang sedang kelaparan hanya bisa berterima kasih sekali lagi pada malaikat pelindungnya. Meski sebenarnya saat itu ia telah menitipkan sekotak susu stroberi pada Hyungseob yang kemungkinan besar telah melupakan pesanannya dan sibuk dengan kekasihnya si gingsul Woojin. Sebenarnya ia juga sudah meminta pada Daehwi untuk mengingatkan Hyungseob agar anak itu tidak melupakan pesanannya. Namun sepertinya keduanya telah melupakan Jihoon yang sedang kelaparan saat itu. Untungnya sang malaikat pelindung Jihoon tau bahwa ia sedang kelaparan dan tak sempat keluar dari kelas karena harus belajar untuk ulangan matematika. Kemudian Jihoon pun memakan roti dan meminum susu yang diberi malaikat pelindungnya padanya dengan rakus.

" Tuhan, terima kasih telah mengirimi aku sesosok malaikat pelindung yang baik hati"
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Thank you buat yang mau baca cerita gaje ini. Kritik dan saran semua saya terima kok. Makasih :)
Vomment juseyo!!

Friend, Rival and LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang