Hari ini Jihoon bangun kesiangan dikarenakan ia yang sengaja terjaga sampai tengah malam demi menghabiskan novel yang tengah ia pinjam dari perpustakaan sekolah. Ia bahkan tidak memiliki waktu untuk memakan sarapan miliknya. Karena itu sekarang ia tengah mengayuh sepedanya sekuat tenaga menuju sekolah yang sebenarnya tak terlalu jauh jaraknya.
Biasanya ia akan menuju sekolah dengan bus yang ia tempuh selama 10 menit. Namun saat ini ia telah melewatkan bis menuju sekolahnya dan untuk menaiki bis lagi ia perlu menunggu 10 menit untuk bis selanjutnya. Karena itu Jihoon pun lebih memilih untuk menaiki sepeda menuju sekolah. Dan beruntungnya gerbang sekolah masih terbuka, lebih tepatnya akan segera ditutup. Ia pun dengan cepat segera memarkir sepedanya. Jihoon pun dengan cepat segera berlari menuju kelasnya. Dengan terengah-engah ia pun berjalan ketempat duduknya.
Pelajaran pun berlalu dengan lancar. Namun sepertinya perut Jihoon tak bisa dikompromi lagi. Saat istirahat ia pun akan segera berlari menuju kantin. Tapi sebelum berlari, langkahnya telah dihentikan oleh Hyungseob.
"Jihoon-ah kau mau kemana? Kita harus menyelesaikan tugas ini dulu" kata Hyungseob yang merupakan teman sebangku Jihoon sambil menunjuk kertas soal yang ada dimeja mereka.
" Dan aku tak menerima penolakan." kata Hyungseob yang melihat Jihoon yang sepertinya akan segera kabur meninggalkannya. " baiklah, tapi kita harus cepat" kata Jihoon. "Tenang saja soal ini nggak sesulit itu kok. Lagipula aku juga ingin segera kekantin. Woojin juga sudah menungguku" kata Hyungseob
Melihat tugas yang bertumpuk sekaligus merasa kasihan pada Hyungseob yang mungkin akan mengerjakannya sendiri apabila ia tak ikut membantu. Dan mungkin ia yang nantikuga akan mendapat omelan dari Woojin-pacar Hyungseob-tentang tidak boleh menyulitkan orang lain yang sebenarnya hanya dilakukan Woojin bila Jihoon menyuruh atau meminta-minta pada Hyungseob. Jihoon sendiri yang telah membuktikannya. Ia pun akhirnya mengiyakan ajakan Hyungseob dengan mengabaikan perutnya yang terus berbunyi.
Saat ia telah menyelesaikan tugasnya, ia yang awalnya ingin pergi ke kantin teringat akan buku yang ia pinjam dan harus ia kembalikan. Ia pun segera pergi menuju perpustakaan sekolah dengan tergesa-gesa. Ditengah jalan ia juga teringat akan buku-buku yang belum ia tata kedalam loker miliknya saat melewati loker-loker yang ada. Ia pun dengan kecepatan kilat segera pergi menuju loker miliknya dengan buku-buku yang ia bawa aetelah kembali kekelas. Namun saat ingin menata buku Jihoon dikagetkan dengan sebuah kotak bekal makanan berwarna biru yang ada didalam lokernya.
Ia pun mengambil kotak bekal tersebut dan segera memakannya sesaat setelah ia sampai dikelas. Ia sungguh bersyukur dan berterimakasih pada siapapun yang telah memberinya bekal tersebut.
Kejadian itu adalah awal dari semua bantuan yang Jihoon terima. Bantuan tersebut seakan selalu ada disaat ia membutuhkan. Mulai dari adanya bekal makanan saat Jihoon lapar, payung saat Jihoon kehujanan, baju olahraga saat bajunya basah atau saat ia lupa membawa baju olahraga, kotak obat saat ia terluka karena jinyoung yang menjahilinya, dan lain-lain. Awalnya ia hanya mengabaikannya saja. Namun seiring berjalannya hari, ia mulai merasa penasaran akan sang malaikat pelindungnya ini.
Karena itulah saat ini Jihoon memilih untuk datang lebih awal demi melihat dan menyelidiki sang malaikat pelindung yang selalu menolongnya. Bukan hanya itu ia juga ingin mengerjakan tugasnya yang belum selesai. Jihoon sendiri berencana mengerjakan tugasnya dengan mencontek milik Lee Euiwoong si nomor satu disekolahnya. Meskipun terpintar Euiwoong sama sekali tak pernah menyombongkan diri. Ia bahkan sering mempersilakan teman-temannya menyotek tugas miliknya.
Sebelum memasuki kelas, ia biasanya akan menaruh sebagia bukunya dalam loker. Namun ketika ia akan berjalan menuju lokernya, ia melihat seorang siswa sedang berdiri didepan lokernya. Ia pun dengan cepat menghampiri siswa tersebut. Namun belum sempat ia menarik bahu siswa tersebut, sang siswa telah berbalik terlebih dahulu. Dan ternyata siswa tersebut merupakan adik kelasnya.
"Guanlin?" tanya Jihoon dengan keheranan.
"Hai, sunbae!" kata Guanlin dengan cengiran di wajahnyadan bola mata yang terus berputar seolah sedang gelisah. "Aku nggak ngelakuin aneh-aneh kok ke loker sunbae" kata Guanlin dengan menunjukkan kedua jari tengah dan telunjuknya. "Eumm.. Aku.. tadi cuma.. ngasih sunbae bekal kok soalnya tadi aku lihat sunbae kayak kelaparan gitu." kata Guanlin dengan senyuman mencurigakan.
" Makasih, ya! Tadi aku memang kelaparan soalnya aku lupa nggak sarapan. Makasih ya bekalnya!" kata Jihoon tanpa curiga sedikit pun.
Guanlin pun dengan cepat pergi dari sana setelah mengucapkan selamat tinggal. Jihoon pun membuka loker miliknya dan ia melihat sebuah kotak bekal didalam sana. Yaitu sebuah box makanan berwarna biru polos yang dilapisi kain yang juga berwarna biru.
Dan saat itu ia baru tersadar bahwa bekal tersebut adalah bekal yang biasa diberikan oleh sang malaikat pelindung padanya.
"Apa jangan jangan guanlin itu malaikat pelindungku? "
.
.
.
.
TBCThank U buat yang udah mau baca!!
Maaf kalo kependekan
Votment-nya Juseyoo!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend, Rival and Lover
FanfictionJinyoung yang merupakan musuh selamanya-bagi jihoon-sebenarnya adalah teman masa kecil yang sekarang telah berubah. Namun siapa tahu dimasa depan nanti hubungan mereka kembali berubah. Mungkin saja menjadi suami masa depan. Cast : Park Jihoon Bae J...