[⭐] Fruits || Akabane Karma

Ch-05 || Belimbing

Fruits || Akabane Karma x Reader
By: Aoyama Riku
Himawari Project
592 kata

.
.
.
[Second Person's pov]

.
.
.

Festival sekolah sudah semakin dekat, tinggal menghitung hari saja. Disini lah saatnya 3-E  menunjukkan bahwa mereka tidak seburuk yang orang lain pikirkan. Sekarang mereka sedang mendiskusikan apa yang harus di persiapkan untuk festival sekolah tersebut.

“Jadi, semua, apa yang harus kita persiapkan untuk festival sekolah?” Tanya Koro-sensei, dengan mata berbinar-binar dan terlihat sangat antusias.

“Hm….. bagaimana kalau kita membuat sesuatu dari buah?” usul Karma.

Seketika wajahmu memucat karena mendengar kata ‘buah’. “Jangan buah, kumohon. Jangan buah!”

“Hee~ kenapa? Perlu ku paksa lagi?” Tanya Karma. Kau yakin, kau melihat tanduk dan ekor iblis di dirinya.

“Tidak. Pokoknya jangan. Buah gak enak,” Wajahmu semakin memucat.

“Kenapa kau membenci buah, (Y/N)-Chan?” Tanya Kayano, menatap lurus matamu.

“Iya, (Y/N)-san, padahal buah kan bagus dan sehat,” sambung Koro-sensei.

“Baiklah, baiklah, akan ku beri tahu alasannya. Sebenrnya…..” kau menggantung ucapanmu, menghela nafas panjang, “sebenarnya... sebenarnya…”

“Sebenarnya?” gumam yang lain dengan raut wajah antusias.

“Sebenarnya aku tidak membenci buah. Hanya saja, aku takut. Soalnya waktu aku masih kecil, aku pernah mendengar cerita tentang seorang putrid yang keracunan dan pingsan setelah memakan buah apel. Sejak hari itu, aku tkut sama buah. Takut keracunan dan pingsan.” Kau mengakhirinya dengan menutup wajahmu, malu.

‘Alasannya…… kekanakan….,” batin mereka dalam hati. Sweatdrop melihat tingkahmu.

“Errr…. (Y/N)-san, itu hanya dongeng,” jawab Koro-sensei, menggaruk-garuk kepalanya.

“Tapi, bagaimana jika ada yang mau meracuni ku,” tanyamu ketakutan, dengan wajah polos.

“Kalau ada, akan ku balas mereka,” sambung Karma, mengacak-acak rambutmu pelan.

“Bagaimana jika mereka meracuniku dengan buah?”

“Aku akan mencari mereka sampai kemanapun untuk balas dendam.” Karma kini mencubiti kedua pipimu, gemas.

“Bagaimana-“

“Hentikan ituu!!!! Tak kasihankah kalian melihat jomblo di kelas ini?” potong Okajima dengan air mata bohongan, yang langsung di hadiahi geplakan super dari Megu.

“Iya, tolong hargai kami yang menjomblo,” sambung Maehara.

“Sudah, sudah, kalau begini terus kapan selesainya,” Koro-sensei terbang masuk dari luar. Loh? Sensei tadi keluar?

“Ayo kita lanjutkan diskusinya. Sensei sudah dapat banyak buah.” Koro-sensei menaruh kantung berisi buah-buahan di atas meja.

“Wah, buahnya banyak,”

“Wah, kelihatannya enak semua,”

“Wah, bentuknya lucu, bintang. Seperti Patrick di kartun itu,” ucapnya dengan wajah polos. “Apa nama buahnya sensei?”

“Itu namanya belimbing.”

“Apa yang bis kita buat dari buah itu?” tanyamu lagi.

“Rujak.”

“Rujak? Apa itu?”

“Rujak adalah makanan dari buah, rasanya sedikit asam dan pedas, tetapi enak. Ayo kita buat,”

Time Skip~~~

“Ini rujak namanya,” Koro-sensei membawa beberapa mangkuk berisi berbagai buah yang di siram dengan kuah (?)

“(Y/N)-chan., silahkan di coba,” Karma mengambil satu mangkuk dari Koro-sensei dengan tiba-tiba. Mengambil sendok, berusaha menyuapimu.

“Ini tidak beracun kan?” tamyamu, menatap isi dari mangkuk yang di pegang Karma.

“Tentu saja tidak,” Jawab Koro-sensei, “ ini 100% bersih dan sehat,”

“Tentu saja tidak. Jika di meracunimu, aku akan membunuhnya sekarang juga,” sambung Karma, menatap Koro-sensei dengan tatapan yang menyeramkan.

“Nyunyaah~ Karma-kun jahat sama sensei,” ucap sensei, langsung pundung di pojokan sambil memukul-mukulkan tentakelnya ke dinding.
Karma kembali menyodorkan sendoknya ke depan mu, benar-benar mengabaikan Koro-sensei.

“Ayo katakan aaah~~~,”

“Aaaaahh~~~,” kau membuka mulutmu perlahan. Dan Karma memasukkan satu sendok rujak yang isinya buah belimbing.

Kau mengunyanya, kemudian menelannya. Kemudian tersenyum ke arah Karma.

“Mungkin jika kau terus perhatian seperti ini padaku, dan memberiku buah setiap hari. Itu bisa jadi alasanku menyukai buah.”

OMAKEE~~

“Ayo katakan aaah~, Kataoka-san,” ucap Okajima dan Maehara berbarengan.

“GAK.”

Bukk~~ Dua buah tinju mendarat di masing-masing pipi duo itu.

“Jahatnyaaa…"

end