Chapter 2 : Ice Flower

1.9K 153 28
                                    

Midoriya Izuku's POV
.
.
.
Pagi itu, mereka sibuk mengomentari hasil pertandingan festival olahraga Yuuei. Mulai dari hasil pertandingan hingga membicarakan kehebatan quirk tiap teman di kelas. Aku tidak begitu memperhatikan teman-teman sekelas karena aku sedang sibuk dengan Catatan Analisis Hero No 14 yang belum aku selesaikan. Aku harus menuliskan semua data tentang teman-teman dan proses pertarungan yang terjadi sebelum aku melupakannya.

Sayup-sayup aku mendengar Iida-kun yang berisik mengomentari gaya duduk Kacchan. Mereka bertengkar seperti biasanya, keributan utama di kelas ini. Selain itu, aku sedikit mendengar obrolan yang menarik yang terjadi pada sudut-sudut ruangan. Tanpa melepaskan pandangan pada buku catatan analisis hero edisi no 14 milikku, tanganku terus menulis semua informasi yang masih tersimpan jelas di kepalaku seraya memasang telinga lebar-lebar untuk mencuri dengar obrolan teman-teman.

"Uwaahh, lihat! Hanya dengan sekali sentuh, batere ponselku langsung terisi penuh. Tak disangka kau cukup berguna juga, Kaminari," teriak seseorang dengan suaranya yang cukup lantang. Aku rasa itu suara Jirou-san.

"Cukup berguna... apa maksud ucapanmu? Jadi selama ini kau berpikir aku tidak berguna?" balas Kaminari dengan nada bicara yang agak kesal.

"Haha, maaf, maksudnya bukan begitu. Aku tidak menyangka saja kalau quirk listrikmu bisa berguna untuk sehari-hari. Setidaknya quirk-ku berguna untuk mendengarkan musik."

Ohh, obrolan tentang guna quirk mereka sehari-hari toh. Aku pikir apa. Lebih baik aku fokus mengingat apa saja yang dilakukan mereka di festival untuk aku catat. Tapi, tunggu dulu, aku rasa kegunaan quirk mereka sehari-hari bisa dijadikan referensi yang menarik untuk dicatat.

Aku menoleh ke sumber suara. Letaknya berada di sekitar belakang tempatku duduk. Disana ada Kaminari-kun, Jirou-san, Uraraka-san, Yaoyorozu-san, Mineta-kun dan.... Todoroki-kun. Mereka berkumpul mengobrol sambil berdiri, sedangkan Todoroki-kun duduk santai sembari membaca sebuah buku--entah buku apa. Kebetulan saja posisi mereka berkumpul ada disana sehingga terlihat Todoroki-kun mengikuti pembicaraan mereka, walaupun sesungguhnya ia hanya diam saja dan tidak memperhatikan. Aku jadi teringat ucapannya beberapa hari lalu. Apa maksudnya dengan "bertanggung jawab"? Saat aku tanya, ia hanya diam dan kemudian pamit pulang.

"Uwahh, quirk-ku ini juga kadang berguna loh! Aku bisa membantu ayah dan ibuku memindahkan barang tanpa harus capek-capek angkat beban," lanjut Uraraka-san seraya memampangkan senyuman ceria andalannya. Selain itu, ia pun memperagakan contoh penggunaan quirk-nya dengan menyentuh ponsel Jirou-san yang baru saja baterainya diisi penuh oleh Kaminari-kun.

"Iya juga ya. Andai saja aku punya quirk yang sama dengan Uraraka-san, aku juga akan memanfaatkannya untuk.... ufufufu... meringankan rok-rok anak perempuan supaya terangkat dengan sendirinya!!" seru Mineta-kun dengan pikiran ala masa mudanya. Aku heran dengan anak satu itu, kenapa selalu saja punya pikiran kreatif tak berguna sama sekali.

"Menjijikan sekali kalau Mineta-san yang memiliki kekuatan seperti itu," timpal Yaoyorozu-san geram. Mau bagaimana lagi? Terkadang ia menjadi salah satu korban pelecehan Mineta-kun. Setelah menghela nafas panjang, ia melanjutkan, "Untuk quirk milikku, seharusnya tak perlu dipertanyakan. Aku bisa menciptakan berbagai macam benda mati. Contohnya," tiba-tiba saja dari telapak tangan Yaoyorozu-san keluar pisau dapur berukuran cukup besar dan pisau tersebut ia condongkan ke Mineta-kun, "Ya, seperti pisau ini. Pisau yang bisa kapan saja membelahmu jadi dua."

Kaminari-kun kaget setengah mati ketika pisau itu dicondongkan ke arahnya, ah, salah, ke arah Mineta-kun. Posisi Kaminari-kun berada di belakang Mineta-kun, jadi mungkin ia merasa ditodongkan pisau juga.

"Kejamnya kau, Yaoyorozu-san."

"Hahhahaha."

Kaminari-kun dalam sekejab pindah tempat ke samping kanan meja Todoroki-kun karena takut menjadi sasaran, membuat pria berambut dwiwarna itu mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca ke Kaminari-kun. Keberadaannya disana membuat ia teringat sesuatu dan kemudian tanpa berpikir panjang langsung memegang pundak Todoroki-kun dan berkata, "Ah! Tapi dari semuanya, aku sangat penasaran dengan pria ini." Todoroki-kun mengerlingkan mata sejenak ke pundaknya sendiri yang disentuh sembarang. Ia hanya diam memandang dan tak berkomentar.

CHANGE [ Boku No Hero Academia Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang