Halo, aku Sarah, 16 tahun. Tahun depan akan 17. Tak sabar rasanya menunggu Februari. Aku ini si Aquarius yang mencintai si Pisces. Si Pisces, Zafran. Menurutku ia cukup tampan, tapi mungkin tak akan setampan Heath Ledger. Tak apa. Toh, dia kesenanganku, bukan kalian.
Piscesku selalu abai, dia rasa aku orang aneh. Entahlah. Yang kulakukan hanya mengirimkan puisi 2 hari sekali. Menurutku, itu waktu yang cukup lama untuk menulis puisi, karena puisinya harus spesial!
Aku memang berlebihan. Tapi itulah caraku menunjukkan perasaanku pada Zafran, yang cuek, tak perdulian. Lebih tepatnya hanya tak perduli padaku.
Zafran itu, barisan mantannya seperti antrian domba yang dihitung sebelum tidur. Banyak sekali! Bunga yang dijual ibu ku selalu laris jika yang beli Zafran. Jika Zafran membelikan bunga untuk orang 'spesialnya' tak pernah tanggung tanggung. Tapi, ya gitu, orang 'spesialnya' terlampau banyak hingga tak lagi spesial. Mungkin aku satu satunya orang yang tak dia pilih dan tak dibelikan bunga. Mengecewakan? Iya. Tapi membuatku menyerah? Tidak.
Teman Zafran, Galih, menceritakan keburukan Zafran hingga tak terhingga. Aku tidak perduli. Yang memandang Zafran buruk hanya Galih. Keburukan Zafran seperti bulu hidung, tak terlihat kalau tak berusaha dilihat. Untuk apa mencari keburukan orang lain? Kebaikannya lebih bermakna.
Jujur saja, sepahit pahitnya kata kata yang Zafran lontarkan untukku tak akan membuatku nangis. Tetapi, ada satu hari. Hari pertama aku merasakan rasa sakit, hari pertama aku menangis tak kunjung usai hingga ke permukaan. Hari dimana diperlihatkan letak teganya Zafran.
KAMU SEDANG MEMBACA
181 Derajat
Teen FictionTentang perasaan seorang wanita, mencintai laki laki yang tidak memperdulikannya. Usaha dan penantian panjangnya tak pernah membuatnya menyerah. Hingga suatu ketika, perasaan itu berbalik 181 derajat. Laki laki yang dulu tak pernah perduli malah bal...