Chapter 1; Salim Dulu

838 109 72
                                    

"Hari ini pengumuman beasiswa kamu ya?", tanya mami Tiffany ke anak tercantiknya.

"Iya mi hehehe", jawab Joy.

Posisi mereka saat ini sedang berada di meja makan, lagi sarapan nasi goreng hasil kolaborasi Jaemin dan Haechan.

"Semoga ga lulus!" itu yang ngucapin si Jisung, adik bontotnya Joy.

"Adek kok gitu sih? Doain lulus kek", ucap Joy sewot. Jisung ga peduli omongan kakaknya, dia lebih memilih untuk melanjutkan makannya.

Wajar sih Jisung bilang kayak gitu soalnya dia yang paling nentang Joy lanjut kuliah di luar negeri. Tipikal adik sayang kakak, ga mau jauh-jauh ama Joy. Karena si Jisung pula jadinya Joy dan Sungjae masih menetap di rumah keluarga Park. Padahal kalau udah nikah mah, sebaiknya tinggal di rumah sendiri--meskipun itu ngontrak. Ga numpang di rumah orang tua atau di pondok mertua indah. Numpang tinggal di rumah orang tua atau di pondok mertua indah itu too much risk. Belum lagi yang tinggal di dalamnya bajibun seperti keluarga Park.

"Hari ini kamu ngikut Sungjae lagi?", tanya mami Tiffany melihat ke arah Joy yang ternyata sudah rapi dan wangi. Begitu pun dengan Sungjae. Ia juga sudah rapi dengan pakaian kantornya.

Setelah mereka menikah sebulan yang lalu, Joy selalu ngikut kemana pun Sungjae pergi. Seperti pizza dan topingnya, nempel mulu. Sungjae pergi kerja, Joy ngikut. Sungjae pergi main, Joy ngikut. Bahkan Sungjae pergi toilet pun dia ngikut. Namanya juga pengantin baru. Kemana-mana berdua mulu. Tapi bikin risih yang ngelihatnya. Sampai-sampai si bang Jinyoung pernah ga pulang ke rumah dua hari karena saking risihnya. Ini si Jinyoung loh, kakaknya Joy yang anak rumahan. Si Jinyoung yang nebak si Sungjae jadi suaminya Joy dan itu benar (re: Jadi... Siapa?).

"Enggak, hari ini aku mau ke rumah Daniel", ucap Joy.

"Tumben kamu ga ikut, biasanya juga kayak anak ayam. Kemana Sungjae pergi, ngekor mulu", ucap mami Tiffany.

"Ngapain?", tanya Jisung.

"Mau nungguin pengumuman beasiswa bareng. Wifi di rumah Daniel kenceng soalnya hehehe."

"Mami nitip boleh ga?", tanya mami Tiffany.

"Mau nitip apa mi?"

"Ini tante Hyoyeon kemarin pesan tupperware di mami", ucap mami Tiffany yang kemudian pergi mengambil tupperware yang berada di dalam lemari yang tak jauh dari meja makan.

Tante Hyoyeon itu tante kandungnya si Joy, adik dari mami Tiffany, serta ibu dari Daniel dan kak Seulgi.

"Oh, gitu. Nanti aku yang bawain."

"Sekalian ya nanti minta uangnya. Ga mau lagi mami di utangin ama dia."

"Nanti aku mintain."

***


Sementara di jalan menuju rumah Daniel. Jadi si Sungjae harus ngantarin Joy dulu ke rumah Daniel terus lanjut ke kantor.

"Kalau pengumumannya udah keluar, langsung kabarin aku."

"Iya. Eh... Kamu hari ini pulangnya jam berapa?", tanya Joy ke suaminya.

Semenjak mereka menikah, mereka ga pakai 'lo-gue' lagi tapi jadi 'aku-kamu'. Mereka juga ga manggil 'beb-bebeb-yang-ayang-sayang-cinta' satu sama lainnya. Katanya itu alay. Tapi kalau kata si Jinyoung, mereka emang udah alay karena kemana-mana berdua mulu, pegangan tangan mulu, lirik-lirikan mata mulu, seakan-akan dunia milik berdua. Kalau kata si Jimin, mereka berdua ga tau kondisi. Ya kali saling cubit-cubitan pipi saat makan bareng keluarga.

"Paling siang udah pulang", jawab Sungjae.

"Tumben pulang siang, biasanya malam."

"Ga ada kamu soalnya", ucap Sungjae yang berhasil membuat Joy salting dan pipinya memerah. Sungjae senyum-senyum sendiri ngelihat reaksi istrinya itu.


Setelah melalui berbagai macam nama jalan, belokan, lampu lalu lintas, dan mini market akhirnya Sungjae dan Joy tiba di rumah Daniel. Saat Joy hendak turun dari mobil, si Sungjae nahan tangannya Joy gitu.

"Ingat, kalau pengumumannya udah keluar langsung hubungin aku", ucap Sungjae ke Joy.

Pengumuman beasiswa Joy sangat menentukan apakah mereka akan pindah ke Jepang atau tidak. Sebenarnya Joy telah dinyatakan lulus di salah satu perguruan tinggi di Jepang, tetapi biaya kuliah dan biaya hidup di sana itu tidak murah. Makanya Joy berharap besar pada beasiswa. Sebenarnya abang-abangnya mau membiayain kuliahnya, tapi Joy nolak karena Joy ngerasa dia bukan tanggung jawab abang-abangnya lagi. Tapi sudah menjadi tanggung jawab Sungjae. Dan Joy ga mau ngerepotin Sungjae karena ambisinya pengen sekolah di luar negeri. Melalui pernikahannya dengan Sungjae, Joy perlahan menjadi pribadi yang ga terlalu menuntut. Dia sadar bahwa prioritasnya sekarang bukan hanya buat dirinya tapi buat keluarga kecilnya juga. Perannya pun juga bertambah, bukan cuman peran sebagai diri, anak, kakak, dan adik. Tetapi dia juga memiliki peran tambahan yaitu peran sebagai istri.

"Iya, langsung aku kabarin kok", ucap Joy ke Sungjae. Jangan lupa, sambil senyum. Joy semenjak sudah nikah sama Sungjae bawaannya senyum mulu, kecuali kalau berhadapan sama keluarga Park dan antek-anteknnya. Kalau berhadapan dengan mereka, bisa-bisa tanduknya Joy bakal keluar.

Saat Joy hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba Sungjae manggil lagi.

"Joy..."

Joy yang merasa terpanggil pun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil. Lalu melihat ke arah Sungjae.

"Salim dulu", ucap Sungjae sambil nyodorin tangan kanannya ke Joy.

"Hehehe iya lupa, kebiasaan aku ngikut kamu nih. Jadinya ga terbiasa salim kan", ucap Joy setelah menyium tangan suaminya itu.

"Ya udah, sana gih masuk", ucap Sungjae ke Joy.

"Hati-hati ya, jangan ngebut. Kabarin aku kalau udah sampai kantor".

"Iya", ucap Sungjae sambil ngusap kepala Joy.

Joy pun keluar dari mobil dan setelah itu Sungjae melanjutkan perjalanannya.

TBC

###

Dikit ya? Pemanasan dulu jadi dikit. Gue ga nyangka banyak yang nunggu 😂 makasih banyak hehehe.

Apabila baca ff ini, gue saranin buat baca ff yang "Jadi...Siapa?" terlebih dahulu (bagi yang belum baca). Soalnya castnya orang yang sama. Siapa tahu nanti ada yang bingung, Jinyoung itu siapa? Jimin itu siapa? Jaemin dan Haechan itu perannya apa? Nah semuanya terjawab di ff gue yang satu itu.

Jika ada yang nanya kenapa gue updatenya lama (emang ada yang nanya? Hehe), maka gue akan menjawab:

Soalnya ff gue yang ini berlandaskan teori psikologi keluarga guys (khususnya tahapan pernikahan), jadi gue ga bisa sembarangan nulisnya. Nanti jatuhnya malah menyesatkan 😭 Gue harus baca catatan gue tahun lalu dulu, bahkan gue ngikut kuliahnya lagi di tengah-tengah garap skripsi-an kkkkkk (untung yaa dosennya masih mau nampung gue wqwq). Chapter ini di draft udah lama tapi gue ngedit-ngedit mulu hehehe.

Semoga chapter ini bisa dimaknai (di chapter ini mengandung pembelajaran loh). Eh sebelum itu ada yang nangkap ga pembelajarannya apa? Yuk mari di share~ (gue kayak buat kuis yee hahaha).

Udah gitu aja cuap-cuap dari istrinya Hwang Minhyun. Bhaaayyy ✋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PASUTRI [ysj.psy]Where stories live. Discover now