Silent Autumn

186 3 1
                                    

Tak ada yang berbeda. Hari ini pun tak ada yang berbeda darinya. Seperti apakah aku harus menggambarkan pria itu dimata kalian?  Aku tak pernah mengetahui sebelumnya siapa pria itu? Mengapa dia rela menghabiskan berjam jam harinya hanya untuk bermain dengan anjing yang biasa ia panggil ‘yuki’. Ia bahkan tak pernah memperdulikan hawa dingin yang mulai menyusup nadinya. Beberapa kali ia terlihat merapatkan blazer yg ia kenakan. Bukan sebuah sweeter tebal yang hari ini ia gunakan. Hanya blazer dan celana jins panjang yang menempel ditubuhnya. Aku memutar beberapa kali lensa kamera DSLR ku. Mencoba mencari angle yang paling bagus dari semua bidikan kameraku memotretnya.

Pria itu.. Aku bahkan tak pernah mengetahui namanya. Tinggal dimana dia? Seperti apa kehidupannya? Dia seperti medan magnet yang menarikku untuk selalu menempel setiap kali berada di dekatnya. Ya.. Pria itu setiap tanggal 22 september ia akan selalu rutin berkunjung kemari setiap jam 3 sore hingga matahari terbenam. Setiap musim gugur tiba dia selalu menghabiskan waktunya duduk di tempat yang sama bersama yuki, dan dia selalu tersenyum. Senyum itu bukan sebuah kegembiraan. Ada gambar yang lain dari sana. Senyum yang selalu aku artikan sebagai ‘late autumn’. Dia memiliki senyum yang orang lain tidak miliki. Aku sulit untuk memahami seperti apa kehidupannya, mata teduh itu.. Aku berharap bisa menemukan sebuah harapan kebahagiaan disana. Aku mengangangkat kameraku, kembali memotretnya, tapi kali ini aku tak menemui keberadaannya di kursi panjang itu lagi. Dia menghilang. Aku menelisik sekitar masih memegang kameraku, mencari keberadaannya diantara dinginnya musim dingin di bulang akhir november.

“Nona..”

aku tersentak, suara lembut itu membangunkan ku dari kebingunganku mencari sosok ‘late autumn yang ku cari.
Pria itu, dia menemukanku. Manangkap basah diriku yang tengah lancang mengambil foto dirinya tanpa seijinnya. Aku merunduk takut, memegang kameraku kuat dan merapatkan kedua kakiku. Memperhatikan kedua sepatu kets hitamku yang saat itu terdapat titik-titik tanah mengotorinya.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Pria itu bersuara, sungguh itu suara terindah yang pernah aku dengar. Sepanjang aku menampaki kehidupan di dunia ini, tidak ada sekalipun seseorang yang pernah perduli padaku. Seseorang yang akan mengajakku mengobrol dan berbicara banyak kecuali bibi Oh dan anaknya Oh Dong Ju.

Pria itu melepas blazer hitamnya, kemudian memakaikannya padaku. Dibawah kakinya anjing yang biasa ia panggil Yuki itu menggonggong kecil memperhatikan kami.

Aku tidak tahu siapa nama pria ini, sungguh aku tidak mengetahuinya. Aku pertama kali melihatnya saat Cha Bong menyuruhku mengantarkan pesanan. Semua terasa seperti sihir. Pria itu merubah segalanya menjadi butiran-butiran salju yang menyejukkan.

“Seharusnya kau tidak keluar menggunakan baju seperti ini, cuaca bulan ini akan membuatmu sakit”

Siapa pria ini? mengapa ia begitu perduli padaku? Kami barusaja mengenal. Dan bagaimana ia bisa berlaku sebaik ini padaku? Aku bisa merasakan kehangatan di setiap ucapan yang pria itu lontarkan. Bibirnya membentuk seulas senyum yang membahagiakan. Memembuatku semakin kebingunangan tidak mengerti.

Pria itu memegang tanganku, menuntunkun menghampiri kursi kayu berkaki besi yang sempat ia duduki tadi. Ia menyodorkan segelas kopi hangat padaku. Aku tidak tahu darimana datangnya kopi itu.

“Aku biasa meminum 2 gelas kopi, ketika aku berada disini” terangnya menghapus kebingunganku.

Dia pria yang baik, sesuai dengan pendapatku sebelumnya. Garis wajahnya yang tegas dan bentuk bibir yang cantik membuatku benar-benar nyaman berada disampingnya.

“Kau memotretku?” pria itu mulai bertanya. Tapi aku hanya bisa diam, tanpa bisa menjawab ataupun membela untuk apa aku memotretnya.

“Boleh aku melihatnya?” pria itu mengulurkan tangannya. Tetapi aku menyembunyikan kameraku tak menyetujui, dan kemudian merunduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang