Memories

33 1 0
                                    

just one word can describe, how lucky me till I met you, that is 'FATE'

***

"Nenek !" seru dua orang remaja pada seorang tua renta yang sedang menyirami kebun bunga yang indah. Ditengoknya seorang tua renta itu tersenyum, saat melihat kedua cucunya yang kini sudah remaja itu. Bukan sekedar rasa rindu pada cucunya, tapi juga rindu dengan masa remajanya dulu. Ia seakan melihat sesosok dirinya dulu ketika remaja, dalam diri kedua cucunya.

"Oh, Bella, Albert." Ia memeluk kedua tubuh remaja itu, yang tingginya hampir melewati batas tingginya.

"Bella kangen nenek. Nenek baik-baik aja kan?"

"Iya, Albert juga. Ini aku bawakan kue coklat kesukaan nenek."

"Oh, kalian cucu-cucuku yang manis. Kalian masuk dulu sana, kakek ada di dalam." jawab wanita renta itu sambil tersenyum.

"Ma, gimana kabarnya?" tanya seorang wanita muda berumur 30-an.

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu."

"Apa Josh yang mengantarmu ? Dimana dia ?"

"Ya, begitulah. Kau kan tahu, ia sangat sibuk, sehingga tak sempat mampir kemari."

"Ya, setidaknya kau sudah disini."

"Sudahlah, ayo masuk. Kita makan kuenya."

"Happy Anniversary." sorak kedua cucunya bahagia.

"Oh, kalian membuatku terharu."

"Ayo kek, berikan hadiah untuk nenek." pinta Albert.

"Baiklah."

Terlihat sebuah senyuman mengembang di bibir lelaki tua itu. Ia memainkan alunan musik dari tuts piano tua itu. Sebuah lagu sedih yang selalu istrinya sukai, Kiss the Rain.

...

I often close my eyes

And I can see you smile

You reach out for my hand

And I'm woken from my dream

Although your heart is mine

It's hollow inside

I never had your love

And I never will

So why am I still here in the rain

Suara tepuk tangan mengisi seluruh ruangan ini.

"Wow, hebat. Bagus sekali kek." puji Bella dan Albert.

"Terima kasih Aze." Wanita renta itu memeluk leher Azarin, yang tak lain adalah suaminya. Azarin membalas pelukannya dengan dekapan lembut. Tak ada lagi yang lebih membahagiakan hatinya kecuali kebahagiaan sang istri.

"Sama-sama Vera sayang." jawabnya mencium kening Avera. Bisa terdengar sorakan dari kedua cucunya, yang memuji keromantisan mereka.

"Oh, sudah cukup. Tak bisakah kalian berhenti membuatku iri. Josh tak ada disini." kesal Katherine, wanita muda berumur 30-an yang juga anak perempuan mereka.

"Haha, iya baiklah." kata Avera lembut.

"Nah sekarang, sebagai hadiahnya. Nenek akan bercerita tentang sebuah kisah. Dan aku ingin kau Aze, mengiringiku. Apa kalian akan mendengarkan nenek ?" tanya Avera bersemangat.

"Mau banget nek." seru cucunya kompak.

"Baiklah. Cerita ini tentang seorang gadis bernama Clara."

The Sketch BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang