ii

6.3K 656 50
                                    

Nampaknya Sehun harus berterima kasih pada minuman yang mengandung kadar alkohol yang tinggi hingga membuatnya mabuk dan tanpa pikir panjang memeluk tubuh rapuh itu. Dibawanya kepala Yoona pada bahu lebar Sehun. Tanpa bersuara, Yoona menghembuskan nafas hangat yang uapnya terlihat di udara dingin malam ini. Ia hanya tidak ingin berkata apapun dan tidak ingin menangis.

"Kau mabuk, tuan," Yoona mengetahui bahwa Sehun adalah atasan di kantornya.

"Jangan bersedih, Yoona. Aku tidak ingin melihatmu berwajah menyedihkan," Sehun berbicara diselingi cegukan beberapa kali efek karena ia mabuk berat.

Yoona merasakan tubuhny semakin berat, dan pelaku yang membuat tubuh Yoona berat adalah Sehun. Ia tertidur dalam pelukan Yoona. Tidak mungkin Yoona menyuruh Sehun pulang dalam keadaan seperti ini. Ia takut jika menyuruh Sehun pulang dalam keadaan mabuk dan mengendarai mobil akan bernasib sama dengan Woo Joong-nya. Ia memutuskan untuk membawa Sehun kedalam rumahnya yang kecil dan nyaman. Rumah yang seharusnya ia tempati dengan Woo Joong. Rumah yang tidak pernah dimasuki pria manapun kecuali keluarga dan Woo Joong. Karena memang itu rumah mereka berdua.

Yoona menopang tubuh Sehun hingga sampailah pada sofa yang berada di ruang tengah. Ia meletakkan Sehun di sofa itu, membaringkan dan melepas sepatunya. Ia masuk kedalam kamarnya untuk mengambil selimut dan kembali ke ruang tengah dengan sebuah selimut untuk menyelimuti atasannya yang urakan.

Mengapa urakan?

Karena ia datang ke rumah seseorang dalam keadaan mabuk berat. Di cuaca yang dingin, ia hanya memakai kemeja putih yang terbilang tipis. Dia memang pria yang sedikit gila. Atau mungkin dia pria yang benar-benar gila?

Wajah dan hidungnya memerah, entah itu efek mabuk atau efek kedinginan. Entah berapa lama Sehun menunggunya di depan rumah. Yoona memegang kening Sehun untuk merasakan suhu badannya. Dan suhunya normal. Mungkin saja efek hangat yang diciptakan oleh minuman beralkohol itu bisa menghangatkan tubuhnya.

Yoona bangkit dan berjalan ke dapur. Ia membuka lemari pendingin dan mengambil sebuah bir yang beralkohol rendah. Ia duduk di sisi sofa yang lain. Ia meminum birnya dengan memandang Sehun. Kata-katanya selalu terngiang. Sehun menyuruhnya untuk tidak bersedih dan tidak terlihat menyedihkan. Sejak kapan seorang atasan memperhatikan bawahannya? Dan sejauh apa yang Sehun tahu tentangnya? Sepengetahuannya, karyawan di kantornya tidak mengetahui tentang masa kelamnya. Kecuali satu orang, Choi Sooyoung. Yoona menghela nafas berat, Choi Sooyoung memang bermata uang. Mulutnya dapat terbuka jika di iming-imingi sejumlah uang.

Setelah birnya habis, Yoona memilih untuk tidur. Untuk informasi, Yoona menderita insomnia. Sebelumnya Yoona tidak mempunyai insomnia. Menurut dokter, itu adalah perasaan tidak tenang atau gelisah bercampur dengan sedikit trauma yang membuatnya tidak bisa tidur. Sebelum tidur, Yoona memang mempunyai kebiasaan untuk membaca buku. Buku yang Woo Joong miliki memang sangat banyak, hingga rumah kecilnya dibuatkan suatu ruangan untuk perpustakaan kecil. Yoona menyukainya.

Yoona menyukai apapun tentang Woo Joong. Aroma pria itu. Hobby pria itu. Makanan dan minuman kesukaan pria itu. Apapun tentang Woo Joong, Yoona menyukainya. Musim dingin yang disukai Woo Joong dan Yoona yang membenci musim dingin, terpaksa harus Yoona sukai. Karena Woo Joong menyukainya. Bintang yang memiliki sinar tipis dan tidak seperti bintang-bintang lainnya, Woo Joong menyukainya. Hingga hal yang paling ringan, Woo Joong menyukai saat Yoona bernafas, membuat Yoona harus menghargai hidupnya dan tetap terus melangsungkan hidupnya walau ada dan tanpa adanya Woo Joong. Prianya menyukai saat ia bernafas. Jika ia menyusul Woo Joong, maka Woo Joong tidak akan menyukainya. Woo Joong sering sekali mendekatkan wajahnya pada Yoona hanya untuk merasakan nafas hangat Yoona yang keluar dari hidungnya. Woo Joong melakukan itu karena untuk membuktikan bahwa memiliki Yoona bukanlah sebuah mimpi manis.

𝚆𝚑𝚎𝚗 𝚃𝚑𝚎 𝚆𝚒𝚗𝚍 𝙱𝚕𝚘𝚠𝚜 ✔Where stories live. Discover now