Keempat : Karma Itu Apa?

4.2K 842 49
                                    

Seberat apapun masalah, teman lebih baik ketimbang orang tua dalam hal sarana untuk berbagi.

Dan Taehyung bersyukur, mempunyai teman yang sama-sama berengsek tapi setia seperti Kang Daniel.

Ditambah pemuda bernama seperti orang barat itu selalu tenang, dewasa, dan emosinya mulai stabil. Tak seperti dirinya yang selalu semerawut dan urak-urakan.

"Oh, karma? Menurutkukarma itu tidak ada."

Taehyung diam, menunggu sang sahabat hidup kembali berbicara setelah memakan kentang goreng yang sudah di-order barusan.

Biasa, sogokan kecil yang tidak bisa dikatakan kecil juga sih.

"Yang ada itu, balasan atas apa yang sudah kau lakukan. Jadi, setiap perbuatan akan ada sebab-akibatnya, kau belajar bahasa Korea 'kan?"

"Lalu apa hubungannya?"

Ya begini, berbicara bijak pada orang yang malas belajar. Kim Taehyung mana pernah masuk saat jam pelajar Bahasa Korea. Anak itu lebih senang saat masuk jam seni atau Fisika itupun kalau mood Jung Ssaem sedang bagus.

"Oke, jadi, sepertinya kau sudah mendapat balasan dari perbuatanmu."

"Perbuatan apa?"

Pemuda Kang itu nyaris tersedak kentang gorengnya. Raut wajahnya sudah tidak terkontrol sementara di sebelahnya, pemuda Kim menatapnya dengan ekspresi polos.

Hebat. Bahkan Taehyung sendiri tidak tahu apa yang sudah ia perbuat selama ini. Ke mana saja otak pemuda itu?

"Ya itu .... Kau memutuskan Jungkook."

"Oh, itu salah ya?"

Daniel meringis, ia nyaris menyerah. Taehyung itu terlalu idiot, tidak peka, lamban dalam membaca situasi.

"Iya. Kau memutuskannya sementara di antara kalian masih ada perasaan satu sama lain, 'kan?"

"Ah, benarkah?"

Oh begitu, jadi, pemuda Kim ini benar-benar buta ya soal perasaan.

Daniel pikir, Taehyung itu ahli dalam masalah percintaan. Buktinya, sudah banyak mantan kekasih yang berderet. Tapi jika ditanya soal perasaan, pemuda itu sudah seperti anak gadis yang baru pertama kali jatuh cinta dan itu pada musuhnya sendiri.

Analogi yang ngawur.

"Kau menyukai Jungkook tidak sih sebenarnya?" tanya Daniel dan kini ia menatap serius sahabatnya.

Kentang goreng keempatnya sudah habis. Menyisakan satu big burger dan cola.

Yang ditatap serius saat ini mulai tampak berpikir. Mengingat-ngingat apa yang ia rasakan saat bersama pemuda Jeon, apa yang berbeda dari saat ia bersama para gadis.

"Suka? Tidak? Aku membencinya."

Wiederholen✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang