Part 1 : Lost

523 51 7
                                    

"Yoongi! Yuna! kenapa kalian lama sekali !" teriak ayah dari keduanya.

"Aku lebih duluuuu!!!" derapan langkah Yoongi menuruni anak tangga sambil mengangkat tangan kanannya.

"Tidak! aku dulu! ah Oppa curang!" langkah Yuna mengikutinya dari belakang. Ia mencoba meraih kemeja Yoongi. Berusaha menariknya dan membuat posisi mereka sejalan.

"Hey jangan main-main di tangga. Nanti bisa ja-"

BRUKK

"-tuh"

Tubuh mungil Yuna terguling di beberapa anakan tangga, sukses melewati tubuh Yoongi, dan berakhir mendarat di lantai bawah.

Dua pria yang sangat Yuna sayangi terdiam beberapa saat, dan meneriakkan namanya bersamaan.
"Min Yuna!!"

******

"Kau itu benar-benar menyusahkan." kata Yoongi dengan nada kecil.

Mereka berdua berada di kamar Yuna.
Lantaran kejadian beberapa puluh menit yang lalu membuat keduanya dilarang sang ayah untuk pergi sekolah.

Yuna disuruh untuk beristirahat, dan Yoongi diutus untuk menjaganya.

Yuna yang terbaring di ranjang, menatap sang pria yang sudah 16 tahun menjadi pria andalannya. Dengan tatapan menyesal, ia berkata "Maaf."

Yoongi menghela nafas sebentar. Ia kembali memandangi wajah lembut Yuna. Wajah yang selalu ia pandangi namun tidak pernah sedetikpun ia bosan akan itu.
"Bukan... maksudku.." Yoongi mengambil jeda.

Ia meraih kedua pergelangan tangan Yuna, meremasnya pelan. "Aku minta maaf. Seharusnya aku tidak mendahuluimu di tangga. Harusnya aku tidak perlu lari. Harusnya aku-"

"Oppa!"
Yuna mencegah Yoongi untuk menyalahkan diri lebih lanjut.

"Itu adalah kebiasaan kita setiap pagi. Bertengkar di pagi hari sangat seru tahu! jadi.. jangan merubah itu. Lagi pula tadi itu hanya kecerobohanku saja."

"Besok-besok aku berjanji akan lebih menjagamu lagi. Sungguh. Pegang janjiku." ujar Yoongi masih meremas pergelangan Yuna.

"Eiih dari dulu oppa sudah menjagaku dengan ketat tahu!"

Yoongi tersenyum hangat dan meletakkan telapak tangan kanannya pada pipi mulus Yuna.
Mengelusnya dengan lembut.

"Oppa," seru Yuna

Yoongi menaikkan kedua alisnya sebagai respon.
"Selagi ayah pergi bekerja, Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke luar?"

"Tidak boleh!"

"Aaa oppaa! ayolah, hm?" bujuk Yuna. Ia sudah merasa bosan berada di kamar terus.

"Kau ini sedang terluka. Mana bisa aku biarkan pergi ke luar, Min Yuna." tolak Yoongi.

"Bukankah tadi oppa bilang akan menjagaku? Aku bisa mengandalkanmu jika terjadi hal buruk diluar nanti. Iya,kan?"

Yoongi menghelas nafas pelan. Adik perempuannya ini benar-benar keras kepala.
"Jangan menambah beban pikiranku, Yuna."

"Oppa," pinta Yuna dengan lesu.

Sekali lagi Yoongi menghela nafas, kali ini dengan gusar.
"Tidak boleh jauh-jauh dariku! Jarak kita paling jauh hanya 50cm! Tidak boleh pergi ke toilet tanpa awasanku! Pokoknya berbuat apapun ijin dulu! Mengerti?"

Yuna menampilkan barisan gigi-giginya yang rapi. Tersenyum cerah melihat sang kakak yang sangat mengkhawatirkannya.

Karena bagaimanapun, Yuna bersyukur memiliki Yoongi.

"Ai ai Captain!"

.

.

"Kau yakin mau ke luar?" tanya Yoongi untuk kesekian kalinya.

"Sangat yakin."

"Tanganmu?" Yoongi mengalihkan pandangannya pada siku tangan kanan Yuna yang memar.

"Tidak sesakit yang oppa bayangkan. Tenang saja."

Yoongi menatap Yuna dengan penuh cemas. Ia mengalihkan pandangannya kedepan, namun tangannya ia arahkan untuk meraih pergelangan tangan kiri Yuna dan menggengamnya.

Membawa sang adik untuk pergi.
Pergi ke tempat yang gadis itu sukai.
Karena bagaimanapun, Yoongi tidak akan bisa menolak setiap permintaan sang adik perempuannya.

"Jangan jauh-jauh dariku." kata Yoongi masih menatap lurus kedepan.

.

.

"Kita sudah lebih dari 4 jam disini. Apa kau tidak bosan ?" Yoongi mengadahkan kepalanya ke atas sambil menutup mata. Ia menikmati hembusan angin di taman rindang itu.

"Tidak. Aku menikmati kesunyian disini, oppaTempat ternyaman keduaku." Yuna memainkan telapak kakinya pada pasir putih disana.

Yoongi membuka matanya perlahan sambil mengarahkan pandangannya pada gadis yang memiliki postur wajah yang sama dengannya.
"Dimana tempat ternyaman pertamamu ?" tanya Yoongi.

Yuna hanya memberi senyuman kecilnya.
"Seorang pria tampan. Dia adalah tempat ternyamanku."

Yoongi terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.
Di satu sisi ia merasa tenang jika adiknya sudah memiliki pria yang akan menjaganya.

Tapi di sisi lain, ia tidak suka fakta bahwa adiknya akan dimiliki orang lain.

"Kau.. sedang menyukai seseorang, ya?" tanya Yoongi ragu.
Oh baiklah... pria itu merasa menyesal menanyakannya.

"Iya."

Dan dengan begitu. Untuk pertama kalinya Yoongi merasa hidupnya tidak berguna.
Merasa seperti sampah yang baru saja di buang.



####TUH S.2####

Teach us how
BOOK 2

[BOOK 2] TEACH US HOW ;mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang