2. Di Bioskop

6.4K 179 1
                                    

Awalnya mas Saka merekomendasikan buat nonton di jam 18:15 alasannya biar tidak kemaleman,tapi berhubung saat itu masih ada yang harus aku urusi di kantor jadi jam kita undur.

Sebenernya aku ngerasa gak enak sama mas Saka,selain udah 2x aku ganti jam nonton,aku juga datang terlambat.

Jam sudah menunjukan pukul 18:45 dan aku baru nyampe loby mall,sedangkan jam tayangnya  pukul 18:40
Iya telat.
Setelah sampai depan bioskop,langkahku terhenti.
Ada sesosok pria tinggi mengenakan kemeja biru,rambutnya disisir rapih mengenakan pomade ,luar biasa tampannya. Dia duduk santai dan tersenyum padaku.
Dia mas Saka,seseorang yang tadi pagi  tidak sengaja bertemu di angkot.
Penampilannya benar-benar berubah.
Seketika aku jatuh cinta padanya.

Aahh gampang sekali buat ku jatuh cinta 😊.
Bukan cinta pada pandangan pertama,tapi cinta pada kencan pertama .

***

Cukup sepi yang nonton malem itu,jelas saja karena kita nonton saat weekday .
Karena penonton nya agak sepi jadi AC dalam bioskop terasa sangat dingin.
Aaahh sesuatu yang tidak bisa aku cegah,aku kedinginan dan alergi dinginku kumat.
Aku elus-elus tanganku yg mulai gatal-gatal .

"Tangan mu kenapa sel ?" Tanya mas Saka sembari memegang tanganku dan membolak-balikkannya.

"Dingin mas." Jawabku yang masih mengelus-elus tangan berharap gatalnya berkurang.

"Sini deh tangan kamunya." Mas Saka menarik tanganku lalu menggosok-gosokkan punggung tanganku lalu meniupnya.
Udara hangat mulai ku rasa,tapi dinginnya malah makin menjadi.

Saat tangan mas Saka mengeratkan genggamannya ,tubuh ku membeku.
Aneh.

"Kok tanganmu makin dingin Sel ?"

"Iya nih mas,aku gak kuat ama dingin." Jawabku berbohong,padahal saat itu aku merasa sangat gugup.
Umurku memang 26 tahun tapi jujur untuk urusan ginian aku bagai anak SMP yang baru kencan.

"Tapi kan udah aku hangatkan.?" Kali ini mas Saka berkata sambil tersenyum lalu ,
"Kamu grogi ya tangannya aku pegang?"

Yeah ketahuan deh,batinku.
Aku tersenyum malu, mas Saka malah makin jail.
Dia berbisik pas di telingaku.
"Kamu lucu." Bisiknya

"Udah ah Mas,jangan menggodaku lagi." Aku berpura-pura kesal.

"Iya deh,sini aku peluk." Mas Saka tertawa puas.
Aku cubit pinggangnya,dia pun mendekap badan ku mesra.

Hitungan detik badanku sudah ada di pundak mas Saka. Wangi tubuhnya bisa ku cium.
Sangat wangi,dan aku suka.

Ya Tuhan,rasa apa ini ??
Mas, sungguh jika terlalu lama aku di dalam pelukanmu, aku akan benar-benar jadi es batu.

Seperti dia mendengar jerit hatiku,mas Saka perlahan melepaskan pelukannya.

"Makasih untuk beberapa menit yang berharganya Sel,." Ucapnya sembari mengacak-acak rambutku.

"Iiihh mas Saka,rambutku berantakan nih." Kesal ku manja.

***



Mbak, maaf aku mencintai suamimu [Proses Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang