🌹s a t u🌹

7.4K 310 58
                                    

5 Januari 1998, 08.15

"Pokoknya kita ketemuan pas nyampe di depan gudang, oke?"

Rayhan sedang memberikan arahan kepada kedua sahabatnya yaitu Faisal dan Wisnu untuk bisa kabur dari kejaran guru piket yang seperti biasa tiap hari senin---selepas upacara, mereka yang melanggar aturan akan di bawa ke ruang BP, dan sialnya tadi mereka sewaktu upacara sedang di hukum karena ketahuan merokok di belakang sekolah. Namun, Faisal sempat mendengar sewaktu upacara mereka berada di barisan khusus, ada murid yang menceletuk bahwa nanti akan ada razia dadakan besar-besaran. Gawat!

Masalah utama yang ketiga anak nakal itu harus hadapi adalah rambut mereka yang gondrong akan di cukur sampai botak oleh Ibu Widya yang terkenal begitu jahat dan kejam, guru itu sangat sulit untuk di ajak bernegoisasinya. Hidupnya terlalu kebanyakan peraturan.

"Oke, kalo gitu gua sama Wisnu ke sana dan lo pergi ke sana," kata Faisal menunjuk arah yang berlawan arah. Rayhan mengangguk, dan sebelum mereka berpencar tiba-tiba saja suara dari kedua guru itu mengintrupsi mereka untuk terpaku sesaat.

"RAYHAN! FAISAL! WISNU! KEMARI KALIAN!"

Ibu Widya yang memiliki badan gempal itu berteriak kuat sampai Pak Kosim yang memiliki tubuh tinggi kurus dan tentunya kebalikan dari ibu Widya itu mengerutkan dahi sedalam-dalamnya dan juga menutup matanya, dengan kedua tangan langsung menutupi kedua telinganya.

"Kabur woy! Kabur!" Seru Wisnu mendorong-dorong kedua temannya.

Bu Widya yang melihat mereka berlari tentunya berteriak semakin kuat dan berlari beberapa langkah ke depan dengan sangat lambat.

Ia berbalik badan dan kembali berseru jengkel ketika dugaanya benar Pak Kosim masih berdiri di tempatnya.

"PAK KOSIM! AYO CEPET! KEJAR MEREKA! HERGH!" Teriak Bu Widya sambil menghentakkan heels-nya berkali-kali.

Pak Kosim mengangguk. "I ... iya bu." Balasnya terbata-bata. Lantas, ia berlari lebih dulu meninggalkan Bu Widya.

Tapi baru saja lima langkah melewati Bu Widya, pak Kosim kembali berhenti saat Bu Widya berteriak.

"Pak! kok malah tinggalin saya!?"

"Lah? Katanya di suruh kejer anak-anak itu bu?"

"Ya saya emang nyuruh bapak kejer anak-anak itu tapi larinya ya bareng dong."

Dengan terpaksa Pak Kosim kembali berlari ke arah Bu Widya dan segera menggandeng tangan Bu Widya untuk lari bersama namun Bu Widya segera menepisnya.

"Jangan modus-modusin saya, ingat saya udah punya suami ya. Jendral! Mau kamu di tembak sama suami saya." Ujar Bu Widya lalu melenggang dari hadapan pak Kosim yang memasang muka bloon setelah mendengar perkataan Bu Widya tadi.

"Setau saya modus itu nilai yang paling banyak muncul, kan tadi saya cuma megang tangannya," Pak Kosim menggaruk kepalanya. "Kenapa saya malah di katain modus?"

. . . .

Di saat Rayhan dalam kejaran Pak Kosim, yang hanya Rayhan pikirkan adalah satu, yaitu bagaimana caranya ia bisa selamat dari kejaran Pak Kosim?

2S I S ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang