2K (kenzo dan kenny)

121 0 0
                                    

Aku melangkahkan kakiku keluar kampus. Bu desi-  Dosen yang harus ku temui hari ini tak datang. Padahal dia sudah meng-iya-kan untuk membimbingku menyelesaikan ketertinggalanku selama ini. Janjinya pukul 08.00 di undur jadi jam 10.00 katanya bu desi ada rapat. Aku menunggu hingga sesore ini, tapi nyatanya bu desi tak datang.

Ku lihat handphoneku ada 17 panggilan tak terjawab "mama". Aku menarik napas panjang, pasti dia akan menceramahiku lagi jika tahu aku gagal bimbingan hari ini. Salah siapa yang memaksaku masuk jurusan ini? Salah siapa selalu mengekangku? Apapun mereka yang menentukan, aku layaknya robot yang tak punya hak untuk menentukan pilihan. Jangan salahkan aku yang jarang mengikuti perkuliahan, karena memang dari awal aku tak berminat dengan bidang ini. Inginku masuk teknik elektro, tapi semua di tentang. Tanpa meminta persetujuanku orangtuaku mendaftarkanku masuk kebidanan di salah satu kampus swasta. Dunia terasa suram saat aku tahu. Tapi apalah dayaku, aku malas berdebat. Ku turuti saja agar aku bisa jauh dari rumah yang terasa seperti penjara itu.
Sekarang disinilah aku, terjebak di akhir semesterku.
Layar handphoneku kembali tertera nama "mama" ku geser layarnya ke arah warna hijau.

"Kau kemana saja? Knpa lama sekali mengangkat telp!" Bentakny dari sebrang sana.

Inilah alasanku sering mematikan handphoneku. Jauh dari rumah saja aku masih merasa terkekang.

"Saya di kampus" jawabku singkat.

Entah apa yang beliau bicarakan, aku menjauhkan handphoneku dari telingaku. Ketika ku rasa tak ada lagi suara. Baru ku jelaskan.

"Sudahlah ma. Saya capek. Mau pulang istirahat"

Ku dengar teriakannya, aku tak peduli. Langsung ku putuskan sambungan telpku. Ku nonaktifkan sim 1 agar mamaku tak bisa menhibungiku lagi . Tapi ada saja yang buatku kesal. Sudah beberapa hari ini seseorg selalu mengirimiku pesan singkat di sim 2 ku. Aku bahkan tak mengenalnya.

*****
Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, nita-teman satu kosnku- merapikan lemarinya.

"Ken, bagaimana urusanmu dengan bu desi?"

"Dia tak datang" jawabku santai.

"Bisa-bisanya kau setenang itu ken. Jika tugasmu belum selesai sampai akhir bulan ini, kau tidak bisa ikut wisuda"

"Tenang saja nit, uang orang tuaku akan menyelesaikan segalanya"

"Kau tak boleh seperti itu ken, itu sama saja kau membohobgi dirimu sendiri"

" aku tak peduli nit, anggap saja ini adalah pemberontakanku terhadap orang tuaku"

"Ini bukan kenny yang ku kenal. Aku tahu jauh di dasar hatimu terluka. Tapi tak seperti ini caranya menyikapinya, ken"

Aku tak menanggapi perkataan nita lagi. Tiba-tiba saja airmataku menetes. Itu memang bukan diriku. Dulu aku bukan anak seperti itu. Aku bukan pemberontak seperti sekarang, dulu aku anak penurut, aku sayang orangtuaku. Aku ingin menjadi kebanggan mereka. Hingga akhirya mereka mengingkari janji. Mereka bilang saat aku kuliah, aku bebas memilih fakultas apapun yang aku inginkan. Tapi ternyata semua hanya kebohongan. Mereka memberi harapan palsu pada anak usia 18th ini. Mereka sendiri yang membuatku jadi pemberontak. Aku ingin mereka juga merasakan betapa sakitnya jika keinginanmu tak terpenuhi. Aku tak ingin lagi menjadi kebanggaan mereka. Meski harus menyakiti dan membuang impianku. Aku tak peduli lagi dengan sekitarku.

Lagi-lagi ada pesan singkat di sim 2 ku. entah dari siapa, nomornya tidak terdapat di kontakku. Aku mengernyitkan dahiku membaca pesannya. Ku lihat foto profilnya. Aku tak mengenal orang ini. Tapi dia mengenalku, oh mungkin saja aku lupa.

WA
(08237359xxxx)
Kenny..

"Nit, akhir-akhir ini ada yang mengirimiku pesan. Apa kau kenal orang ini?" Aku menunjukkan foto profilnya pada nita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUMPULAN ONESHOOT "IC"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang