Chapter 2 - Lost Control

61.4K 2K 1
                                    

"Ya! Berhenti meminum milikku!" desis Keyna marah sambil mengangkat tinggi dan membalikkan gelasnya yang sudah kosong diatas bibirnya berharap masih tersisa setetes wine disana.

Rhea mendengus kesal. "baru sebotol dan kau sudah mabuk, Keyna?" ujarnya sambil menegak kembali gelas ditangannya.

"apa kau akan tetap berada disana?!" Gestya meneriaki Rhea tepat disamping telinganya.

"aku sudah mendengarmu, b*ngsat!" teriak Rhea tak kalah besar, meletakkan gelasnya dan berjalan mengikuti Gestya menuju lantai dasar. Bergabung dengan para manusia yang sudah tak sadarkan diri. Menari dan tertawa sepuasnya.

Rhea hanyut dalam kondisi. Perlahan ia menggerakkan tubuhnya mengikuti dentuman keras.

Ini malam minggu jadi tak heran jika klub malam sangat ramai. Beberapa pria tampak berusaha mendekati Rhea, mengikuti pergerakan tubuhnya.
Semakin mendekat pada Rhea.

Rhea terus bergerak sesuka tubuhnya, tak memperdulikan dunia disekitarnya. Para pria yang menatapnya lapar dan mesum. Bahkan para wanita yang setengah sadarpun menatapnya benci.
Gaun minim hitam melekat pas ditubuh sintalnya, menunjukkan bagian tubuhnya yang begitu indah.

"apakah kau menyukainya?" Tanya seorang pria dibelakang Rhea.
Tubuhnya sangat dekat dengan Rhea, bau alkohol menguar dari nafasnya. Rhea menoleh dan tersenyum.

"Tentu saja." Gumamnya tak jelas.
Kembali menggerakkan tubuhnya.

Pria itu tersenyum menang, "bagaimana jika aku membawamu ke tempat yang menyenangkan? Mauk-"

Bugg....

Akkhhh....

Rhea menoleh pada pria yang menggodanya. Ia terkapar dilantai, darah segar mengucur dari sudut bibirnya.

Ia sedikit tekejut.

Namun ia jauh lebih terkejut saat mendongakkan kepalanya, menatap tubuh besar dengan mata berapi-api dan tangan yang terkepal kuat.

Tanpa sadar Rhea melangkah mundur, mengerjapkkan matanya beberapa kali dan menatap sosok didepannya lagi.
Oh tidak. Gumamnya.

"Beraninya kau menyentuh istriku, bajingan!" sekali lagi Alvaro menhantam pria itu dengan kepalan tangannya.

"maaf, aku tak tau dia istrimu." Ujarnya. Ia sedikit takut menatap Alvaro yang tampak seperti iblis ketika amarah menguasainya.
Alvaro mendengus dan menggeret Rhea menjauh. Mendudukkan Rhea di kursi tingginya. "apa yang kau lakukan?!!" bentaknya pada Rhea. Rhea menatap Alvaro didepannya, memiringkan kepalanya dan tersenyum tenang, "kau, apa yang kau lakukan disini?" ujarnya.

Alvaro mengacak rambutnya frustasi, "bukankah tadi aku menyuruhmu istirahat?" matanya menatap lurus pada Rhea.

"Keyna, lihat dia." Rhea menunjuk Alvaro dengan telunjuknya sambil menatap Keyna, "bukankah dia tampan, Key?" tawa Rhea pecah seketika, Keyna ikut terbahak medengarnya.

"kudengar dia mengatakan kau istrinya." Ujar Keyna.

"oh no baby. I'm not his wife." Rhea menggeleng cepat,

"not yet." Rhea kembali tertawa terbahak dengan Keyna.

Wanita bodoh! Bagaimana dia bisa semabuk ini? Alvaro menghela nafasnya kasar.

Aku sungguh membencimu, Audrea. Audrea yang keras kepala dan bodoh. - Alvaro

---

Mentari fajar menembus tirai, membuat Rhea sedikit menggeliat.
Entah mengapa ia merasa lebih nyaman daripada pagi-pagi sebelumnya. Ia merasa hangat namun tidak membuatnya kegerahan.

StigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang