Diammu adalah rentetan kata-kata yang hanya mampu dibaca oleh mata. Sayangnya terkadang aku tak jeli menangkap maksud dari matamu. Tak terhitung berpa kali kita saling berkilah dengan ego masing-masing. Semestapun tahu kita saling mencintai, meski kadang perasaan itu berada di puncak yang tinggi atau tenggelam dalam palung yang dalam, perasaan kita tak pernah sama, tapi kau percaya, kau mencintaiku, seperti aku yang terus meyakinkan diriku tentang perasaan terhadapmu.
Tak ku sangka membersamaimu akan sesulit ini. Kau adalah sederet sandi, dan aku kelimpungan mencari kunci. Sejak ku putuskan untuk jatuh cinta, aku telah memasrahkan akhir dari hubungan ini, entah kita sampai tujuan atau harus terheneti di tengah jalan. Dan bila semus ini terhenti di tengah jalan, aku bahkan tak tahu bagaimana memulai lagi untuk mencintai.
Aku teseok karena kakiku tak mampu menyamai langkahmu, sedang beban di punggungku tak bisa ku bagi barang kau mau. Aku hanya memintamu menunggu, karena aku akan tetap berjalan seberat dan sejauh apapun itu. Dan padamu ku mohon, jangan tawar sabarku dengan bisu, karena mataku telah memandang terlalu jauh dan mimpiku melambung terlalu tinggi.