1.) Kenar, Javas & The Game

71 3 0
                                    

"If there was one thing I did right in my life, it was when I gave my heart to you."

💌


"Belajar yang bener ! Jangan cowok mulu dipikirin." ucap pria yang duduk dikursi pengemudi itu. "Iya om Ardan yang gantengnya ngalahin sapi Australi." gumam gadis itu sembari merapikan kembali poninya.

"Lah ! Om kamu yang ganteng paripurna gini kamu samain sama sapi Australi ?! Kamu sakit kayaknya ? Pulang sekolah om yang jemput kita ke psikiater." ujar Ardan sambil menatap keponakan perempuannya itu.

"Ish ! Aku gak sakit om. Apaan sih pake ke psikiater segala. Lagian Kenar kan becanda doang elah. Om makin tuwir makin baperan yah. Buruan nikah deh om biar gak sensian gini. Malu dah tuh sama kucing tetangga." oceh Kenar semerdeka hidupnya.
Ardan hanya mampu mengelus dada. Kenapa ia ditakdirkan punya keponakan ajaib seperti ini.

"Ah udahlah. Om pusing sendiri nasehatin kamu malah nanti bisa-bisa om kena stroke,"
"Hm yaudah. Mana duit jajannya ?,"
"Kamu kan udah dikasih sama bunda Kenar. Kenapa sih minta sama om lagi ? Gak cukup apa om nganter kamu aja ke sekolah ?,"
"Ish om Ardan gak asyik ah. Bukannya gak cukup uang dari bunda,"
"Trus ?,"
"Ya... Biar Kenar bisa nabung. Om gak bangga apa punya ponakan cantik tak terbantahkan ini punya hobi nabung ?,"
"Ya Allah... Mbak Tiara ngidam apa sih waktu hamil manusia ajaib kayak kamu ini." Ardan menghela nafas kasar.

"Iya–iya om tambahin. Tapi dua hari ke depan jangan minta lagi ya. Om bakal ke luar kota." ujar Ardan sembari mengeluarkan 4 lembar uang kertas berwarna biru dari dompetnya.
"Loh ? Om mau ke mana ? Trus aku nebeng sama siapa dong ?," Kenar memasang tampang memelas.
"Om mau ke Surabaya. Tugas kantor. Nih duitnya." Ardan menyodorkan uang itu pada Kenar dan disambut cepat oleh tangan gadis itu.

Ardan terkekeh, "eh buset cepet banget nariknya neng." Ardan mengacak puncak kepala keponakannya itu dengan sayang.
"Oh iya, kamu nanti nebeng aja deh sama anak tetangga baru kita." ujar Ardan. Kenar mengerutkan dahinya.
"Anak tetangga baru ? Emangnya ada ya om ? Emang dia satu sekolah juga sama Kenar ?,"

"Iya Kenar Ady Mandalika. Kamu sih di kamar aja kerjaan baca cerita menye-menye di wattpad. Kemaren sore mereka baru pindah. Dan ada anak cowok. Ganteng loh Ken. Namanya Kavin." kata Ardan.

"Kavin ? Om udah kenalan ?,"

"Hm. Yaudah sana turun ntar malah telat lagi. Oh iya si Kavin hari ini pertama masuk juga tuh di sekolahmu. Murid baru. Om yakin bakal jadi the most wanted tuh anak." kata Ardan yakin.

"Heleh... Kayaknya om naksir ya sama si cowok itu. Iuuhh.. Kelamaan jomblo efeknya sampai bikin om jadi homo. Ya Allah lindungi hamba dari om-om homo ini." ucap Kenar dramatis.

"Eh si Kenar mulutnya licin banget. Awas kamu ya ! Gak bakal om bawain oleh-oleh !,"

"Eh jangan dong om. Aish. Becanda doang."

"Bodo amat ! Sana turun. Noh bel udah bunyi."

"Ish dasar orangtua !"

"Udah turun."

"Iya."

Kenar membuka pintu mobil dan mengeluarkan kakinya.

"Eits...." Ardan menahan tangan Kenar.

"Apa ?," Kenar berbalik dengan tatapan datarnya.

MILESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang