~o0o~
Disinilah sekarang Jinki dan Kibum berada. Disebuah Taman bermain yang memiliki wahana permainan dari yang biasa saja sampai luar biasa ekstrimnya.
"Kibummie kau ingin bermain apa dulu?" Jinki terlihat sangat bersemangat dengan tangannya yang tak lepas menggenggam tangan Kibum. Disamping itu Kibum terlihat pucat, ia kurang suka dengan tempat permainan seperti ini lebih baik ia shopping sepuasnya. Tapi karna melihat binar dikedua mata Jinki ia pun luluh.
"E-eh? Aku tidak apa-apa kok Jinki hehe." Tapi didalam hatinya yang paling dalam Kibum berdoa agar ia selamat sampai pulang nanti.
"Benarkah? Kalau begitu akan Jinki tentukan saja ya!" dengan semangat Jinki menarik Kibum kesebuah wahana.
Jerit pengunjung mendominasi kawasan itu. Tapi tidak mengurangi jiwa adrenalin Jinki.
"J-Jinki! Kau sungguh akan menaiki itu!? Wahana itu berbahaya Jinki!" Kibum tidak berbohong jika saat ini ia sedang khawatir. Lebih tepatnya mengkhawatirkan dirinya sendiri, bagaimana nasibnya nanti?
"Tidak apa-apa Kibum! Bahkan Jinki sudah pernah menaiki wahana yang lebih menyeramkan bersama Taemin! "
Yang Kibum harapkan dari kencan hari ini bersama Jinki adalah saat ia pulang nanti jiwanya masih berada didalam raganya.
~o0o~
Sekarang sudah pukul lima sore yang berarti satu jam menuju jam makan malam. Jinki sedang menyetir mobilnya dengan senyum merekah sedangkan Kibum tengah menahan mual dan wajahnya terlihat pucat.
"Kibummie maafkan Jinki ya? Jinki janji jika kencan selanjutnya Jinki tidak akan membawa Kibummie ketempat seperti itu lagi."
"Hmm ti-tidak apa-apa Jin- mmmm!! Hoeekkk!" Kibum memuntahkan isi perutnya kedalam kantung plastik yang Jinki berikan padanya.
"Ughhh Kibummie butuh toilet."
Jinki mengarahkan arah mobilnya kesebuah cafe yang tidak terlalu ramai. Raut wajahnya sangat khawatir saat melihat Kibum muntah tadi.
"Selamat datang~"
Dengan terburu-buru Kibum menuju ke toilet. Jinki dengan Setia mengikuti Kibum dan membantunya memuntahkan isi perutnya lagi.
"Hoeekkk!"
Kurang lebih 5 menit Kibum muntah, sekarang ia duduk dengan tenaga yang terkuras menunggu Jinki yang sedang memesan beberapa minuman dan makanan untuk sekedar mengisi perut Kibum.
"Karna Jinki tidak terlalu tahu apa yang Kibum sukai, Jinki memesan jjajangmyeon dan orange juice."
"Hmm tidak apa-apa Jinki, terimakasih."
Kibum tersenyum lemas dan mulai memakan makanan nya dengan tenang. Selagi Kibum makan Jinki hanya menatap lelaki cantik dihadapannya tanpa ada niatan untuk mengganggu. Ia merasa jika melihat Kibum makan pun perut nya sudah kenyang.
"Jinki kau tidak makan?"
"Jinki sudah kenyang dengan melihat Kibum makan."
Karna setelah ini Jinki tidak akan bisa melihat wajah itu lagi, batin Jinki.
Kibum tersipu malu saat tangan Jinki mengusap ujung bibirnya yang belepotan. Gombal, batin Kibum.
"Jangan berbohong Jinki, kita sudah seharian berjalan-jalan dan menaiki wahana. Kau pasti lapar! Sini biar aku suapi."
Kibum mengambil alih makan Jinki yang masih utuh lalu menyendokkan sesuap makanan untuk Jinki.
"Aaaa~…"
Jinki terdiam beberapa saat sebelum tersadar lalu memakan suapan yang Kibum sodorkan padanya. Ia tidak menyangka jika Kibum akan melakukan hal sejauh itu.
"Aku akan menyuapimu sambil makan jadi makanan kita akan sama-sama habis bersama."
Jinki mengangguk dengan semangat lalu senyuman yang Kibum sukai terlukis di wajah tampan milik Jinki. Kibum tidak bisa untuk tidak ikut tersenyum saat melihat senyuman itu.
Ahh jadi ini yang dinamakan kebahagiaan dengan melakukan hal sederhana?
"Setelah makan Jinki akan mengantar Kibummie pulang. Jinki takut ibu Kibummie khawatir." Sahut Jinki.
Sebut saja jika sekarang ini Kibum tengah menerima karmanya kemarin ia mencaci Jinki dan sekarang malah nyaman berada disekitar laki-laki itu. Kibum juga sebenarnya bingung dengan dirinya sendiri saat ini. Disatu sisi ia masih menjaga jarak dengan Jinki tapi didalam hatinya ia ingin terus bersama Jinki. Seseorang bisakah beritahu dirinya apa yang sebenarnya terjadi?
~o0o~
Keesokan paginya disekolah Kibum tidak menemukan Jinki dimanapun padahal jam ditangannya sudah menunjukan pukul 08:20. Apakah Jinki telat? Atau ia tidak masuk karna kelelahan? Kibum jadi khawatir!
"Selamat pagi Kibum!" Minho datang beberapa menit sebelum bel berbunyi. Kibum menolehkan kepalanya dan mendapati Minho sedang memperhatikannya.
"Kenapa kau melihatku begitu?" Tanya Kibum.
"Tidak, hanya saja ada yang berbeda denganmu pagi ini. Kau kenapa?" Minho lalu menghampirinya lalu mendekatkan wajah tampannya pada Kibum.
"Dahimu. Pagi ini dahimu berkerut."
Ada yang aneh dengan dirinya hari ini. Sepertinya Kibum ingin menemui Taemin karna ia pasti tahu tentang keadaan Jinki. Tanpa harus repot membalas pertanyaan Minho, Kibum langsung melesat menuju kelas Taemin yang berada tepat diatas kelasnya.
"Permisi bisa aku bertemu dengan Taemin?" Tanya Kibum pada salah satu anak kelas yang ia temui.
"Taemin-ah ada yang mencarimu!"
Taemin segera keluar kelasnya dan mendapati Kibum sedang menunggunya.
"Kibum hyung? Ada apa? Tumben kau mencariku?" Kibum hanya penasaran saja kok dengan keadaan Jinki. Bisa saja Jinki tidak masuk sekolah hari ini karna sakit dan itu berarti ia ikut andil.
"Kenapa Jinki tidak masuk hari ini?" Tanya Kibum to the point.
"Kibum hyung tidak tahu? Jinki hyung sedang pergi ke luar negri untuk beberapa minggu."
Atau mungkin tahun, tambah Taemin dalam hati.
Deg.
Ke luar negri?, batin Kibum. Kenapa Jinki tidak memberitahukannya? Dan untuk apa Jinki ke luar negri?
"Untuk apa ia ke luar negri?" Taemin terdiam beberapa saat. Ada gurat keraguan diwajahnya.
"Beritahu aku Taemin!" Tanpa sengaja Kibum mencengkram tangan Taemin. Perasaannya jadi tidak enak.
"Orang tua Jinki hyung ingin ia menjalani terapi disana. Dan kemungkinan besar Jinki hyung tidak akan pulang jika belum sembuh." Kibum melepaskan cengkramannya pada Taemin. Kenapa? Kenapa ia sama sekali tidak memberitahukannya? Jinki menyukainya bukan? Kibum merasa dibodohi.
"Ke-kenapa ia tidak memberitahu aku?" Suaranya bergetar diiringi setetes air mata.
"Jinki hyung sengaja tidak memberitahukan perihal keberangkatannya hari ini padamu. Jinki hyung bilang ia tidak mau orang yang ia cintai bersedih. Itulah kenapa kemarin ia mengajakmu berkencan. Ia ingin bersenang-senang dengan cinta pertamanya hyung. Maaf baru memberitahumu." Taemin pun sedih karna Jinki pergi begitu saja tanpa salam perpisahan terlebih dahulu. Meskipun Jinki sudah memberitahu terlebih dahulu padanya tapi tetap saja ia juga sedih. Diantara sepupu lainnya hanya Taeminlah yang paling dekat dengan Jinki. Mereka selalu melihat Jinki dengan pandangan sebelah mata tapi tidak dengan Taemin. Taemin malah sangat menyayangi Jinki.
"A-aku terlambat ya?" Air mata itu masih saja meluncur dengan deras. Kibum menggigit bibir bawahnya agar isakan tidak keluar begitu saja. Ia hanya malu pada dirinya sendiri. Kenapa ia begitu bodoh? Bodoh karna mengabaikan debaran itu. Bodoh karna memaksakan dirinya sendiri untuk membenci Jinki. Untuk sesaat Kibum dilanda rasa penyesalan.
-TBC-
Banyak dari kalian yang minta ini dilanjut nih oe kasih :*
Maaf syekali yaa wan kawan aku jarang up :' bingung atuh da :"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDIOT'S LOVE STORY
Fanfiction"Sstt..jangan cemas Jinki, aku tidak akan meninggalkanmu." -Kim Kibum- "T-tolong jangan pernah melakukan yang membuat jinki takut Kibummie. Ji..Jinki takut." -Lee Jinki-