Kelima

383 31 19
                                        

Satu bulan sudah Jinki berada di Singapura untuk menjalani terapinya dan sudah selama itu pula Kibum menjadi lebih pendiam dari biasanya. Bahkan Minho, Jonghyun, Woohyun dan Taemin yang baru-baru ini mengenal sosok Kibum menyadari jika laki-laki cantik itu lebih pendiam. Mereka sering mengajak Kibum untuk hangout bersama tapi Kibum lebih memilih diam dikamar atau membantu ibunya memasak. Ibu Kibum pun menyadari jika putra satu-satunya itu agak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Beliau juga belum sempat menanyakan pada Kibum apa yang sebenarnya terjadi?

Hari ini kebetulan Kibum tidak kemana-mana dan ini adalah kesempatan yang bagus untuk sekedar mengobrol.

"Kibum? Boleh ibu masuk?"

"Eum." Setelah mendapat persetujuan nyonya Kim masuk kedalam kamar putra kesayangannya. Gelap. Kibum sengaja mematikan lampu kamarnya karna tidak tahu kenapa ia hanya ingin. Nyonya Kim melihat Kibum menyelimuti tubuhnya dengan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Untuk lima menit sebelum nyonya Kim membuka suara hanya terdengar helaan nafas dari keduanya saja dalam kesunyian.

"Patah hati?" Tanya nyonya Kim.

"..."

"Kenapa? Kau menyesal? Marah? Sedih? Ceritakan pada ibu, Kibum." Nyonya Kim mengelus surai rambut Kibum yang mengembul dibalik selimut dengan lembut. Ini kali pertama putranya seperti ini jadi sedikit sulit bagi nyonya Kim untuk membaca air muka Kibum.

"Ibu..cinta itu apa?"

Nyonya Kim tidak terkejut jika Kibum menjadi pendiam seperti ini karena cinta. Ia jadi mengingat teman Kibum yang pernah mengajak putranya itu untuk bermain satu bulan yang lalu.

"Hmm...ibu tidak terlalu pintar mendeskripsikan apa cinta itu sebenarnya tapi, hal yang paling penting dari cinta itu sendiri adalah kau akan merasa tersiksa jika cinta itu tidak berada didekatmu. Kurang lebih itu yang ibu rasakan pada ayahmu. Lalu dekupan dijantungmu akan berpacu cepat dan kau akan menyukai itu." Kibum mendengarkan setiap kalimat yang ibunya keluarkan dan menelaah apa arti cinta menurut sisi pandang ibunya pada dirinya.

Jantungnya saat ini tidak berdekup dengan cepat, yang saat ini Kibum rasakan adalah penyesalan tapi ia sendiri tidak tahu menyesali apa? Ia seperti kehilangan sesuatu yang berharga tapi apa? Ia juga seperti merindukan seseorang tapi siapa? Ayahnya? Tidak mungkin setiap pagi mereka selalu sarapan bersama. Satu nama melesat didalam fikirannya.

"Ji-jinki?" Ia baru ingat! Jinki! Selama satu bulan ini Kibum memikirkan Jinki! Tapi bukankah ia membencinya?

"Siapa itu? Ah laki-laki tampan yang pernah mengajakmu bermain ya? Apa dia yang selama ini kau lamunkan?" Tanya nyonya Kim. Fikiran Kibum menolak untuk mengatakan iya tapi berbeda dengan hati kecilnya iya! Dia yang aku fikirkan! Sadarlah idiot kau menyukainya! Tapi lagi-lagi Kibum berusaha untuk menolaknya.

"Ti-tidak. Aku membencinya." Sakit. Kenapa hatinya sakit? Apa karena Kibum sudah membohongi dirinya sendiri? Satu tetes air mata lolos begitu saja. Tolong siapa saja! Kibum tidak mengerti! Ada apa dengan dirinya sebenarnya?

"Kau mencintainya." Nyonya Kim lalu merengkuh tubuh putranya yang bergetar tapi menahan isakan yang ingin dikeluarkannya.

"Menangislah sayang. Menangis sampai kau puas. Tapi hanya untuk saat ini." Ujar nyonya Kim sambil mengelus surai Kibum.

"Hiks a-aku membencinya! Aargh kenapa ia pergi tanpa memberitahuku!? Hiks ibu ini menyakitkan!" Barulah disitu nyonya Kim mengerti. Jika putranya memang sedang patah hati tapi tidak mau mengakuinya. Pada orang lain maupun dirinya sendiri.

Nama yang ku cintai sekali dalam hidup ini.
Telah menjauh dan makin menjauh dariku.

Disisi lain siluet laki-laki terlihat sedang melamunkan bagaimana kehidupannya kelak. Pola fikirnya mulai berubah semenjak ia dipaksa ayahnya untuk menjalani terapi di negri singa itu. Uang berbicara. Selama menjalani terapi diKorea Jinki tidak menunjukan perkembangan apapun.

"Tuan muda? Sudah saatnya Anda menjalani terapi." Jaehyun seperti biasa berada disisi Jinki atas permintaannya sendiri. Karna ia sudah terbiasa dengan tuan mudanya jadi ia menunjuk dirinya sendiri agar bisa tetap melayani Jinki selama berada di Singapura.

"Kapan pulang Jaehyun? Kibum." Meskipun pola fikirnya sudah agak berubah akan tetapi sifat kekanakannya belum terlalu menunjukan kemajuan. Jinki menanamkan dalam hatinya semua ini dilakukan untuk Kibum! Ia bertekad untuk sembuh untuk orang terkasihnya itu.

"Jika tuan muda sembuh kita pasti akan pulang secepatnya! Dan untuk Kibum aku akan mengabarinya lewat sosial media."

"S-sosial media? Apa itu? Aku juga ingin!" Memang selama ini orang tua Jinki melarang putranya itu untuk memiliki smartphone itu bisa menghambatnya. Tapi sepertinya saat ini Jinki sudah pantas untuk memiliki smartphone jadi Jaehyun berencana membelikan tuan mudanya itu nanti.

"Kau bisa menggunakannya untuk saling berkomunikasi atau mencari informasi tuan. Apa kau tertarik?"

"Iya!! Aku mau satu Jaehyun! Aku ingin berkomunikasi dengan Kibum! Dan Taemin juga." Ujarnya menggebu-gebu, Jinki sangat bersemangat hari ini!

"Baiklah akan saya belikan selepas Anda terapi." Sebenarnya ini melanggar peraturan yang tuan Lee perintahkan padanya tapi Jaehyun ingin melihat tuannya bahagia seperti sekarang!

Kebahagiaanmu lebih berharga dari apapun Jinki. Bahkan aku rela melepaskan laki-laki bermata tajam itu untukmu.
 Aku tak bisa mencintaimu.
Aku tak bisa merindukanmu.

-TBC-

Hayooo yang Jaehyun maksud siapa tuh!?😂😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 MY IDIOT'S LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang