Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
setelah berminggu-minggu guanlin nggak dateng ke sekolah, dia masuk hari ini
sejujurnya gue sama guanlin ini jarang chat. mungkin kalo video call kita masih sering tapi tidak untuk chat. idk why
"kangen nggak sama gue?", tanyanya
gue menggeleng
"kalo gue sih kangen." dia megang tangan gue lagi dan menaruhnya di pipinya yang dingin itu
"lo kenapa dingin banget?"
"kan emang?" jawabnya
kita hari ini dateng sekolah buat nerima hasil nilai ujian nasional kita, jelas jantung ini rasanya udah mau lepas dari tempatnya
tapi gue berusaha untuk tetap tenang
gimana bisa usaha lo cuma di tentukan sama selembar kertas, mungkin ada tes tambahan buat perguruan tinggi. tapi jelas nilai ujian nasional ini juga menjadi beban buat kita semua
kita dikumpulin di aula lalu duduk baris perkelas dan urut absen, katanya sih biar gampang ngebagiin kertas hasil ujiannya
guru gue satu persatu mulai dateng ke aula, lalu mereka ngebagiin sebuah kertas amplopan kecil
"yang sudah kalian pegang, adalah nilai ujian kalian. apapun hasilnya, mau bagus atau jelek. tidak sepenuhnya menentukan masa depan kalian. tapi saya percaya, kalian. anak anak yang bapak sayangi sudah mencapai yang terbaik." begitulah kata kepala sekolah gue
gue cuma ngelihat kertas di tangan gue kosong dengan pikiran yang sudah kesana kemari
"dalam hitungan ketiga kalian bisa membuka amplop tersebut."
gue cuma terus ngucapin doa, semoga bagus kalaupun jelek jangan yang paling jelek...ya..
1
2
3
dengan mata setengah ngelirik melolot gue melihat nilai di kertas itu
anak anak pada menjerit histeris, entah itu senang atau sedih.
