Always Here (I)

23 2 2
                                    

Pagi hari ini sangat cerah dibanding hari-hari lainnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Bibi, apakah Bibi melihat Eveline?" Tanyaku langsung kepada Bibinya Eveline.

"Oh! Kukira dia tadi bersamamu. Tadi katanya ingin kerumahmu, jadi, kubiarkan saja." jawab Bibi dengan terkejut.

Aku mengucapkan terima kasih kepada Bibi dan mulai pergi dari toko bunga itu. Mencari Eveline tidaklah terlalu susah. Dia pasti ada dirumah pohonnya.

Ya, pasti ada disana, batinku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Eveline, kau di dalam?" Tanyaku sedikit berteriak saat sudah sampai di rumah pohon tersebut. Aku mengedarkan kepalaku ke kiri dan kanan. Tepat dipojok bagian kanan terlihat seorang gadis yang memeluk kakinya rapat-rapat dan menenggelamkan kepalanya kedalam pelukan tersebut.

"Hei, apa kau baik-baik saja? Kalau ada masalah cerita saja kepadaku, jangan dipendam seperti ini kalau tidak kuat." kataku sambil berjalan kearahnya dan menenangkannya.

"Aku ingin bunuh diri. Apakah kau akan baik-baik saja?" Dia tiba-tiba bertanya kepadaku sambil mendongakkan kepalanya.

"Kau ini bicara apa sih? Bicaramu itu sudah seperti orang mabuk begini." aku mengalihkan topik.

"Kau tidak apa-apa kan kalau kutinggal bunuh diri?" Dia tetap memaksaku untuk menjawabnya.

"Aku akan tetap ada disini walaupun kau sudah pergi jauh." kataku sambil masih memeluknya.

Dan hari itu berlalu dengan kita berdiam diri dirumah pohon.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Beberapa hari setelah kejadian itu aku mulai tidak pernah melihat Eveline lagi. Kukira dia pindah sekolah atau semacamnya. Hari ini aku berniat untuk menemui Bibi May.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ternyata tidak disadari aku sudah sampai ditoko bunga Bibi May.

"Bibi, apakah ada eveline?" Tanyaku saat sampai disana dengan tersenyum.

"Kau tidak tahu? Dia sudah meninggalkan kita semua, Tasha. Beberapa hari yang lalu." Bibi berkata sambil menatap jendela. Bibi seperti ingin menangis saat ini.

Dan saat itu juga aku seperti mati rasa, bahkan aku tidak sadar aku sudah menjatuhkan tempat makan siangku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku berlari secepat mungkin ke rumah pohon. Persetan dengan semuanya yang bilang kepadaku bahwa dia sudah meninggal. Aku tidak percaya sebelum aku melihat mayatnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Disaat aku sampai rumah pohon aku melihat ada sebuah CD yang tergeletak di lantai. Aku mengambil CD tersebut dan langsung memutarkannya.

Dan diawal video itu terlihat muka eveline yang agak sedikit musam.

"Hei, kau sehat-sehat saja, kan? Maaf selama ini aku tidak pernah memberitahu kepadamu alasan mengapa aku sangat ingin bunuh diri. Aku mengidap penyakit kanker otak stadium 4. Aku baru mengetahuinya kemarin, hari dimana aku menanyakanmu pertanyaan itu. Ya, aku tahu. Mengapa aku tidak memberi tahu mu dari awal saja? Aku tidak ingin kau mencemaskanku. Jadi maaf, selama ini aku memendamnya. Terima kasih atas semua yang telah kita lakukan bersama. Aku menikmatinya. Dan sekarang selamat tinggal. Kuharap kau baik-baik saja saat kutinggal." Dan video itu diakhiri dengan Eveline yang tersenyum terpaksa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tangisku pecah pada saat itu juga. Aku tidak percaya ini. Dia meninggalkan semuanya. Kurasa aku tetap tidak bisa menahan dirinya bagaimanapun caranya.

Yang pasti, aku akan selalu ada disini, sampai akhir.

The End.

⚪️⚫️⚪️⚫️

Gimana nih ceritanya? Bagus gak? Hehehe ini ceritanya aku tulis disekolah pas pelajaran belum mulai. Aku nulis dibuku dulu sih awalnya. Tolong kasih tau pendapat kalian tentang yang satu ini.

Sekian dari Boon, makasih udah mau baca.

Short Stories!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang