👤 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal ㅤㅤ
Al-Lajnah Ad-Daimah, Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia pernah ditanya.
ㅤ
❔ Soal :
ㅤ
Bolehkan kita mengatakan dalam sanjungan kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Sayyidina Muhammad’ dalam shalawat yang ma’tsur sebagaimana shalawat Ibrahimiyyah atau selainnya?
ㅤ
✅ Jawab :
ㅤ
Shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tasyahud, sepengetahuan kami tidak terdapat kalimat sayyidina yaitu ‘Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad …’. ㅤ
ㅤ
Begitu juga pada do’a sesudah adzan dan iqomah tidak terdapat pula kalimat sayyidina. Alasannya karena tidak ada dalil shohih (yang bisa diterima, pen) yang menyebutkan bahwa Nabi mengajarkan para sahabatnya mengenai tata cara shalawat kepada beliau atau pun adzan dan iqomah. Dan juga hal ini dikarenakan ibadah adalah tauqifiyyah (harus ada dalil untuk dilaksanakan, pen). ㅤ
ㅤ
Tidak boleh seseorang menambah ajaran yang bukan syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun menggunakan lafadz sayyidina selain tempat-tempat tadi (selain tasyahud dan doa sesudah adzan) maka tidaklah mengapa.
ㅤ
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Aku adalah sayyid anak Adam pada hari kiamat maka janganlah berbangga diri.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
ㅤSumber : https://rumaysho.com/294-hukum-menggunakan-lafadz-qsayyidina-q-muhammad-2.html
Repost : https://chat.whatsapp.com/JXHXebeb7pp3p0eVpRwMm6
ㅤ
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan Allâh membalas anda dengan kebaikan karena telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Islam is My Life
EspiritualIni tentang ilmu, lebih tepatnya ilmu agama. Dimana ilmu agama dapat membawa kemaslahatan bagi kita baik di dunia maupun akhirat. Dikutip dari berbagai sumber.