P - Chapter 2

53 3 0
                                    

***



"Finally, i found you!"


- Alexander Samuel Russelt -




***

Queen merasakan kepalanya sangatlah sakit. Dia melihat keadaan sekitar, ini bukanlah kamarnya. Dia baru saja teringat, sebuah suntikan menyuntik di tangannya dan dia langsung pingsan.

Apakah Alex yang menyuntiknya? Tiba-tiba, dia teringat kata-kata terakhir Alex, 'Kau milikku, Queen. Milikku.' Apa yang dimaksud oleh Alex? Milikku? Miliknya? Dia bukan milik siapapun. Dia hanya milik keluarganya, bukan milik Alex.

Pintu kamar itu terbuka dan menampakkan seorang pelayan yang membawa sebuah nampan, pelayan itu meletakkan nampan di meja kecil. Saat ingin mengambil makanan itu, Queen merasakan tangannya tidak bisa bergerak lebih jauh. Dia melihat ke arah tangannya, Rantai. Tangan dan kaki Queen terlilit oleh sebuah rantai yang panjang.

Queen meminta bantuan kepada pelayan itu, namun pelayan itu hanya ditugaskan untuk membawakan nampan dan menyuapi Queen. Queen hanya pasrah, dia memang sangat lapar.

💨💨💨

Setelah selesai memakan makanannya, Queen hanya bisa memainkan jarinya. Dia tidak dapat bergerak kemana-mana. Bagaimana kabar bibi dan pamannya?

Pintu itu lagi-lagi terbuka. Tapi, bukannya pelayan yang masuk, malahan Alex. Ya, Alex. Alex berjalan perlahan menuju Queen, sedangkan Queen memilih mundur dari Alex. Alex terus berjalan dan Queen terus mundur hingga, Queen menabrak kepala ranjang.

Alex menyadari kalau Queen tidak dapat mundur lagi, Alex terus maju hingga dia duduk di tepi ranjang.

"Apa yang kau lakukan kepadaku, tuan? Aku ingin bertemu dengan paman dan bibi, mereka pasti sangat khawatir." Mata tajam Alex membuat Queen ketakutan.

"Tenang saja, paman dan bibimu tidak akan khawatir terhadapmu. Sekarang, kau akan tinggal denganku, Queen." Alex berujar santai, Queen mendengar pernyataan kalau dia akan tinggal disini. Apakah paman dan bibinya setuju.

"Aku tidak akan tinggal denganmu, pasti bibi dan paman tidak akan setuju. Kau tidak berhak menyuruhku tinggal disini." Keukeh Queen.

"Paman dan bibimu setuju membiarkan kau tinggal disini."

"Kau pasti mengancam mereka berdua, benarkan?" Tanya Queen. Dia sangat yakin, kalau paman dan bibinya diancam oleh Alex.

"Tentu, aku harus mengancam mereka untuk mencabut pekerjaan mereka dan meninggalkan rumah. Bagaimana menurutmu?" Alex menyeringai, rencananya berhasil. Gadisnya akan berada di pelukannya selalu. Selalu.

"Apa?! Kau tidak bisa mengancam mereka begitu. Sebenarnya, apa salahku?!" Teriak Queen histeris.

Queen menatap dalam manik mata Alex yang berwarna hitam pekat, Alex terkejut akan tatapan itu. Tatapan sedih dari mata Queen yang berwarna biru pekat itu. Ini kedua kalinya dia melihat tatapan kesedihan itu. Pertama, sejak mereka kecil.

Lamunan Alex terbuyar, dia tidak ingin terlalu terpikirkna tentang hal itu. Alex tersenyum, lalu berkata. "Kau tahu kesalahanmu, Ms. Varienza? Kau bersalah karena membuatku jatuh cinta kepadamu, kau mengerti? Dan sekarang, kau melupakanku? Sangat lucu." Alex tertawa masam. Di hatinya terasa sakit ketika mendengar Queen melupakannya. Dia tidak bisa terima, Queen-nya melupakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang