Selepas menikmati kimchi soup, mereka pulang menuju rumah Mommy Chika untuk mengambil Tita dan Thea yang dititipkan."Mom, double T rewel ga?" sapa Al yang ingin menggendong anaknya. Entah anak yang mana duluan, kadang butuh waktu tiga detik bagi Al untuk mengenali anaknya yang mana walau Gemma berulang kali lipat menjelaskan kalau Tita alisnya lebih tebal dan Thea bulu matanya lebih panjang.
Dibilang begitu tetap aja susah! Coba kalau Gemma bilangnya, 'Thea udelnya lebih nonjol, Pi, Tita enggak.'
Kan lebih gampang!
"Cuci tangan dulu sebelum pegang-pegang anak kalau baru pulang!
Gemma, ASInya diperah dulu sedikit, jangan langsung disusui ya...." perintah Chika yang langsung dituruti oleh pasutri ini.
Setelah menyusui Tita dan Thea, Gemma berniat pulang namun mommy Chika melarang, sudah masuk waktu tidur, lebih baik menginap saja, lagipula anak-anak sudah mengantuk.
Di rumah mommy sudah tersedia kamar bayi sejak Nash lahir. Hasil dekorasi AJ yang sering membawa Nash ke sana karena mommy Chika tergila-gila pada bayi AJ dan Grace. Tita dan Thea bisa tidur di babycrib yang besar tanpa harus mengganggu orangtuanya. Lagi pula di kamar itu tersedia tempat tidur tambahan untuk baby sitter mereka.
Al dan Gemma menurut. Untung saja Gemma selalu menyediakan satu koper mini di bagasi mobil yang isinya perlengkapan menginap darurat.
Al sudah hampir separuh tertidur saat Gemma mengguncang-guncang bahunya. "Hmmm, apa sih, Mi?" ucapnya mengantuk.
"Pi, laperrrrrrr...." ucap Gemma. Tangannya mengusap-usap perut.
"Lah, sop dubur tadi ga cukup?"
Gemma memukul bahu Al. "Gara-gara kamu bilangnya sop dubur! Aku pas makan jadi berasa kayak makan brutu ayam tau! Bikin illfeel!"
"Ya elah, Mi... kan udah biasa ngurusin double T kalau pupup. Begitu aja kenapa geli sih?"
"Disamain sama anak pup! Kamu tuh nyebelinnnnn!" Gemma gemas, mencubit lengan Al berkali-kali.
"Sakit ih! KDRT!" protes Al.
Gemma memukul sekali lagi. "Nyebelin!" Dia merajuk.
"Masih mau makan ga?"
Walau cemberut, Gemma mengangguk. "Mauuuuu"
Al menyodorkan tangannya. "Calim dulu cama Papi!"
Walau dongkol Gemma meraih tangan Al, mencium tangannya. "Maaf, Papi...."
Al tersenyum lebar, menyodorkan pipinya. "Cium dulu biar sah minta maafnya."
Gemma mengernyit kesal. "Elah, lebay amat." Tapi menuruti permintaan Al, mengecup pipinya di kanan dan kiri, pakai bonus cium bibir juga sedikit.
Al balas mengecup kening Gemma, lalu rebah lagi. "Di dapur kayaknya masih ada sisa makan malam, Mi."
"Allllllll!!!!!"
----------Setelah Gemma mengomel panjang kali lebar kali tinggi, Al bangun sepenuhnya, mencari kunci mobil untuk pergi. Gemma bilang dia mau makan menu wajib di dunia oren yang sering dia baca.
Nasi goreng!
Tak terlalu jauh dari rumah mommy ada tukang nasi goreng yang buka sampai menjelang pagi.
"Hayuk ah, katanya laper. Ini kenapa pakai dandan dulu sih," gerutu Al saat dia melihat Gemma mengganti pakaian, memakai entah serum apa, tak lupa polesan lipgloss lalu mengambil jaket. Padahal pakaian tidur gemma masih pantas dipakai keluar. Dipakai ke acara gala juga bisa katanya.
"Ya kan kudu rapi, Pi. Nanti kalau tiba-tiba ada paparazi cekrek-cekrek masuk ke kolom gosip kan ga enak. Pake judul, 'Istri Direktur Star and co terlihat kucel saat makan nasi goreng!' Kan ngeri...." Gemma membela diri.
Al menggeleng-gelengkan kepala. "Artis juga bukan...." gumamnya.
Gemma menyuruh Al mengecek si kembar dulu sebelum pergi sekaligus memberitahu baby sitter kalau mereka mau pergi sebentar. Kalau ada yang menangis, pakai ASIP saja walau biasanya jadwal menyusu double T masih dua jam lagi.
Saat diberi tahu kalau mereka masih pulas, Gemma meraih salah satu tas yang dibawanya.
Alis Al terangkat. "Ke tukang nasi goreng pinggir jalan bawa Hermes?"
"Ya gapapa lah...."
"Ga usah bawa tas kan bisa! Aku aja yang bawa dompet."
"Ga enak, udah kebiasaan. Lagipula kan bawa tisu sama tisu basah."
"Ya kan bisa cari tas yang lebih membumi! Tas baju kotor double T juga ga papa, lebih praktis"
Gemma merengut. "Masa iya pake tas itu. Kurang cetarrrr!"
"Ini kamu kalau ke warung beli molto seribu aja kudu pake dandan maksimal ya? Ga sekalian pake jam rolex, trus kibas-kibas tangan pas bayar biar kelihatan jamnya?"
Gemma tertawa. "Ga perlu pake jam. Papi belom beliin aku jam yang harganya 20 m sih...."
"Ini kode ya?" Mata Al menyipit saat Gemma mengerjap-ngerjapkan mata sekaligus merangkul mesra lengan Al.
"Kode kerassssss!!!"
"Ogah amat! Mending beli rumah baru!"
"Berangkat yuk, Pi," ucap Gemma yang masih bersikeras membawa tas Hermesnya.
Saat membuka pintu kamar, Al berpamitan sejenak.
"Mau ke mana dulu, Pi?" Gemma keheranan.
"Kamar Daddy. Mau pinjem jas Armani dia dulu biar matching sama tas kamu," serunya sinis.
Gemma tergelak. "Buahaha... Duilah!!! Iyahhhh, tasnya kutinggal aja!"
----------
Luv,
NengUtie
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Days with Al
ChickLitGemma absurd? Ah enggak, cuma matre aja. -Al- Al gengges? Ah enggak, cuma pelit aja. -Gemma- Mereka berdua adalah bukti nyata jika cinta dapat menaklukkan segalanya. Bahkan jika mereka berasal dari dua planet yang berbeda, planet boros dan planet ko...