Ice Cream Day

17.1K 1.5K 324
                                    


Baru pukul sebelas siang saat mereka tiba di kedai ice cream ternama di bilangan Juanda-Jakarta.

"Mi, mau pesen apa?" tanya Al.

"Sate...."

"Ya elah Mi, kalau cuma mau sate kaga perlu ke sini kali! Ini judul restonya kedai ice cream loh!"

"Lah Papi, itu di sebelah ada yang pesen sate. Laper tau! Abis olahraga!"

Al bergumam kesal sambil membolak-balik menu. "Perasaan baru makan soto mie tadi."

"Apa Al? Apa? Aku kan masih menyusui! Wajar tau makan banyak! Yang disusuin aja dua biji! Belom kalo kamu ikutan nyusu juga!"

"Bagian aku nyusunya ga perlu dibahas kenceng sih, kan jadi mau... eh, malu...." sahut Al yang matanya mengerling jahil tak lupa senyum dangdut yang terpajang di bibir.

Gemma mendelik. "Ngomong 'Fak!' ke suami dosa ya?"

"Katanya sih dosa, Mi," jawab Al kalem

"Ya udahlah, bilang, 'Ehhh bujenggggg,' aja!"

Al mengabaikan Gemma, memilih mencatat pesanan. "Aku mau banana split, sekalian sate juga deh, minumnya cola float. Kamu mau apa?"

"Spagetty ice cream, minumnya sama kayak kamu. Sate juga... Eh, lontongnya 2!"

"Kaga salah, Mi?"

Gemma menepuk-nepuk dada seakan bangga. "Kan anaknya dua! Ntar bagi jatah sate kamu 2 potong!"

"Yaelah, pake dibajak. Pesen lagi aja ntar!"

Al menyerahkan pesanannya ke pelayan, lalu lanjut mengobrol tak jelas dengan Gemma, tak lama lama kemudian pesanan mereka datang. Benar saja, jatah sate Al dicomot tidak cuma 2, tapi 4. Dan Al hanya bisa mengelus dada sekaligus perut, pasrahhhh!

Apalah sayah, demi si buah hati dan ketidakrelaan mengeluarkan duit lagi.

Al menghabiskan suapan ice cream terakhirnya.

"Mi, ini kan ceritanya kita lagi time out dari double T ya. Anak-anak lagi dipegang sama Mommy. Baru kali ini kita jalan berdua aja setelah 3 bulan duet upil fenomenal lahir.

Aku bingung deh, kenapa juga kamu harus ngajak lari pagi-pagi di Monas sih? Ga bisa nge-mall normal aja ya?"

"Karena lari di bundaran HI sudah biasa!" Gemma tertawa sendiri setelah mengucapkan hal itu.

"Enggak Pi, aku gendut loh ini. Lihat pahaku, segede emas Monas. Makanya, ketimbang ke Mall, mending olahraga. Lagipula, ini ceritanya aku sayang loh sama kamu. Sayang tabungan kamu lebih tepatnya. Yakin mau ajak aku ke Mall? Ada tas koleksi terbaru di sana," jawab Gemma sambil mengedip-ngedipkan mata.

Al menggengam tangan Gemma, menatap lurus matanya dengan raut wajah serius "Makasih Gem, atas cinta tulusmu."

Dan Gemma tak kuasa menahan tawa sampai menyemburkan remah kacang dari mulutnya. "Ya Lord!!! Laki gue kok begini amat!!! Beliin clutch bag, satu!"

"Yah, cintanya berkurang kalau begini caranya," protes Al.

Tiba-tiba pelayan menginterupsi mereka, "Saya ambil mangkuk sama piringnya ya."

Al bengong, karena cola float yang baru saja dia nikmati sampai tetes terakhir ikut diambil juga.

"Eh buset, esnya aja belom cair padahal, udah diambil aja. Si masnya ga tau kali ya, aku mau tuang cola kamu separoh ke gelas aku."

"Kode itu Al, udah mulai rame nih tempatnya," jawab Gemma cuek.

"Ya udah kalau gitu. Aku nunggu kode lain dari si mas, 'Permisi Pak, bangkunya sama mejanya saya angkat ya....'" ucap Al sambil memperagakan bagaimana cara mengangkat meja.

Gemma kembali meledak tertawa. "Papi sakit ih!!!!!"

----------

Holla, back again with duet maut geje ini.

Cerita ini isinya hanya kumpulan percakapan absurd mereka tanpa jalan cerita. Karena kalau sampai bikin plot cerita, neng pasti akan masukin drama penuh siksaan batin. (Udah kebiasaan buat drama soalnya. 😈😈😈)

Rela ga kalau mereka dibikin berdarah-darah? 😁😁😁

Yah, intinya hanya kehidupan sehari-hari rumah tangga aja. Inspirasinya juga dari kehidupan sehari-hari. Contohnya ya part ini, bagian diusir secara halusnya pas lagi makan ice cream. 😂😂😂

Mungkin jatohnya jadi mirip seri sebelumnya, 7 days with Al.

Jangan mengharapkan banyak-banyak narasi di sini ya. Untuk cerita AlGem lebih banyak percakapan daripada narasinya. Mohon dimaklumi. 😊😊😊

Udah, cuap-cuapnya segitu aja.

Luv,
NengUtie










Unforgettable Days with AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang