Dua

70.5K 430 31
                                    

Fero membawa tubuh Kera kedalam kamarnya, menjelajahi setiap jengkal tubuh gadis itu yang kini hanya hanya menyisakan celana pendek.

Fero kembali melumat bibir ranum Kera, turun ke leher, payu dara dan perut.

"Aaahhh"

Desahan itu pun lolos saat Fero memainkan payudara Kera, meremas dan menjilati putingnya.

"Aaahhh" Kera kembali mendesah. Nikmat, dan dia menginginkan lebih. Lebih dari ini.

Merasa puas bermain dengan payudara didepannya Fero menatap Kera lembut,  seakan meminta persetujuan dibawa sana, sejak tadi Junior Fero sudah menengang, ingin masuk dan bersatu dengan Kera.

Merasa mendapat sinyal, Fero tidak membuang kesempatan, dibukanya celana pendek Kera dan tinggal menyisahkan celana dalam berwarna merah.

Fero terseyum jahil, dimainkannya kewanitaan Kera yang benar-benar sudah basah dengan jari tenganya hingga membuat kera mendesah nikmat.

"Aaa aahh, Fer"

Fero semakin mempercepat permainan tangannya, membiarkan Kera terus mendesah dan pastinya hal itu membuat juniotnya semakin mengeras.

"Aaa aaahh"

"Aaahhhhh"

"Fer please"

Kera terus mendesah sambil merajuk, berharap Fera cepat-cepat memainkan kenikmatan yang katanya surga dunia.

"Fer, aaaahhh"

"Aaaahhh aaaahh"

"Fer"

Fero semakin gencar memainkan tangannya, malah sekarang jari tenganya dimasukka kedalam lubang kewanitaan Kera, membuat gadis itu merasakan sedikit sakit.

"Fer, ahhh"

"Sakit Fer" rintih Kera

Fero terseyum kecil, dilumatnya bibir kenyal Kera.

"Yang ini akan lebih sakit, tapi cuma bentar doang kok" bisik Fero

Pria itu seakan sudah bersiap ingin memasukkan juniornya yang benar-benar sudah menengang ke lubang milik Kera, memainkan kenikmatan yang tiada duanya.

Kera menggigit bibir bawahnya. Ini yang ditunggunya sejak dulu. Akhirnya dirinya akan merasakan surga dunia.

"Fer"

Fero kembali melumat lembut bibir milik Kera, memberi kenikmatan pada gadis di bawahnya dengan sentuhan-sentuhannya.

"Percaya sama gue, setelah ini lo akan ketagihan" bisik Fero.

Kera mengangguk, dia tidak akan menolak.

Fero terseyum manis, membuat wajah tampannya semakin tampan. Didorongnya juniornya pada lubang milik Kera yang sudah basah sejak tadi, di gesek-geseknya dan tanpa pemberitahuan didorongnya dengan sekali hentakan membuat Kera sempat berteriak karena merasakan nyeri dibawah sana.

"Fer pelan-pelan"

"Aaahhh"

"Aaaaaah"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang