dimatamu aku tak bermakna, tak punyai arti apa-apa kau hanya inginkanku, saat kau perlu tak pernah berubah
Dear diary,
Jatuh cinta sama sahabat sendiri, adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan. Harus berapa kali aku merutuki diriku sendiri untuk tak jatuh cinta sama dia. Sungguh menyakitkan saat dilupakan dan tak dianggap sama sahabat, teman kecilku, teman yang slalu ada untukku.
Cakka Kawekas Nuraga, nama yang selalu ada di hatiku, orang yang selalu bisa membuatku salting saat bersamanya. Di dunia ini banyak beribu cowok, tapi mengapa aku harus mempunyai perasaan lain terhadapnya?
Apa aku salah mencintai sahabat sendiri? Aku tak tahu apa-apa, perasaan itu muncul begitu saja. Aku Oik Cahya Ramadlani, hanya seorang gadis yang baru mengenal apa itu 'CINTA' tapi kenapa Cinta Pertamaku setragis ini?
***
Seperti biasa Oik berangkat ke sekolah dengan Cakka sahabatnya. Dari kecil mereka selalu masuk dalam satu sekolah. Apa itu yang dinamakan 'TAKDIR'?
"Ik, dah sampai."
"Oh, iya. Masuk yuk udah mau bel nih Kka"
"Ayo"
Mereka pun memasuki kelas bersama-sama. Sesaat kemudian
'Teeeeeeeettttt' akhirnya bel istirahat pun telah berkumandang. Ini adalah saat-saat paling menyenangkan bagi semua murid SMA CANVAS. Terutama Cakka dan Oik, mereka berdua emang selalu bareng kemana-mana.
"Ik, aku mau ngomong sesuatu nih" Ujar Cakka saat kelas sudah mulai sepi karna murid-muridnya lari ke kantin.
"Ya udah ngomong aja disini" Jawab Oik dengan nada yang terbilang cukup santai. Padahal, daritadi jantungnya dag-dig-dug mulu waktu Cakka megang tangannya.
"Gak bisa disini. Ke taman aja yuk" ajak Cakka kemudian yang sudah menarik tangan Oik keluar.
Sesampainya di taman.
"Cakka, lepasin!"perintahnya. "Mau ngomong apa'an sih? Kok kayaknya penting gitu?" tanya Oik heran, karena tak biasanya Cakka seperti ini.
"Kamu tahu gak? Saat ini itu aku lagi suka sama seseorang"
"Teruss?" Tanya Oik singkat.
"Dengerin dulu dong! Aku pingin nembak itu anak tapi aku gak berani" Cengir Cakka.
'Cakka suka sama orang? Ya Allah Cobaan apa ini? Kok aku kayaknya gak rela gitu ya. Aku takut kalau dia udah jadian, ntar aku dilupain.' Batin Oik
"Ik, kamu kok bengong gitu sih? Daritadi kamu gak dengerin aku ya?" tanya Cakka mengagetkan Oik.
"Eh gak eh iya aku dengerin kamu kok" Ucapnya gagap sambil memaksakan senyum. "Emangnya kamu suka sama siapa Kka?" tanya Oik kemudian sambil menatap mata Cakka.
Saat ini Mereka saling berhadapan.
"Sebenernya aku suka sama Shilla, kelas XI.IPA.1" Jawab Cakka sambil mengembangkan senyumnya.
"Oh" sedangkan Oik hanya membalasnya singkat mendadak ekspresi mukanya berubah sedih. Namun ternyata Cakka tak menyadarinya.
"Oh ya, Ik kamu maukan bantuin aku buat deket sama Shilla? Kamu kan temen satu cheers. Ayolah Ik?" mohon Cakka sangat berharap berharap Oik akan membantunya.
'mungkin dengan aku menyatukan Cakka dan Shilla, aku bisa bahagia karna Cakka pasti akan bahagia. Melihatnya bahagia aku juga ikut bahagia walau itu bukan 'aku' yang membuatnya bahagia.karna aku tak sanggup bila melihatnya sedih. Aku hanya pingin jadi sahabat yang baik buat dia'