Hurt.

13 2 0
                                    

Listen - Just The Way You Are_Bruno Mars

***

- Just you in my heart -

•••

"Gue, suka sama lo Yan," suara seorang cewek terdengar lantang dan menggema di gedung olahraga sekolah yang terlihat sepi. Namun, tak kunjung mendapat respon dari orang di depannya.

Cewek itu menghela nafas, sudah seperti pikirannya. Agak sedikit meleset setelah dia dengar orang di depannya berdehem pelan. Cewek itu mengangkat dagu nya, menunggu respon yang akan orang yang disukai nya keluarkan.

"Tapi gue enggak. Gue duluan,"

Deg.

Em, biar dia jujur lebih dahulu. Dia tahu semuanya dari awal, dia sudah membayangkan ini. Tapi kenapa, rasanya masih sesakit ini?

Perlahan setetes krystal bening meluncur, membawa kepedihan yang baru saja dan tengah dia rasakan. Dia, terduduk. Di tengah gedung olahraga yang sepi sehabis pulang sekolah, dia sendiri. Dalam diamnya, dia menangis.

•••

"Ravana pulang," cewek itu-Ravana- berucap dengan suara serak setelah membuka pintu rumahnya. Dia terus menunduk tanpa tahu tatapan penasaran yang dilayangkan oleh setiap orang yang ada di dalam rumah besar itu.

"Rava?"

Ravana menoleh, dia tahu suara ini. Suara yang dia rindukan sejak beberapa bulan belakangan, suara sang Papa.

"Papa," ia tak kuasa, ia menghambur lalu menangis ke pelukan Papa nya. Menumpahkan semuanya disana, semuanya.

"He-hei, what's wrong little princess? Ada yang mau kamu ceritakan sama Papa?" Papa nya-Mario- mengusap pelan kepala putri kecilnya. Jujur, dia lebih sedih melihat putrinya yang biasanya ceria menjadi seperti ini. Sampai suara berat milik seseorang menginterupsi kegiatan sedih mereka.

"Ke Kakak juga harus."

Itu suara sang Kakak kedua-Revano-. Dia bersidekap sambil menatap tajam pada sang Adik. Walau sorot matanya tajam, sebenarnya dia tersayat.

Ravana tersenyum sendu, lalu kemudian menggiring Kakak dan Papanya ke arah sofa yang ada di ruangan yang sangat besar untuk ditinggali satu keluarga.

"Sini duduk," Ravana menyuruh kedua malaikatnya duduk di sampingnya tepat di sofa paling besar. Meletakkan kepalanya pada pundak sang Papa lalu bercerita. Mengungkit semua kisah pahit yang dia alami.

"Ravana jatuh cinta,"

Ujar Ravana memulai, Papanya tersenyum lalu menganggukkan kepala, sedangkan Revano menyimak, dia sudah tahu Ravana jatuh cinta. Dari mata-mata suruhannya.

"Ravana jatuh cinta dua tahun lalu." lanjutnya.

Sang Papa terkejut lalu kemudian menetralisir keterkejutan nya dengan senyuman maklum. Sedangkan Revano masih diam saja.

LOVABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang