Masaku sudah terlewat,
masa ketika aku masih bisa bergelayut manja pada ibu.
Masa dimana aku masih bisa menangis dengan keras karena sebuah ketidakadilan.Sekarang, aku di sini.
Berdiri kuat menghadapi dunia.
Dunia yang tidak adil.
Dunia yang keras.Sekarang aku tidak bisa berteriak pada dunia,
aku tidak bisa lagi menangis,
aku bahkan lupa caranya tertawa.Kelamnya dunia merenggut kebahagiaanku,
merenggut warna duniaku,
merenggut tawaku,
bahkan merenggut tangis kesedihanku.Semakin dewasanya aku,
semakin aku tidak bisa jujur.
Jujur pada dunia akan apa yang kurasakan.Semuanya kusembunyikan di dasar hatiku.
Rasa sedihku, rasa kecewaku.
Semuanya kututup dengan seulas senyum ramah di bibir.Walau kenyataannya hatiku remuk,
lelah fisikku,
letihku berpikir.
Aku masih harus berdiri tegar demi menghadapi dunia yang kejam.Dunia yang semakin kejam,
seiring dewasanya aku,
seiring habisnya masa kecilku,
seiring habisnya tawaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku
PoetryBerbagai cerita tentang kehidupan yang dituangkan dalam sajak tanpa rima. kerinduan, rasa iba, kebahagiaan, kesedihan, rasa cinta, semuanya tercampur menjadi satu menjelma menjadi kisah kehidupan yang padu.