7 Januari 1850
Kerajaan Astrolia
------------------------------Nama ku Zoro umur ku sepuluh tahun, Ayah ku adalah seorang prajurit di kerajaan Astrolia, karena itu pula ia jarang pulang ke rumah. Ketika ingin pergi melaksanakan tugas nya, ia selalu berjanji kepada ku akan kembali secepatnya. Tak lupa sebuah kecupan di kening sebagai tanda perpisahan. Aku dan ayah memang sangat dekat, lebih dekat dari pada aku dan ibuku. Aku kagum dengan ayah, ia begitu gagah dan tegas, baju prajurit yang selalu ia kenakam menambah kesan tersendiri bagi seorang ayah.
Sudah satu bulan sejak ayah ku berpamitan untuk berperang dengan Kerajaan Urk, kerajaan yang satu ini memang terkenal dengan pertahanan yang kuat.
'Bagaimana jika mereka gagal?
Arghh... diam Zoro, ayah tidak mungkin gagal.' Kalimat ini telah meracuni pikiran ku. Memang peperangan kali ini lebih lama dari perang-perang yang sebelumnya, karna ayah berada di posisi garis paling belakang.Dalam sebulan penuh itu, hari-hari seakan terasa tawar, kekhawatiran meliputi seluruh pikiran ku. Aku hanya dapat berdoa agar Tuhan berpihak kepada ku.
<<o>>
Hari ini aku memutuskan untuk pergi keluar, seperti anak pada umum nya, bermain adalah salah satu kegiatan yang paling dominan.
"Ibu, kapan ayah pulang?"
"Entahlah, ibu juga khawatir."
"Kalau begitu aku pergi dulu ya ...."
"Makan dulu!"
"Tidak usah aku sudah kenyang."
Aku segera berlari ke arah pintu keluar. Tanpa ku sadari teman-teman ku sudah berada di depan pintu.
"Baru saja mau ku ketuk, kau malah sudah keluar."
Aku hanya tertawa kecil melihat wajah mereka yang penuh dengan rasa kesal. Aku memiliki dua orang teman, bocah laki-laki yang tadi ingin mengetuk pintu itu nama nya Erald, ayahnya adalah letnan dua, posisi nya memang lebih tinggi dari ayah ku. Jadi ayah nya hanya akan berperang ketika pasukan paling pertama kalah di medan perang.
Dan gadis yang ada di belakang nya bernama Anna, dia adalah adik Erald, hanya satu tahun lebih muda dari 'ku dan Erald. Aku menyukai nya, dia begitu manis, tapi aku tidak mau memberitahu hal ini ke siapa-siapa biarlah menjadi rahasia yang tersimpan di lubuk hatiku."Ada berita bagus!"
"Eh.. apa? Beritahu!"
"Ayah ku bilang pasukan pertama akan pulang besok," ujar Erald dengan wajah berbinar-binar
"Ehhhh.. yang benar?"
"Iya!"
Jantung terasa seperti berhenti berdetak, perasaan senang ku seakan ingin meluap. Aku tersenyum-senyum sendiri.
"Kak Zoro gila," ujar adik Erald dengan senyum kecil nya.
"Eh... aku senang sih!" Ujar ku sambil menutup wajah, karena tersipu malu.
Anna hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Mau ke taman?" Ujar ku kepada dua bocah sebaya ku itu.
Mereka hanya mengangguk menyetujui mendapat ku.
Kami sering sekali pergi ke taman kerajaan, karena kalau sedang beruntung, bisa melihat pemandangan langka, ya! Terkadang para bangsawan kerajaan bermain di taman, kami hanya dapat melihat mereka dari kejauhan, karena mereka di jaga ketat oleh prajurit kerajaan.
"Ku dengar-dengar hari ini puteri dari jendral teratas kerajaan akan bermain di taman," ujar Erald dengan wajah memerah.
Erald memang sangat blak-blakan ia pernah mengaku kepada ku dan adik nya, Anna, kalau ia telah jatuh cinta dengan Yoora, puteri dari jendral tertinggi kerajaan, sejak kejadian sapu tangan Yoora yang terjatuh di taman, dan di temukan oleh Erald, ia tak pernah berhenti mencium-ciumi sapu tangan itu.
Padahal yang ku tahu Erald adalah sosok lelaki yang pendiam, tapi ia telah kalah ketika di hadapkan dengan cinta. Tujuannya kini hanya satu, mengembalikan sapu tangan itu pada waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Patriot
FantasyKepergian ayah, telah memupuk kebencianku. Kebencianku telah memupuk keberanian ku. Keberanian ku telah memupuk gairah ku, kini tangan ku sudah tak sabar untuk menebas kepala musuh-musuh ku.