two

61 3 1
                                    

Entah sudah ke berapa kalinya aku mengatakan pada Vanessa bahwa aku tidak akan datang ke pesta Jace. But, here i am. Mobil yang Vanessa kendarai bersamaku terparkir di pekarangan rumah Jace yang terbilang cukup besar. Vanessa keluar dari mobil sedangkan aku terdiam di dalam, tidak yakin untuk keluar dan masuk ke rumah Jace.

"It'll be alright, Abilene" ujar Vanessa kala membuka pintu mobilnya untukku.

"Kau tau bahwa disana ada Nick, bukan? Aku belum siap berhadapan dengannya, Vanny" keluhku saat membayangkan harus bertatap wajah dengan laki-laki itu. Oh, jangan mengira bahwa amarahku terhadapnya sudah mereda. Aku masih marah terhadapnya-- tidak, maksudku kecewa. Kecewa dan marah adalah suatu hal yang berbeda.

"Kalau kau tidak mau berbicara dengannya, abaikan saja! Toh Ia akan lelah dengan sendirinya nanti"

Aku menarik-narik ujung rokku yang menyentuh hingga ke paha, merasakan sesuatu yang halus saat jemariku menyentuh bahan velvet tersebut. Dengan meyakinkan diri, aku akhirnya keluar dari mobil dan bersumpah kepada diriku sendiri untuk tidak akan berbicara dengan Nick malam ini.

"That's my girl!" Pekik Vanessa girang kala tangan kirinya merangkul pundakku. Kami memasuki rumah Jace bersama dan dengan segera telinga kami disuguhkan dengan alunan musik yang berdentum cukup keras. "This is gonna be great!" Teriak Vanessa saat kami sudah berada di dalam dan melihat beberapa orang yang menari tidak beraturan, beberapa ada yang bercumbu di sudut ruangan, dan saat Vanessa menarik lenganku menuju dapur kami melihat Dylan dan Katly tengah bermain Beerpong dikerumuni dengan beberapa orang lainnya.

Menerima minuman dari Vanessa, aku segera meneguknya. Pandanganku jatuh ke seseorang yang duduk santai di sofa yang entah mengapa berada di dapur. Nick dengan gelas berwarna merah di tangannya tengah memerhatikan pertarungan antara Dylan dan Katly seperti yang lainnya. Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku sebelum Nick menyadari kehadiranku disini.

"Yo, what's up, Ladies?"

Aku menoleh ke sumber suara yang berada di belakangku dan mendapatkan Kyle dan Jace berdiri sambil berangkulan. Kyle dan Jace merupakan salah satu teman baik Nick di sekolah, mereka selalu berempat dengan Nick dan Dylan kemanapun mereka pergi. Selain Blake, mereka berempatlah yang merupakan The Most Wanted Guy lainnya di sekolahku. Mereka sangat dikagumi dengan gadis-gadis di sekolahku, sebagian bahkan ada yang membenciku karna aku sangat dekat dengan Nick. Contohnya Katly. Bukankah itu konyol?

Mereka berempat mempunyai karakter yang berbeda masing-masing. Termasuk dalam urusan suatu hubungan. Nick dan Kyle merupakan seseorang yang setia, maksudku-- mereka memang sering bergonta-ganti pasangan namun mereka tidak pernah sekalipun menduakan pasangan mereka. Berbeda dengan Dylan, he's the definition of the real asshole. Dylan tidak pernah menghargai seorang perempuan dan selalu menganggap perempuan sebagai mainannya dikala bosan. Jace pun berbeda, tidak seperti ketiga sahabatnya tersebut, Ia merupakan sosok yang cukup dingin, jika kau tidak cukup dekat dengannya maka kau pasti akan berasumsi bahwa Ia orang yang arogan dan sombong. Aku tidak tau pasti apa alasannya, yang ku tau Jace tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Ia hanya sesekali bercumbu dengan gadis yang sama untuk beberapa kali, namun tidak mengambil langkah apapun untuk menjadikan gadis itu kekasihnya. Sudah banyak korban atas harapannya, contohnya Vanessa. Yang sampai sekarang bahkan masih menyukainya.

"Hey Kyle! Hey, Jace! Great party by the way" sapaku kepada mereka.

"Thanks. Uhm, nice t-shirt, Vanny" Jace mengalihkan pandangannya dariku ke Vanessa yang sekarang kedua pipinya terlihat sedikit memerah. Is she blushing? Aku tertawa kecil melihatnya.

"Thanks" balas Vanessa dengan tatapan dreamynya saat menatap ke arah Jace. "A- Aku akan mengisi minuman lagi di gelasmu" Aku cukup terkejut dengan perlakuan Vanessa yang tiba-tiba mengambil gelas dari tanganku. Wow, kurasa Ia tidak bisa tahan berlama-lama berhadapan dengan Jace seperti sekarang ini.

My Overprotective Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang