one ❣

487 27 3
                                    

Sungguh akhir pekan yang indah, itulah yang di rasakan Jennie sekarang. Tiga hari yang lalu, Jennie dan teman-temannya pergi ke Namsan Tower. Sekarang teman-temannya sedang bermain ke apartemennya dan mengadakan makan bersama, kecuali Jisoo.

---

"Teman-teman makanan sudah siap!" Rose memanggil.

Jennie dan Lisa pun segera beranjak menuju meja makan. Mereka semua tampak gembira.

"Menu hari ini hanya bulgogi." Kata Rose.

"Kelihatannya enak, Rose memang pintar memasak." Puji Jennie.

Rose tersipu malu, "ahh.. biasa saja."

"Ayahnya membuka restoran paling enak di Seoul." Sanjung Lisa.

Menu makanan yang tersedia itu sebenarnya sederhana. Tetapi keahlian Rose yang pintar memasak dalam segala macam membuat teman-temannya sangat gembira dan menikmati masakan yang di buat oleh Rose. Mereka kadang juga ikut membantu Rose memasak di dapur.

---

"Hmm.. bagaimana kalau kita membuat Restoran di Seoul?" Ujar Lisa.

"Tapi kita baru semester pertama, bagaimana dengan kuliah kita?" Tanya Rose.

"Uang saku dari orang tua ada kalanya hanya cukup untuk biaya kita sehari hari, namun belum tentu cukup untuk membayar uang sewa. Maka kita harus mengumpulkan uang sendiri." Kata Jennie.

"Jennie benar." Kata Lisa. "Kebiasaan kami di Korea, biasanya selalu berusaha untuk mencari uang sendiri tanpa bergantung kepada orang tua. Temanku banyak juga yang mengambil kerja sambilan di luar untuk membiayai kuliah dan kebutuhan hidupnya."

"Betul juga. Kalau kerja, aku harus kerja apa?" Tanya Rose.

"Bagaimana kalau kita membuka usaha makanan bersama saja." Ujar Lisa.

"Usul Lisa boleh juga, namun kita harus mempertimbangkannya lagi." Kata Rose

"Baiklah, aku akan menanyakan pada ayahku lain kali untuk masalah ini." Kata Jennie.

---

Beberapa menit yang lalu Teman-temannya berpamitan pada Jennie untuk pulang. Kini apartemennya sudah sepi. Jennie memutuskan untuk menyalakan televisinya. Jennie sangat bosan karena terlalu lama mengganti-ganti channel tv yang akan di tontonnya dan hingga akhirnya ia menemukan drama kesukaannya yang sedang tayang di televisi.

"Wah.. Kim Rae Won tampan sekali." Gumam Jennie sambil menyaksikan idolanya yang tampil di drama itu.

"Park Shin Hye juga cantik, seandainya aku bisa secantik dia, wah senangnya."

Tiba-tiba suara handphone di sampingnya mengganggu keasyikannya yang sedang menonton drama. Ia pun mengabaikannya.

Tiba-tiba terdengar lagi suara dering handphone nya.

"Aish mengganggu saja." Akhirnya jennie mengangkat teleponnya.

Siapa yaa?

Jisoo??!

"Yeoboseyo?" Kata Jennie segera menjawab panggilan teleponnya.

"Jennie!" Terdengar suara isak tangis dari seberang telepon.

"Jisoo? Ada apa?" Tanya Jennie cemas.

"Je.. Jennie, aku minta tolong! Tolong aku!!"

"Jisoo, ada apa?" Jennie kembali mengulang pertanyaannya.

"Jebal.. hanya kau yang bisa membantuku!" Isak Jisoo dari seberang telepon.

"Baiklah. Kalau begitu aku ke rumahmu sekarang. Tunggu ya!" Kata Jennie. Ia sangat cemas dengan keadaan temannya. Jennie buru-buru mematikan televisi, masuk ke kamar untuk ganti baju, dan bergegas keluar apartemen dengan tas ranselnya.

 Jennie buru-buru mematikan televisi, masuk ke kamar untuk ganti baju, dan bergegas keluar apartemen dengan tas ranselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jennie harus pergi ke rumah temannya.
---

Jisoo merupakan gadis asli Seoul. Kedua orang tuanya kaya raya, mereka tinggal di luar negeri karena sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Gadis itu tinggal sendirian di apartemennya yang mewah.

Jennie mencapai apartemen temannya itu sekitar lima belas menit. Jennie memarkiran mobilnya dan berjalan kaki menuju apertemen tempat Jisoo tinggal. Hanya tinggal naik lift ke lantai 20. Begitu sampai di pintu kamar 2092, ia memencet bel nya. Tidak lama kemudian seorang gadis cantik keluar dari kamar, namun rambutnya berantakan dengan pipi kiri terkena bekas tamparan dan matanya yang sembab karena air mata. Gadis itu langsung memeluk Jennie dan menangis tersedu-sedu.

"Jisoo, ada apa denganmu?" Tanya Jennie tidak mengerti. Dia membawa Jisoo yang sesenggukan kedalam sambil memegang pundaknya.

Jennie membelai rambut milik Jisoo yang berantakan. "Astaga, kenapa wajahmu?"

Jisoo tidak menjawabnya dan melainkan hanya tambah menangis histeris dalam pelukan Jennie. Akhirnya Jennie memutuskan untuk membiarkannya menangis sampai kondisi nya tenang di dalam dekapannya sambil duduk di atas sofa yang empuk. Dia membelai rambut Jisoo dengan sangat lembut.

Setelah isak tangisnya mereda, Jisoo mengusap kedua matanya dan berusaha merapikan rambutnya. Jennie membantu membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang ia bawa dari tas ranselnya.

"Jadi ada apa?" Tanya Jennie pelan

"Ini semua gara-gara dia." Jawab Jisoo dengan suaranya yang serak dan parau.

"Siapa dia?" Tanya Jennie ingin tahu.

"Dia menyiksaku seperti ini." Isak Jisoo.

"Iya, tapi siapa dia Jisoo? Beritahu padaku."

"Diaa.."

Tbc 💕

Love Story - ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang