Chapter 4

37 1 0
                                    

They don't know about us

2 bulan kemudian...

Setelah pulang dari luar kota untuk menghadiri acara keluarga, akhirnya Abel tiba di kota tempat tinggalnya.

"Makasih Tuhan, akhirnya Abel sama mama bisa sampai di tujuan dengan selamat."

Sesampainya di rumah..
"Mama ntar Abel, mau nonton festival."

"Kamu gak istirahat? Pasti kamu capek"

"Enggak ma"

"Oke kalau gitu hati-hati yaa"

"Siap bos" jawab Abel.

***

"Abel kamu udah balik?" tanya Jei

"Iya baru aja, terus pulang ke rumah dulu ganti baju dan aku langsung kesini dehh. Btw cuacanya panas banget, kita duduk di bawah pohon kecil itu yuk" ajak Abel.

Jei dan teman-temannya yang lain pun menyetujui ajakan Abel.

"Jei... Itu kak Mark", teriak Abel sambil menunjuk ke arah Mark.

"Mark..." Jei pun memanggil Mark.

"Kalian ngapain disitu?" tanya Mark

"Cuacanya panas, jadi kita berteduh di bawah pohon ini" jawab Jei.

"Baiklah, aku pergi dulu yaa...", kata Mark.

Tak bisa di pungkiri saat ini perasaan Abel sangat bahagia karena bisa melihat Mark dengan jarak dekat.

***

"Abel kita pulang duluan ya, bye", pamit Jei dan yang lainnya.

Saat ini Abel bersama Reggina, Riris dan teman-teman yang lain tengah duduk di atas motor, sambil memainkan ponselnya masing-masing.

Tiba-tiba Abel mengangkat kepalanya dan ia sangat kaget karena Mark berjalan di dekatnya sambil melambaikan tangan, dan mulutnya mengeluarkan suara walaupun samar-samar tetapi Abel bisa paham karena melihat mulutnya yang mengucapkan kata "dadahh, ade Abel"

Deg...
Lagi dan lagi Abel merasa jantungnya mulai memompa dengan lebih cepat.

***

Sehabis mandi Abel langsung mengeringkan rambutnya tiba-tiba ponselnya berbunyi.

From : Mark
Kamu lagi ngapain?

To : Mark
Selesai ngeringin rambut, sekarang lagi tiduran.

From : Mark
Sama siapa?

To : Mark
Sendiri

From : Mark
Mau di temenin gak?

To : Mark
Gak, udah gak ada tempat.

From : Mark
Pasti ada kan?

To : Mark
Di lantai tuhh, masih kosong.

From : Mark
Gapapa yang penting bisa berdua.

To : Mark
Au ah, aku tidur dulu.

From : Mark
Iya selamat malam, mimpi indah adek manis.

Abel hanya membaca pesan tersebut, lalu menaruh kembali ponselnya di atas meja dan dia pun terlelap.

"Abel bangun..." suara mama Abel.

"Sabar, sedikit lagi ma"

"Cepat mandi sana, nanti kita terlambat ibadah Abel"

"Iya iya"

***

"Mama, Bapa, Abel mau antar tugas ke rumah teman"

"Emang gak bisa besok?"

"Kata teman Abel tugasnya di antar sebelum hari senin."

"Iya kamu hati-hati"

"Oke makasih"

Abel sudah meminta izin kepada kedua orangtuanya, namun sebenarnya ia tidak mengetahui rumah temannya tersebut, ia hanya mendapat alamatnya melalui pesan namun ia belum pernah ke daerah tersebut.

Tiba-tiba ada pesan masuk dari Mark.

From : Mark
Kami lagi apa?

To : Mark
Mau antar tugas ke rumah teman.

From : Mark
Sama siapa?

To : Mark
Sendiri, dan aku juga gak tau rumahnya. Cuma di kasih alamat, tapi belum pernah ke tempat itu.

From : Mark
Malam ini? Jam segini? Sendirian? Kamu sama kakak aja.

To : Mark
Iya, kakak dimana? Biar aku kesitu.

From : Mark
Kamu ke sini aja, kakak tungguin (alamat ***)

-----

Makasih buat para readers yang udah setia nunggu chapter ke 4.

Beberapa chapter berikutnya bakal di private.

Ayoo vote, comment, dan follow aku kalau kalian suka ceritanya.

Thank you so much 😊

thurskyangel

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In A RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang