Cowok yang namanya Choi Minho itu usil sekali pada Park Minri.
Contohnya saja sekarang, jelas-jelas Minri sedang bercerita seolah perumpamaan, dan kesimpulan ceritanyapun masih bisa digunakan untuk pelajaran hari itu. "Jadi, meski karbon dioksida merupakan racun bagi kita, tapi gas tersebut sangat berguna untuk tumbuhan. Kesimpulannya, segala sesuatu yang buruk pasti ada sisi baiknya,"
Itu bukan salah Minri, salahkan temannya Jung Soojung yang menyuruhnya bercerita seperti itu. Saat guru minta berdiskusi tentang masalah-masalah sosial yang terjadi disekitar mereka, Minri dengan ragu menjawab tentang penculikan, sesuai yang didengarnya dari radio semalam.
"Lah, Minri, kenapa kamu gak jawab soal masalah pembantaian tumbuhan saja? Global warming kan makin parah loh," celetuk Minho sambil nyengir jahil sesaat setelah Minri menyuarakan suaranya. Gadis berambut lurus itu langsung cemberut, lalu mengunci mulutnya rapat-rapat. Tentu saja, dia tak mau Minho tambah semangat mengisenginya jika ia membalas kata-katanya. Yang namanya Choi Minho itu, pintar banget bermain kata. Termasuk dalam urusan menggoda cewek.
Belum lagi saat pelajaran biologi-nya Mrs. Lucy yang keturunan setengah Prancis. Dikenal sebagai guru yang sok imut, ya gimana enggak. Tiap pelajaran nama Lee Minho pasti dibawa-bawa. Entah kadang-kadang ngedumel andai aja muridnya kayak Lee Minho, drama terbarunya, aktor yang paling ganteng, membuat para murid kadang-kadang memilih opsi tidur saat pelajaran daripada mendengar celotehannya tentang aktor ditambah dengan pernyataan kepedeannya. "Nih ya, Soojung hakssaeng, namanya perasaan itu bukan dikira-kira. Perasaan itu ada yang mengatur, yaitu bagian otak tengah di depan otak kecil dan dibelakang otak besar. Jangan ngaco ah. Perasaan itu senang, marah, sedih..."
"Ssaem, udah pernah nonton Robocop belum?" suara lantang Minho tiba-tiba memotong kata-kata Mrs. Lucy, membuat si guru menaikkan alisnya menatap Minho.
"Sudah, kenapa?"
"Ssaem, tahu gak, masa ada yang nonton Robocop sampai nangis," sambung Minho yang memasang wajah licik sambil melirik seorang gadis yang sudah memasang muka sebete-betenya. Siapa lagi kalau bukan Park Minri. Waktu jalan-jalan bareng gengnya kemarin, Jung Soojung gak sengaja mengajak Minho dan kroninya, akhirnya mereka nonton Robocop bareng-bareng. Apesnya si Minri, dia duduk tepat di sebelah Minho. Saat dia asik tisu-an sambil makan popcorn, dia gak sadar kalo Minho tengah melihatinya dengan tatapan aneh. Katanya, film action gitu kok nangis sih? Mana sedihnya?
"Ssaem nangis juga kok, ih itu memang film sedih tahu," balas Mrs. Lucy sambil membuka buku di tangannya lagi. "Eeeh sudah-sudah, kenapa malah ngomongin film? Ini Mollusca-nya gimana? Udah, yuk kita bahas filum berikutnya yaitu..."
Minri balik menatap Minho dengan senyum mengejek, lalu memeletkan lidahnya. Kamu kira cuma aku doang yang sensitif? Bweee...
Lain lagi kalau misalnya Minri sudah menembakkan peluru anti comel pada Minho. "Ck, biarin aja aku nangis, daripada kamu, kelebihan hormon pertumbuhan tapi gak punya perasaan," sembur Minri jengkel saat Minho lagi-lagi mengejeknya soal film Robocop.
Minho menatapnya lalu diam sejenak. "Oh gitu? Jadi aku gak punya perasaan? Tapi lebih mending sih, dari pada kamu yang kekurangan hormon pertumbuhan. Pendek amat, cengeng lagi, nonton Robocop aja nangis." balas Minho sambil melet mengejek. Muka Minri langsung merah padam.
"Itu karena kamu yang ketinggian, idiot! Coba kalo kamu normal, kamu pasti nyadar kalu tinggi aku ini juga normal!" semburnya sambil berkacak pinggang. "Dasar gak punya perasaan!" Minri menghentakkan kaki kanannya dan langsung menyeret Soojung bersamanya menuju kantin.
__
Jelas-jelas Minri marah. Bukan karena Minho mengatainya pendek, karena dia sudah mendengar ejekan itu ribuan kali semenjak bertemu dengan cowok yang ketinggian badan itu. Tapi dia kesal kenapa sih cowok secakep Minho itu memiliki sifat sedemikian ngeselinnya? Oke, Minri ngaku kalau dia tertarik dengan Minho, tapi sekarang huruf "NO WAY" akan dia capslock, underline dan diwaranai merah lalu ditempel ke jidat mulusnya jika disuruh pacaran sama Minho. Idih, cowok ngeselin amit-amit gitu. Mana kadang-kadang lebay lagi. Dan mirisnya lagi, jelas-jelas Minho hanya menjadikannya objek bulan-bulanan karena otaknya yang kadang lola dan kepolosannya yang bikin rese.
Mulai hari ini, Minri bertekad untuk mengusir Minho jauh-jauh. Dia tak akan melirik, menatap, bahkan berbicara pada cowok sialan itu. Cukup sudah keisengannya yang sudah membuatnya pusing selama dua tahun terakhir. Cukup sudah ledekan gak pentingnya yang membuat Minri uring-uringan sama Minho setiap harinya. Cukup sudah, cukup.
Saat Minri hendak memasukkan buku sejarahnya ke dalam tas, tubuhnya berputar dan ketika dia menyadari siapa yang ada di sampingnya dia siap melempar kamus Jepang yang kebetulan juga dipegangnya kepada objek di depannya itu.
"Hai,"
Minri menurunkan tangannya yang sedang memegang setumpuk buku sementara keningnya berkerut tajam. Hai? Cowok ini minum racun apa sampai tiba-tiba bilang 'hai' padanya? "Kamu... gak salah minum obat kan?"
Ternyata, pertanyaan Minri tak dihiraukan Minho. "Aku minta maaf kalau kamu marah, habis kamu polos banget sih. Tapi maaf ya, soalnya aku senang lihat berbagai ekspresi dari muka kamu,"
Minri hanya bisa mengedip-ngedipkan bola matanya, otaknya yang rada lola rada enggak ngeh dengan kata-kata Minho yang meluncur demikian cepatnya. "Aku gak bermaksud ngatain kamu pendek sama cengeng, tapi buat aku, si cengeng itu bikin aku semangat tiap hari ke sekolah,"
Jrengggg~
Entah kenapa Minri bisa mendengar suara alunan gitar di otaknya, namun perhatiannya teralih pada Minho lagi. "Dan buat aku, hidup gak bakal lengkap kalau gak ada si cengeng. Aku usilin dia supaya dia mau melihatku. Kamu ngerti, kan?"
Hah? Ngerti apa? NGERTI APAAAAHH???Suara Minri berteriak di kepalanya. "Aku suka sama si cengeng. Maaf ya kalau aku kelihatan jahat banget. Hehe. Hari Rabu nanti jangan batal ikut nonton dong, nanti aku gak bisa lihat si cengeng nangis lagi,"
Jreeengg~~~
"Soalnya, ini cara aku mengekspresikan perasaanku sama si cengeng," Minri gak bisa ngomong apa-apa karena kata-kata yang keluar dari mulut Minho terdengar tulus dan serius. Tunggu, dia gak lagi diisengin lagi, kan? Minri masih melongo meskipun Minho sudah memberikan seulas senyum tipis dan tulus yang jarang dilihatnya.
"Kamu... gak lagi ngisengin aku, kan?" tanya Minri tiba-tiba. Ekspresi Minho sekejap berubah, cowok itu mendengus dan berdiri dari kursi. "Yah, berarti serius dong?" kepala Minri mengikuti tubuh Minho yang melenggang menjauh. "Minho-ya! Aku nggak ngeh!"
Minho menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Minri sejenak. "Nanti kita omongin lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Way To Love You
FanfictionA vignette by ReeneReenePott Choi Minho & Park Minri (@charismagirl) repost from: https://shiningstory.wordpress.com