Chapter 3 : Start

230 15 3
                                    



Terik matahari menerobos melalui celah celah dedaunan serta ranting, cahayanya terpecahkan mengenai tanah lembab yang kupinjak. Mataku mendelik kesegala arah, mengayunkan tanganku kedepan lalu melepas tali yang kutarik. Shot! Anak panahku tepat menancap di baju yang dikenakan seseorang di 2 meter aku berdiri, victoria.

"bagus, kau membunuhku" vic melemaskan busur panah miliknya dan beralih mencabut anak panahku yang menancap di perutnya –yang dilapisi pelindung anti peluru. Aku melangkah mendekat sembari melepas kacamata bening pelindung. Berlatih di hutan sekitaran markas terkesan lebih menantang dibanding berlatih di dalam markas. Untungnya, kawasan ini sedang dalam kondisi aman dari bahaya. Jadi untuk hari ini markas membuka lebar pintunya, membebaskan prajurit keluar masuk sesuka mereka dan berlatih disekitaran kawasan. Ini menyenangkan, sungguh.

"kenapa kau tidak bicara kalau kau putri professor will?" vic menyingkirkan helaian rambutnya di bahu, mata coklatnya sesekali melirik padaku.

Aku tersenyum miring "tidak terlalu penting.. aku hanya putri angkatnya"
aku tahu vic kembali tertegun untuk kesekian kalinya. Tangannya cekatan melepas sarung tangan dikedua tangannya dan menenteng busur panah serta ransel anak panah miliknya.

Vic tidak menanggapi lagi, ia seperti terhanyut dengan pikirannya. mendengar pengakuan dari seorang wanita yang bilang kalau dia adalah putri angkat dari professor yang jadi mata dunia. ketika aku merapihkan busur panah milikku, suara gerungan mesin mengalihkan gerakanku. Diujung sana, Sydney mengambil kemudi mobil jeep offroad hijau yang diparkir. Ditemani oleh harry yang tengah memasukan beberapa karung kebelakang mobil. Aku tidak menyangka sydney akan melepas pakaian khasnya, yaitu kemeja jas dan rok span—seperti pegawai kantoran—menjadi kaus biru dan celana jogger panjang. dan aku tidak menyangka wanita sepertinya bisa mengendarai mobil jeep. Kupikir ia hanya bisa diam, duduk dibalik meja kantor dan mengintil, membantu aku selama di markas.

"mereka akan berangkat?" vic mengikuti arah pandang yang sama denganku. bersamaan dengan harry yang beralih menatapku, vic bangkit dan jalan mendahuluiku. Kepala harry memerintahkanku agar segera menghampirinya. Apa yang akan kami lakukan adalah sebenarnya harry mengajak vic ke perbatasan—aku yakin mereka sudah dekat dari sebelumnya, lalu lou mengikut sertakan aku. meskipun enggan, namun aku menerimanya. Vic bilang dalam rangka urusan, urusan dirinya dengan harry kupikir, entahlah.

"pasang sabuk pengaman mu dan awasi terus kondisi kawasan dengan alat ini" harry memasangkan sabuk pengaman milik vic lalu naik ke tumpangan dibelakang, bersama aku dan beberapa ikat karung. Yap, mereka memang dekat ternyata. Bersamaan dengan sabuk pengaman yang kupasang, sydney menancap gas meninggalkan markas masuk kedalam hutan. Mungkin akan membosankan selama dua jam perjalanan menuju perbatasan. Tapi ekspetasiku salah, hutan jika dilihat disiang hari cukup menarik. Tidak seperti hutan yang hanya dipenuhi pohon pohon rindang yang tinggi. Namun di hutan ini, banyak semak semak yang dipenuhi bunga langka berbentuk bibir wanita, sungai pendek dipenuhi pepohonan dikanan kirinya, jamur jenis amannita verna—walaupun beracun, dan banyak lagi.

"lihat apa?". Lagi, lamunanku terbuyar oleh suara berat dengan aksen british disebelahku. Dahiku mengkerut sewot, "apa?"

Harry memiringkan kepalanya kesamping, seperti menantangku untuk menatapnya. "kau melihatku daritadi. Jangan pikir aku tidak menyadarinya, bola mataku bisa mengekor" ia mengayunkan telunjuknya seperti menunjuk nunjuk ekor matanya.
dan ya, aku memperhatikannya daritadi, secara tidak sengaja asal kau tahu. Hanya reflek. aku hanya sedang mengagumi pemandangan hutan dikiri sana, dan tiba tiba wajah harry menghalangi penglihatanku, begitu.

"tidak sengaja" belaku, mata harry masih tidak beralih dariku. Membuatku gusar dan, "kau menghalangi penglihatanku tadi!" lalu kini nada bicaraku seperti orang yang benar benar tertangkap basah. Oh tolong.. Itu tidak sengaja.

[ON HIATUS] 28 Days Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang