chapter 00
tahun ajaran 17-18
[]Senin, 07.30 wib
"Assalamualaikum anak-anak" Ibu guru itu berdeham, "Kita sudah memasuki tahun kedua kita dalam tingkatan SMA dan sudah mulai melakukan penjurusan. Karena siswanya diacak dari pembagian kelas tahun lalu, dan saya juga guru pindahan dari unit SMP, ada baiknya kita melakukan perkenalan diri"Kelas dua SMA.
Dita, 16 Tahun.Dita tampak memilih tempat duduk paling belakang di jajaran pertama dekat pintu bersama temannya, Oka. Supaya gampang untuk tidur, sepertinya. Karena tempat yang Dita pilih merupakan blind-spot yang juga adalah tempat terfavorit siswa siswa tukang tidur di seluruh Indonesia ini.
Brama, 13 Tahun.
Brama meletakkan pantatnya diatas kursi yang duduknya tepat dihadapan meja guru, ralat, duduknya benar-benar dihadapan meja guru. Brama tidak terlambat sehingga ia harus duduk disitu. Brama sendiri yang memilih tempat duduk itu.
"Perkenalkan, nama ibu Wiya dan selain menjadi guru ibu juga merupakan seorang pekerja seni yang berfokus dalam bidang seni suara" Ibu guru yang berperawakan kurus dan walau umurnya sudah tidak terhitung muda lagi masih tampak modis dalam balutan rok satin berwarna merah muda.
Satu persatu murid lainnya mulai melakukan perkenalan diri yang sebenarnya tidak diperlukan karna sedikit banyak pasti sudah saling mengenal.
Hingga sampai ke giliran Brama.
"Gue Brama, 13 tahun, dari kelas X-E" Cowok itu berdiri kaku dan memperkenalkan dirinya singkat. Bahkan, tidak ada istimewa-istimewanya. Biasa aja.
Sebenarnya, kasus seperti Brama di sekolah mereka tidaklah aneh. Tidak aneh sama sekali malah. Sekolah mereka merupakan sekolah yang mengusung banyak tipe pembagian kelas. Dimulai dari program aksel, unggulan, regular hingga berbasis asrama yang tiap bagiannya dibedakan menggunakan warna jas dan vest yang digunakan.
Kalau ditilik dari sisi umur Brama, berarti Brama melongkap 2 kali. Ketika SD dan SMP dan kalau ia mau bisa saja Brama tetap berada di unit aksel ketika SMA. Tapi, Brama memilih untuk tidak melakukannya.
Dan di sudut ruangan, ada gadis yang terkesima dengan wajah kepemilikan Brama.
Bagi gadis itu, Brama bukan hanya sekadar tampan.
Bagi gadis itu, Brama itu imut, lucu, dan seperti anak-anak.
Karenanya, di tempat duduknya sekarang, gadis itu membulatkan tekadnya agar mengganggu cowok itu dalam setahun kedepan.Gadis itu, Dita.
dan Dita tersenyum simpul.
YOU ARE READING
tiga tahun
Teen Fiction"kok lo mau sih sama bocah?" Kisah ini kisah biasa. Dita adalah gadis kelas dua SMA dan begitu pula Brama. Bedanya, Dita lebih tua tiga tahun dibanding lelaki itu. Brama yang merupakan lelaki tujuh bersaudara dan selalu mengikuti program akselerasi...