Prolog

12 1 0
                                    

Kringg, kringgg, kringg.
Bel tanda akhir sekolah pun berbunyi, membuat siswa siswi yang mengantuk pun segera membulatkan matanya kembali, semangat untuk mengakhiri tatapan pada guru killer di depan kelas.

" cha, ichaaa, lo pulang bareng siapa hari ini?"
" dijemput abang gue. Kenapa emang?"
" mau ngajakin pulang bareng, tapi kayaknya gue keduluan yah,?"
" yee, tuh muka lo knapa? Kusut amat denger gue dijemput abang gue,?"
" gpp, gue duluan yah"
" tuh anak knapa sih, cowok gw bukan kok tingkahnya kayak lagi cemburu sih?"

Setelah membereskan bukunya, loisa pun segera melangkahkan kakinya dengan semangat menuju ke parkiran, berharap bang Tama, udah siap menunggunya, terbayang sudah lauk pauk yang dihidangkan bundanya di meja makan membuat perutnya menjerit minta diisi.

" bang Tama mana sih,? Kebiasaan no org bikin gue nunggu, gak tau apa adeknya udah kelaparan,?
" Loisa,,"
" kayak ada yg manggil gue deh, tapi siapa yah?" ia pun melirik kiri kanan,
" kak revan, kok bisa disini?"
" kakak disuruh Tama buat jemput kamu, kebetulan kk lewat sini juga "
" sering seringg aja yah kak, ginikan gue makin semangat, makasih yah kak,"

Oh, Tuhan seandainya dia yang inisiatif buat jemputin aku tiap hari kayaknya aku bisa makin jatuh cinta sama dia.

Ketika Hati MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang