Chapter 1 Certainty Way

24 1 0
                                    

Terima kasih karena mau baca ceritaku, maaf kalau masih banyak kekurangan...
Cerita ini terinspirasi dari anime yang aku tonton...
Jadi selamat menimati..

Perasaanku sekarang bercampur aduk bagikan adonan kue yang mau di panggang. Bagaimana tidak, hidupku yang penuh dengan tanda tanya karena Amnesia akan di jawab satu per satu dengan orang yang bernama Caryl Red, kakakku (katanya). Aku senang gitu, ternyata masih ada anggota keluarga yang (mengakui) ingat denganku.

Tapi aku juga punya beberapa masalah yang harus aku hadapi saat mau pindah ke Akademi Riuna.
1. Aku pindah sekolah dan harus berpisah dengan teman-temanku.

2. Aku juga harus mengundurkan diri dari perusahaan manga bulanan yang aku abdi selama beberapa bulan ini.

3. Aku harus berhenti main judi. (Walau kadang-kadang aja tapi tetep harus berhenti).

4.(Ini agak ngeri gitu) Aku harus pamit sama temen-temenku dan Doiku yang senantiasa nggak peka dan menindasku karena nggak level (Derita Anak Jomblo!).
Dan doiku yang baik yang terlalu peka hingga bilang kita kan cuman teman aja (Friend Zone!).

5. Pamitan sama ibu yang punya apartemen.

6. Beres-beres barang, dan pindah ke Akademi Riuna...???

"TUNGGU DULU..." Teriakku dalam hati.
"Di surat tadi ada stempel dan prangkonya, tapi aku belum pernah lihat sebelumnya." Pikirku.
Aku melihat lagi surat yang tadi, ternyata benar dugaanku, tidak ada alamat yang tertera di suratnya.

Aku berpikir sejenak "apa-apaan ini sebenarnya?" Pikirku perasaanku mulai nggak enak, tapi demi kenyamanan hatiku yang (masih) polos ini, aku positif thinking aja lagi, mungkin aja ini bukan buat aku, walau namanya Brem di inti suratnya tapi bisa aja untuk Bremmund sit back atau Bremmind Pull right.
Mana mungkin kan, paling salah kirim.

Yaudah aku taruh lagi suratnya ke amplop tadi, tapi amplopnya rusak dan suratnya jatuh. Yang jatuh tidak hanya surat tadi saja, tapi ada foto aku dengan seorang wanita cantik, kalo aku perhatikan sih lebih tua dari aku. Tapi foto itu ada bekas robek di bagian kirinya, jadi hanya terlihat wajahku dengan wanita yang ada di foto itu.

Aku mikir lagi "Ini aku ya?.... ganteng juga aku" Jawabku kepedean." tapi ini siapa ya mungkin kak Carly ya??"aku sempet mikir gitu. Pas aku balik fotonya ada tulisan "Adikku dan Aku" tapi tetap aja ada tulisan yang robek juga. Di ujung bawah ada tulisan lagi "Shard" (Serpihan).
Ini apa lagi gitu yang aku pikirin.

Baru aja mau mikir, aku di kagetin sama orang yang ngetok pintu kamarku. Aku setengah berlari ke arah pintu kamarku tanpa pikir panjang aku buka pintunya, tapi nggak ada orang. Aku celingak-celinguk, tengok kanan kiri (Lagi) kayak mau kabur dari rumah gitu, tapi nggak ada orang. Aneh gitu sepi dan aman-aman aja (Malah kayak gimana gitu).

Di depan keset pintuku ada surat aneh lagi dengan stempel dan prangko yang sama dan tanpa alamat. Tapi ini ada paket kecil gitu di sampingnya, tanpa pikir panjang aku langsung masuk aja ke kamar kunci pintu.

Pertama aku mikir-mikir lagi ini "orangnya kapan nganterinnya, gitu nggak kedengeran suara langkahnya". Kedua "kenapa sekarang jadi ada paketnya". Ketiga ini "Aku pengen buka paketnya dulu."

*Crash*Crash*Crash*
*ting* teng*ting*
*dor*dor*dor*
*bretetetet*
*akh*akh*akh*
*MEDIC!!!*
*FIRE IN THE HOLL!!!*
*BUMM...!!!*
(Nggak gitu juga kalik. Bercanda aja biar seru)....

Hampir 10 menit aku mati-matian buka ini paket (mungkin hampir sama suaranya kayak tadi), susahnya minta ampun. Tebal banget bungkusannya. Setelah 15 menit akhirnya kebuka juga, "Akhirnya kebuka juga!, Setelah berjuang lama, semoga selalu terjaga, haaahauwowowo." Nyanyiku malah ngawur ke lagu "Penantian Berharga" deh.

Pas di buka isinya cuman kotak sebesar wadah cincin. Pas di buka isinya semacam Pil obat berwarna Biru tua.Aku nggak tau itu kegunaanya apa, aku sempet mikir kalau ini narkoba, tapi alangkah baiknya itu suratnya aku baca dulu. Isinya gini:

Adikku tersayang Brem.

"Hai lagi Brem! Kau sudah dapat paketku? Pasti sudah karena kurir yang aku sewa sudah profesional.
Aku sudah mempersiapkan semua yang kau perlukan, jadi kau tenang saja. Satu hal lagi kau pasti bingung kenapa kau dikirimi Pil Biru, jawabannya akan kau temukan setelah kau minum Pil itu baru kau akan mengerti maksudku dan semua pertanyaanmu akan banyak yang terjawab. Kau boleh minum kapanpun kau siap aku akan selalu menunggu."

Kakakmu Carly.

Aku bingung lagi..."Apa-apaan ini! kenapa dia tau kalo aku lagi mempersiapkan mentalku (walau sama doi juga perlu lebih)", sebaiknya aku pikir-pikir lagi dengan pikiran yang positif lagi pasti ada maksudnya...

1 hari...
3 hari...
5 hari...
1 minggu...

Sudah satu minggu aku berpikir! sampai-sampai aku nggak fokus kerja dan belajar. (Sampai-sampai bingung mau ngarang kata-kata apa ke doi buat pamit). Tapi aku berpikir sejenak apa yang kakakku (mungkin) katakan ada benarnya juga "Semua pertanyaanmu akan banyak yang terjawab". Karena kata-kata itu aku jadi mantap pada keputusanku kalau aku bakal minun Pil ini.

Aku ambil Pil biru itu dengan segelas air, lalu "hap" aku telan dengan segelas air putih....
Setelah beberapa saat pikiranku menjadi tenang dan penuh dengan sesuatu yang baru.....

The True FellingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang