Chapter 3 Carly Red

16 0 3
                                    

Terima kasih kalian masih mengikutiku....
Maaf kalau masih banyak kekurangan....
Maaf kalau sampai lama chapternya....
Ini aku revisi hari ini supaya tampak bagus ceritanya...

"Breman.... Breman.... Breman...."
Ada suara memanggil namaku. suaranya tidak jelas itu laki-laki atau perempuan karena seperti desahan memanggilku.
Aku hanya terdiam... tidak bisa merespon apapun karena seluruh tubuhku di rantai dengan kencang dan ketat. Semakin lama, suaranya semakin keras dan jelas. Sekarang suaranya ternyata perempuan, tapi seperti berat suaranya, pasti ini nenek-nenek.

Aku tidak bisa melihat sekelilingku dengan jelas, yang aku tau kalau aku berada di sebuah kamar (mungkin). Tapi aku juga mendengar suara bergeraknya mesin-mesin, mungkin aku berada di kamar yang berada di sebuah pabrik.
Tiba-tiba suara mesin-mesin tadi berhenti dan pintu terbuka dengan perlahan. Yang aku bisa lihat hanya orang tua membawa sebuah kayu (mungkin) dan mendekatiku.

"Hee.. ahahaha...."tawanya suara nenek itu.
"Inikah orang yang terpilih itu?
Jangan bercanda padaku!" Bentaknya. Pandanganku semakin buram, seluruh badanku mati rasa, semua indraku seperti mati. Seandainya ada sesuatu yang dapat melepaskanku dari rantai yang membelungguku ini.
Lalu nenek itu mendekatiku,
"Nah Breman maukah kau bergabung denganku?" Tanya nenek itu.
"Aku... tidak mau!" Tegasku menolak.
"Kalau begitu kau harus mati!!!" Bentaknya sambil mengarahkan pisau ke arahku. Dan "JLEB".

Aku terbangun dengan sangat kaget. Aku berpikir "apa-apaan tadi itu". Kepalaku terasa pusing, pandanganku terlihat kabur dan badanku terasa mati rasa. Setelah beberapa lama mati rasa, aku baru sadar kalau badanku di belenggu oleh rantai2. Tidak hanya itu bahkan tangan dan kakiku di borgol pada besi2 disekitarku.

Aku melihat sekelilingku ada 3 penjaga bersenjata lengkap menjagaku. Lalu salah satunya pergi entah kemana. Setelah beberapa lama, ada sebuah pintu terbuka di depanku. Keluar sebanyak 2 Peleton pasukan bersenjata lengkap mengepungku.
Setelah itu datang 3 orang mendekatiku daru pintu tadi. Yang 2 orang mereka memakai topeng dan semacam ada half mecha (setengah robot menempel di tubuhnya), dan tentu saja dengan senjata yang lebih bagus dari 2 peleton lagi. Dan yang di tengah hanya menggunakan jas lab berwarna putih, memakai kacamata, berambut hitam panjang memakai topi. Lalu dia mendekatiku sambil mengecheck keadaanku, seperti apakah ada yang sakit atau tidak dan sebagainya. Lalu dia memeluk kepalaku seraya bilang "syukurlah kamu tidak apa-apa". Saat itu juga seluruh tubuhku terasa segar dan sembuh lagi dan hatiku sangat senang. Mungkin karena aku Jomblo jadinya aku seneng dapat pelukan dari seorang wanita. Jadi bagi kalian yang jomblo nggak usah iri sama aku ya. Ada saatnya kalian juga dapat kesempatannya kayak aku ini.

Oke cukup Galau dan Bapernya...
Lanjut aja ya...

"Maaf mengganggu tapi anda siapa ya?" Tanyaku bingung bahagia.
"Oh... maaf aku langsung memelukmu, namaku Carly Red kakakmu sekaligus pemimpin dari organisasi rahasia ini.
Yaitu "The Ghost". Jawabnya
"Jadi anda adalah kakakku? Senang bisa melihat anggota keluargaku sendiri." Jawabku dengan senang.

Setelah itu kakakku dengan 2 orang tadi melepas rantaiku dan melepaskanku.
"Ayo ikut aku Brem." Ajak kakakku.
Aku mengikutinya dari belakang. Setelah beberapa melewati lorong besi, akhirnya aku bisa melihat pemandangan indah. Gunung tinggi dimana-mana, laut membentang luas, dan pemandangan kota yang menawan.
"Wow!!! Luar biasa kakak, ini menakjubkan!" Kagumku.
"Selamat datang di Pulau Raynant Brem. Sekarang inilah rumah barumu." Kata Kakakku.

Setelah itu kami menaiki sebuah kereta gantung untuk turun ke kota. Selama perjalanan aku melihat pemandangan yang belum pernah aku liat sebelumnya. Tapi ada bukit yang aku rasa tidak asing di lihat. Kemudian sesuatu terjadi pada ingatanku. Aku seperti melihat sesuatu, seperti langit menjadi merah, laut menjadi berombak besar, dan semuanya penuh dengan kekacauan. Kakakku yang melihat tingkahku menjadi bingung, dan bertanya.
"Brem, ada apa? Kau kelihatan bingung."
"Umm... kak apakah aku pernah disana?" Tanyaku sambil menunjuk bukit itu yang ada pohonnya.
"Brem... sebenarnya...".
"Pemberhentian berikutnya adalah Stasiun D-Hag 18. Harap semua penumpang untuk bersiap-siap dan berhati-hati bagi yang akan turun nanti. Karena Stasiun D-Hag sedang keadaan yang cukup ramai." Kata pengumuman tadi.
"Oo.. sudah hampir sampai kita brem... ayo kita bersiap." Ajak kakakku.
"Oke" kataku pendek. "Dasar pemberitahuan Kampr*t, belum juga selesai kakakku ngomong udah ada pemberitahuan aja nggak pas nih." Kataku dalam hati panas.
Kita menyusuri distrik 18 yaitu distrik yang berada di kota D-Hag. Kita melewati pasar dan sekolah, dan sampai di suatu perumahan distrik 18. Setelah beberapa lama kita sampai di suatu rumah bertingkat 2 yang bisa dibilang mewah bagiku. Tapi kalau diliat dari sekitarannya ini seperti model yang biasa.
"Baiklah ini rumahmu Brem, semua barang yang ada di rumah lamamu sudah ada di dalam jadi tidak usah khawatir. Aku juga menambahkan sesuatu di dalamnya, jadi untuk saat ini kau tidak perlu khawatir. Kalau begitu aku pamit dulu ya Brem, aku masih ada urusan di pusat."
"Oke kak." Kataku yang dari tadi langsung melahap kata-kata yang di bilang oleh kakakku.

Yah mungkin beginilah yang akan terjadi pada hidupku mulai saat ini. Sesuatu yang belum pernah aku lihat dan pelajari akan aku terima disini. Inilah kisah hidupku yang baru!!!

Atau itu yang aku pikirkan saat ini...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The True FellingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang