3• Mereka itu Perhatian

13 1 0
                                    

Aku sangat ingat masa itu.

Masa yang sebenarnya paling aku benci.

Kegiatan LBB.

Hari pertama aku LBB, uh, aku hampir pingsan.

Hari kedua, hanya kelelahan. Tapi wajahku pucat. Dan mereka menyadarinya.

"Mba' sakit? Minum dulu ya? Atau aku panggilkan OSIS?"

"Tidak, terimakasih."

Aku bilang tidak pada anak itu, Cinta. Terimakasih sudah mau perhatian denganku.

Karena sebenarnya itu tidak perlu.

Juga waktu itu, saat pembinaan MOS di aula atas.

Aku membuka buku salah satu anak, Puspa.

Kesalahanku saat itu, aku tidak izin lebih dahulu. Dia mengetahuinya dan marah.

"Tanganmu kok lancang?!"

Dia marah besar, hingga tangan yang kugunakan untuk mengaharap maaf darinya di tepis.

Tidak ada yang tau masalahku dan dia saat itu.

Hingga, waktu pulang tiba.

"Van, kamu ada masalah apa sama Puspa?"

Cinta bertanya saat itu, aku menceritakan semuanya. Jujur, tidak ada yang aku sembunyikan.

"Ya udah, kamu minta maaf aja."

"Dianya yang gak mau nerima maafku."

Akhirnya, semua menarikku ke bangku Puspa.

"Pus, Vania mau minta maaf. Maafin ya, kan baru ketemu, masa udah mau nambah musuh?"

Ya Allah Cin, aku terharu. Makasih ya udah mau bantuin aku ngomong maaf.

Enggak cuma Cinta, tapi semua anak perempuan membujuk Puspa buat maafin aku.

"Iya, gak papa kok. Aku maafin."

Ya Allah, baru sekali ini aku ketemu anak kayak Puspa.

Tadi marah, tapi cepet baik.

Makasih udah mau maafin aku saat itu.

Karena kalo enggak, mungkin kita enggak akan sedekat ini sekarang.

Aku juga tidak menyangka, saat itu, adalah awal pada hubungan pertemanan kami.

[]

Terimakasih kalian sudah mau perhatian kepadaku, yang mana hal itu sebenarnya tidak perlu.

Here We AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang