Why I

39 5 6
                                    

Hai, readers...  Maaf yah updatenya ketengah malaman.. Gk sadar nulis smpe malem gini...  Kuy lah ya dibaca chapter terbarunya semoga suka.. 😊
                            ----------------------

    "Merci " kataku sembari mengulurkan uang kearah supir taksi di depanku.  Kini aku sudah sampai di depan gedung apartemenku. Hari ini aku cukup lelah.  Kulangkahkan kakiku menuju lift.  Segera aku masuk ke dalam lift dan menekan tombol yang bertuliskan angka 17. Saat pintu lift mulai bergerak tertutup,  Tiba - tiba seseorang berusaha menghalangi gerakan menutup lift dengan salah satu tangannya. Seorang wanita cantik dengan rambut gelombang berwarna coklat tergerai berdiri dihadapanku. Tangan kirinya menggenggam erat tas branded berwarna pink muda.  Ia melangkah masuk ke dalam lift. Tidak ada percakapan yang tercipta diantara kami.  Sampai nada dering smartphone milik wanita disampingku berdering memecah keheningan yang tercipta.  Ia mengangkat panggilan tersebut dengan wajah yang sangat antusias. Tak sengaja aku menoleh ke arah layar smartphone wanita itu dan melihat nama William tertulis disana.  "William ? Apakah itu William si pria sialan itu ?" pikirku setelah melihat nama itu. "Ahh,  Tidak mungkin.  William bukan cuma dia.  Ada banyak orang dengan nama William bukan ?" tanyaku pada diri sendiri berusaha meyakinkan itu bukanlah William yang ku kenal.

   "Hai sayang,  Kenapa kau baru menghubungiku ? Kau sibuk ?"
Suara wanita cantik itu mulai terdengar setelah menggeser ikon dilayar ponselnya. "Orang tuamu ingin bertemu denganku ? Apakah kau bercanda Will ?" tanyanya meyakinkan perkataan seseorang disebrang sana.  "Aku akan mempersiapkan diriku sebaik mungkin will,  Aku tak akan membuatmu kecewa William Etheric Traynor. " ucapnya lagi seraya tersenyum lebar.  Seketika aku menoleh ke arah wanita disampingku. Mataku sedikit terbelalak. "Bye,  Honey" jawabnya mengakhiri percakapan via telpon mereka. Ia yang sadar akan sikapku kini menatap tajam kearahku.

  "Ada apa ? Mengapa kau menatapku seperti itu ada yang salah dengan penampilanku ?" tanyanya ketus padaku yang seketika tersadar dari keterkejutanku.  "Apakah kau mengenal pacarku,  Apa kau kenal dengan William Etheric Traynor ?" tanyanya lagi sebelum sempat aku menjawab pertanyaan sebelumnya.  " ohh tidak, aku tidak mengenalnya.  Hanya namanya sangat mirip dengan nama teman lamaku." jawabku ragu.   " kupikir kau kenal,  Tapi aneh dia sangat terkenal, pacarku adalah pewaris... "
Ting........
Pintu lift terbuka, wanita itu pun tiba - tiba menghentikan ucapannya. Ia bergegas berjalan keluar lift dengan sangat  terburu - buru. Entah apa yang menunggunya.  Aku melupakan apa yang baru saja terjadi. Berusaha meyakinkan pikiranku bahwa itu bukanlah dia.  Kakiku membawaku menuju apartemenku.  Tanganku menekan angka yang ada digagang pintu.  Bath up adalah tujuanku berikutnya.  Aku berjalan kekamar mandi mengisi penuh bath up dengan air hangat dan menetaskan essen mawar.  Aku berendam disana selama 30 menit. Lama beremdam membuatku merasa lapar.  Bergegas aku berpakaian dan menuju kedapur untuk membuat makan malam.  Kuputuskan untuk membuat salad hijau. 
   Usai makan, aku kembali kekamarku dan membuka jadwal kegiatanku esok.  Ternyata tidak ada kunjungan di luar rumah sakit dan aku hanya akan menangani pasien dirumah sakit saja.  Aku terkejut ketika tanpa sengaja melihat nama Mr. William didalam daftar pasien yang akan aku tangani esok.  Aku menarik nafas dalam berusaha tidak memikirkannya.  "apakah ini Will ?,  Tidak.. Tidak...  Ada beribu Will didunia ini Meir. Ohh ayolah Meir kamu harus melupakan si brengsek itu." tuturku dalam hati menguatkan batinku yang selalu saja terlalu memikirkan sesuatu.
Hari sudah mulai larut,  Kuputuskan untuk menutup lampiran data pasien yang sedari tadi menjadi bahan bacaanku sebelum tidur.

                       ----------------------
     Hari ini aku bangun sangat pagi, entah mengapa. Untuk mengisi waktu senggangku, akhirnya aku memilih untuk lari pagi.  15 menit kuhabiskan waktuku Jogging di sekitar gedung apartemenku. Kembali pikiranku mengingat kejadian semalam, nama William kembali berputar di dalam otakku.  Cukup lama aku harus berkonsentrasi untuk menghapuskan namanya.
     Terbukti lima tahun menahan cinta sebelah tangan kini aku masih sangat sering tanpa sengaja memikirkannya.  Namun sebuah kejadian pilu membuatku ingin sekali melenyapkan ingatanku tentangnya tapi mengapa itu sulit ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang