Chapter #7//pertengkaran.

2.9K 175 9
                                    

Kali ini aku sudah terbaring lemah di dalam tenda. Disampingku ada Daniell yang sedang duduk menemaniku seraya menyanyikan sebuah lagu.

"Leli?" tanya Daniell ketika dia melihat mataku terbuka perlahan.

"Daniell? Kamu masih disini?" tanyaku saat melihat Daniell melepaskan headsetnya dari kupingnya.

"Tentu saja. Aku akan menemanimu sampai kapanpun itu" ucap Daniell.

"Tidak usah Niel. Lagipula ada Manu yang akan menemaniku nanti" ucapku.

"Tetapi..." ucap Daniell terpotong olehku.

"Ku kira aku sudah salah paham dengannya. Menurutku, dia tidak seperti apa yang kamu kira. Dia orangnya baik. Izinkan aku ditinggal sendiri saja Niel" ucapku.

"Ta-tapi..." ucap Daniell terpotong olehku lagi.

"Niel?" tanyaku agar Daniell mengizinkanku sendiri di dalam tenda ini.

"Okay" ucap Daniell pasra.

Daniell membuka resleting tenda dan keluar dari tenda. Kesempatanku adalah, memberi notifikasi untuk Manurios, karena aku ingin meminta maaf.

Leli: Manu?

[Read]

Leli: ayo kesini : (. Aku kesepian : (.

Manurios: Daniell?

Leli: aku menyuruhnya pergi agar kita bisa berdua : (.

Manurios: where are you.

Leli: tenda warna biru.

Manurios: okay. I'm comming : ).

Seriouslly? Manu memaafkanku? Ya Tuhan... terimakasih. Aku harap emoji yang dia berikan itu adalah tanda-tanda dia ingin meminta maaf padaku.

"Leli?" tanya Manurios dengan wajah datarnya.

"Manu? Kau masih marah denganku?" tanyaku berusaha duduk.

"Menurutmu?" tanya Manurios datar dan duduk disebelahku.

"Menurutku... AW" ringisku karena aku tak sengaja menghentakkan kaki yang barusan digigit buaya.

"Are you okay Leli?" tanya Manurios panik dan langsung membersihkan darah yang sudah menumpuk pada plester yang berada di kakiku.

"It's okay Manu" ucapku lembut.

"No. Kau tak baik-baik saja. Darahmu semakin banyak Leli. Aku takut terjadi ap--" ucap Manu terpotong olehku.

"Shut up Manu. Aku rasa ini tidak apa-apa. Aku tak banyak mengekuari darah. Menurutku cuman sedikit" jelasku.

"Ka-kau membuatku takut Leli. Jujur saja" ucap Manurios dengan wajah memerah karena tingkah lakunya terlalu panik kepadaku.

"Manu. Aku minta maaf karena kesalah pahamanku. Aku kira itu..." ucapku terhenti oleh Manurios.

"Sudah. Jangan kau pikirkan lagi. Aku sudah memaafkanmu dari awal. Aku mengerti dirimu" ucap Manurios membungkam tubuhku dan melonggarkannya.

"Kau istirahat dulu. Aku ingin membuatkan teh hangat untukmu" ucap Manurios.

"Baiklah" balasku.

***

Sudah enam menit aku menunggu Manurios. Tapi dia belum juga datang-datang membawa es teh untukku. Ada apa? Biasanya jika dia ingin membuatkan es teg hangat untukku, cuman due menit saja sudah selesai.

Terdengar sayup-sayup suara teriakkan dan pukulan kelas di luar tendaku. Aku terkejut dan membuka resleting tendaku.

Saatku lihat, keramaian memadati tempat dan membuat diriku tak bisa melihat apa yang terjadi disana.

Aku berdiri walau kakiku masih sakit. Rupanya itu...

"MANURIOS!!!" teriakku karena Manurios sedang dipukuli oleh Daniell.

"Leli? Kenapa kau disini. Pergi ketendamu CEPAT!!!" teriak Manurios karena Daniell sebentar lagi akan memukul wajahnya yang sudah membiru.

"DANIELL!!! WHAT THE FUCK WITH YOU?!!! ARE YOU STUPID?!!!" teriakku menahan tangan Daniell yang ingin memukul Manurios.

"Ingat Leli. Aku tak akan membiarkan kalian berdua. Aku akan meneror kalian" ucap Daniell mengarahkan tangannya kepada Manurios kasar dan pergi dari tempat ini.

Aku tidak tau kemana Daniell akan pergi. Yang pasti, dia pergi tak jauh dari tempat itu. Aku rasa saja.

"Wh-what happen?" ucapku panik dan memegang memar di pipi Manurios.

"Aw. Don't touch this" ucap Manu memegang tanganku agar tak memegang memar yang ada dipipinya.

"So-sorry" ucapku panik dan membawa Manurios ke tendanya saja.

***

"Kenapa kamu bisa kayak gini?" tanyaku meredahkan memar di pipi Manurios dengan sapu tangan yang sudah di basahi oleh air dingin.

"Dia mengfitnahku Leli. Makanya aku kesal dan mendorongnya. Lalu saat aku mendorongnya, dia menonjokku. Dan akhirnya terjadi perkelaian" jelas Manurios.

"Itu semua karena aku?" tanyaku.

"I-iya" ucap Manurios.

"Kenapa? Aku lebih memilihmu dari pada dia Manu. Kenapa?" tanyaku lagi.

"Karena aku sayang dirimu. Memang kita hanya sahabat. Tetapi sebagai sahabat, aku menyayangimu Leli" ucap Manurios.

"Leli. Aku sekarang ingin jujur denganmu. Jujur saja, aku suka dengan dirimu. A-aku ingin kita lebih dari sahabat" ucap Manurios.

"Ma-maksudmu?" tanyaku lagi, karena bingung dengan apa yang dikatakan Manu.

***

My Lovely Manurios [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang